Annyeonghaseyo....
Hana dan Yun Soo kembali....
Happy reading chingu ^____^
Happy reading chingu ^____^
Hana terus memandangi Yun Soo yang sekarang duduk di hadapannya. Terlihat jelas rona bahagia sekaligus sedih di wajah Hana.
“aku pikir itu bukan kakak”
“bahasa koreamu tidak buruk”
“aku mempelajarinya untuk mengekspresikan diriku ketika bertemu dengan seseorang. Aku mempunyai banyak hal untuk dikatakan, jika aku tidak melakukannya aku akan sedih, khawatir bahkan menyesal” ucap Hana sedih dan membuat Yun Soo ikut sedih
“dimana ibu?”
“aku tidak tahu, tidak ada kabar dari Ayah dan Ibu sampai sekarang”
“kamu pasti kesulitan hidup sendirian”
“Oppa, pasti jauh lebih sulit daripadaku. Oppa bagaimana kehidupanmu selama ini? Apa yang kamu lakukan?” tanya Hana. Yun Soo yang mendengarnya terdiam. Tangannya yang menggenggam segelas anggur gemetar.
“bolehkah aku menggambarmu?” tanya Yun Soo berusaha mengalihkan pembicaraan
“Oppa, aku rasa kamu sudah berubah”
“bahasa koreamu tidak buruk”
“aku mempelajarinya untuk mengekspresikan diriku ketika bertemu dengan seseorang. Aku mempunyai banyak hal untuk dikatakan, jika aku tidak melakukannya aku akan sedih, khawatir bahkan menyesal” ucap Hana sedih dan membuat Yun Soo ikut sedih
“dimana ibu?”
“aku tidak tahu, tidak ada kabar dari Ayah dan Ibu sampai sekarang”
“kamu pasti kesulitan hidup sendirian”
“Oppa, pasti jauh lebih sulit daripadaku. Oppa bagaimana kehidupanmu selama ini? Apa yang kamu lakukan?” tanya Hana. Yun Soo yang mendengarnya terdiam. Tangannya yang menggenggam segelas anggur gemetar.
“bolehkah aku menggambarmu?” tanya Yun Soo berusaha mengalihkan pembicaraan
“Oppa, aku rasa kamu sudah berubah”
Yun Soo tidak memperdulikan ucapan Hana dan mulai menggambar Hana. Dari balik buku gambar, Yun Soo bisa melihat wajah Hana yang perlahan-lahan mulai dialiri air mata.
“aku, sebenarnya punya banyak hal yang ingin kubicarakan dengan Oppa, sangat banyak. Tapi aku tidak tahu darimana memulainya. Banyak pertanyaan dan banyak kata yang ingin kukatakan” ucap Hana sedih
“jangan katakan itu dan jangan bergerak, hanya melihatku” ucap Yun Soo.
Yun Soo meletakkan buku gambar di atas meja.
“apa sudah selesai?” tanya Hana
“ya”.
“aku, sebenarnya punya banyak hal yang ingin kubicarakan dengan Oppa, sangat banyak. Tapi aku tidak tahu darimana memulainya. Banyak pertanyaan dan banyak kata yang ingin kukatakan” ucap Hana sedih
“jangan katakan itu dan jangan bergerak, hanya melihatku” ucap Yun Soo.
Yun Soo meletakkan buku gambar di atas meja.
“apa sudah selesai?” tanya Hana
“ya”.
Hana mengambil buku gambar dan semakin sedih ketika melihat buku gambar yang kosong dan hanya berisikan bekas tetesan air mata.
“jangan menangis, jangan menangis, jangan menangis” ucap Yun Soo pelan dan tiba-tiba berteriak. Hana sontak terkejut mendengar suara Yun Soo yang tiba-tiba meninggi.
Yun Soo mengambil mantelnya dan bergegas pergi. Hana tidak tinggal diam dan mengejarnya.
Hana berlari-lari kecil disamping Yun Soo yang berjalan sangat cepat. Hana mulai menjelaskan kehidupannya salam 2 tahun mulai dari Spring yang dijual dan hingga dirinya bekerja di Hotel atas bantuan Ryu.
Yun Soo tiba-tiba menghentikan langkahnya “aku akan pergi, jagalah dirimu baik-baik” ucap Yun Soo
Hana berusaha menahan Yun Soo dan bertanya mengapa Yun Soo tiba-tiba berubah seperti ini
“kenapa Oppa seperti ini? Oppa seperti orang lain? Apa Oppa sudah melupakanku? Aku selalu menunggumu, menunggu kedatanganmu, apa Oppa lupa padaku?”
Yun Soo menepiskan tangan Hana “ya, aku sudah lupa”
“dimana Oppa tinggal sekarang? Apa yang Oppa kerjakan dan dimana aku bisa mencarimu?” tanya Hana sekali lagi saat Yun Soo akan pergi
“ini sangat dingin, aku harus pergi” ucap Yun Soo dan menatap tajam mata Hana “jangan ikut denganku”.
“kenapa Oppa seperti ini? Oppa seperti orang lain? Apa Oppa sudah melupakanku? Aku selalu menunggumu, menunggu kedatanganmu, apa Oppa lupa padaku?”
Yun Soo menepiskan tangan Hana “ya, aku sudah lupa”
“dimana Oppa tinggal sekarang? Apa yang Oppa kerjakan dan dimana aku bisa mencarimu?” tanya Hana sekali lagi saat Yun Soo akan pergi
“ini sangat dingin, aku harus pergi” ucap Yun Soo dan menatap tajam mata Hana “jangan ikut denganku”.
Hana memandangi kepergian Yun Soo dengan mata berkaca-kaca. Hana tak pernah menyangka jika kakak yang sangat disayanginya tiba-tiba berubah menjadi sosok orang lain yang tak pernah dikenalnya.
Di dalam mobil, Yun Soo pun tak mampu menyembunyikan kesedihannya “aku akan membuatmu terluka, maafkan aku” gumam Yun Soo.
Di sebuah rumah yang bergaya khas Jepang terlihat Maya dan Bos Yuki sedang bersama. Maya mulai bertanya pada Bos Yuki yang kini menjadi pasangannya bagaimana dia bisa mengenal Yuki. Bos Yuki hanya tertawa dan menjawab kalau itu adalah rahasia organisasi dan hanya memberitahukan sedikit informasi kepada Maya kalau Yuki adalah orang Korea dan orang yang sangat berjasa untuknya.
Sesampainya di apartemen. Maya menceritakan semua yang diketahuinya kepada sang Ibu. Sang Ibu tentu saja kesal ketika mendengar nama Yun Soo, baginya Yun Soo adalah sebuah petaka dalam hidupnya.
“jangan mengatakan hal seperti itu lagi” ucap Maya
“kenapa? Kamu tidak berniat untuk…..”
“mengapa tidak? lagipula Yun Soo sekarang sangat berbeda. Aku sudah menyia-nyiakan hidupku dengan hidup bersama pria tua itu”
“tetap tidak boleh karena…… Yun Soo menyukai Hana”
“mereka tetaplah kakak beradik dan itu diakui secara legal” ucap Maya
“jangan mengatakan hal seperti itu lagi” ucap Maya
“kenapa? Kamu tidak berniat untuk…..”
“mengapa tidak? lagipula Yun Soo sekarang sangat berbeda. Aku sudah menyia-nyiakan hidupku dengan hidup bersama pria tua itu”
“tetap tidak boleh karena…… Yun Soo menyukai Hana”
“mereka tetaplah kakak beradik dan itu diakui secara legal” ucap Maya
Ibu Maya terdiam sesaat dan tiba-tiba berteriak “orang tua Hana sudah meninggal, jadi kamu jangan berpikiran yang macam-macam”
“apakah itu benar?” tanya Maya tak percaya
“mereka meninggal karena kecelakaan 2 tahun lalu. Jangan memikirkan hal itu lagi, jika Yun Soo tahu tentang hal ini, apa kamu pikir dia akan dengan mudah melupakannya dan akan memaafkan kita karena tidak memberitahunya”.
“apakah itu benar?” tanya Maya tak percaya
“mereka meninggal karena kecelakaan 2 tahun lalu. Jangan memikirkan hal itu lagi, jika Yun Soo tahu tentang hal ini, apa kamu pikir dia akan dengan mudah melupakannya dan akan memaafkan kita karena tidak memberitahunya”.
Beberapa orang pelayan terlihat mendorong troli yang berisikan makanan dan diantara para pelayan tersebut terlihat Mika bergabung dalam rombongan tersebut. Mika penasaran dengan pertemuan yang akan diadakan di ballroom hotel apalagi para tamu undangan mengenakan pakaian serba hitam.
Pandangan Mika tiba-tiba menangkap sosok orang yang selama ini selalu dirindukan Hana. Pria tersebut berjalan melewati Mika seakan-akan tidak mengenalinya. “apa yang kau lakukan?” teriak Manager Hotel saat Mika ingin menerobos masuk “Yun Soo Oppa” teriak Mika berulang kali namun tidak ada tanggapan dari Yun Soo.
Mika berlari sekencang-kencangnya mencari sahabatnya, Hana.
“Hana, aku melihat Yun Soo, ah tidak, aku baru saja melihat Yun Soo” ucap Mika terengah-engah
Hana bergegas berlari menuju tempat yang dimaksudkan Mika
“Hana, aku melihat Yun Soo, ah tidak, aku baru saja melihat Yun Soo” ucap Mika terengah-engah
Hana bergegas berlari menuju tempat yang dimaksudkan Mika
“tolong, biarkan aku masuk” pinta Hana pada penjaga yang berdiri di depan pintu
“apa yang kalian lakukan disini” teriak Manager Hotel pada Hana dan Mika
“tolong biarkan aku masuk” pinta Hana sekali lagi
“Mika, di dalam kekurangan tenaga, ayo cepat masuk” ucap Manager Hotel dan menarik tangan Mika
“aku juga ingin masuk, tolong biarkan aku masuk” rengek Hana.
“apa yang kalian lakukan disini” teriak Manager Hotel pada Hana dan Mika
“tolong biarkan aku masuk” pinta Hana sekali lagi
“Mika, di dalam kekurangan tenaga, ayo cepat masuk” ucap Manager Hotel dan menarik tangan Mika
“aku juga ingin masuk, tolong biarkan aku masuk” rengek Hana.
Teriakan Hana terhenti saat seseorang menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya menjauh dari keramaian
“Oppa” ucap Hana sedih
“apa yang kamu lakukan disini, pulanglah ke rumah”
“tunggu sebentar, bisakah kita bertemu? Dimana dan kapan? Aku melakukannya hanya untuk mengatakan sesuatu padamu” ucap Hana sedih dan menggenggam erat tangan Yun Soo
Yun Soo hanya terdiam dan berniat pergi
“aku akan menyimpan ini, aku akan menunggu teleponmu” ucap Hana dan tiba-tiba mengambil ponsel dari saku jas Yun Soo
Yun Soo menatap Hana dan berniat mengambil kembali Hp-nya
“aku mohon Oppa” pinta Hana. Ucapan dan tatapan Hana membuat hati Yun Soo tersentuh. Permintaan dan permohonan dari dongsaeng dan Yeoja yang dicintainya tak mungkin bisa ditolak Yun Soo.
“apa yang kamu lakukan disini, pulanglah ke rumah”
“tunggu sebentar, bisakah kita bertemu? Dimana dan kapan? Aku melakukannya hanya untuk mengatakan sesuatu padamu” ucap Hana sedih dan menggenggam erat tangan Yun Soo
Yun Soo hanya terdiam dan berniat pergi
“aku akan menyimpan ini, aku akan menunggu teleponmu” ucap Hana dan tiba-tiba mengambil ponsel dari saku jas Yun Soo
Yun Soo menatap Hana dan berniat mengambil kembali Hp-nya
“aku mohon Oppa” pinta Hana. Ucapan dan tatapan Hana membuat hati Yun Soo tersentuh. Permintaan dan permohonan dari dongsaeng dan Yeoja yang dicintainya tak mungkin bisa ditolak Yun Soo.
Yun Soo mendapat tepuk tangan dari beberapa tamu undangan dan teman Bosnya atas prestasi dan usaha yang dilakukannya untuk organisasi. Seseorang diam-diam memperhatikannya dengan tatapan penuh tanda tanya, seolah-olah tatapannya menyiratkan pertanyaan mengapa orang yang menghilang selama 2 tahun muncul kembali diantara dirinya dan Hana.
Orang tersebut mendekati Yun Soo disaat Yun Soo sedang sendirian dan menatap indahnya lautan yang terbentang luas dihadapannya.
“Yun Soo” panggil Ryu “Yun Soo” panggil Ryu sekali lagi pada Yun Soo yang tak meresponnya
“Yuki…. Panggil aku Yuki” jawab Yun Soo
“aku tidak tertarik pada namamu, aku hanya ingin tahu mengapa kamu kembali muncul di hadapan Hana lagi?”
“Yun Soo” panggil Ryu “Yun Soo” panggil Ryu sekali lagi pada Yun Soo yang tak meresponnya
“Yuki…. Panggil aku Yuki” jawab Yun Soo
“aku tidak tertarik pada namamu, aku hanya ingin tahu mengapa kamu kembali muncul di hadapan Hana lagi?”
Yun Soo seketika berbalik dan menatap tajam Ryu. Yun Soo memutuskan pergi namun Ryu menahannya “untuk apa? Kita sudah lama tidak berkelahi, apa kamu ingin mencobanya?” tanya Yun Soo
“jika kamu bersedia” jawab Ryu dan menatap Yun Soo dengan tatapan tak kalah tajamnya
“jika kamu bersedia” jawab Ryu dan menatap Yun Soo dengan tatapan tak kalah tajamnya
Duel antara Yun Soo dan Ryu kembali terjadi. Perkelahian yang sempat terjadi dua tahun yang lalu, hari ini kembali terulang. Baru beberapa menit Yun Soo dan Ryu bertanding, Yun Soo tiba-tiba memutuskan menghentikan pertandingan. Ryu menjadi kesal melihat sikap Yun Soo yang menganggap pertandingan ini hanyalah sebuah lelucon saja.
“aku tidak akan melepaskanmu jika kamu menyakiti Hana lagi” ucap Ryu ketika Yun Soo akan pergi. Yun Soo hanya tersenyum dan melingkarkan ibu jari dan telunjuknya pertanda oke.
Saat Yun Soo dan anak buahnya kembali ke kamar, terlihat seorang pria sedang memata-matai kamar mereka. Hal itu membuat Yun Soo tidak tenang dan keesokan harinya segera menemui Bosnya.
Rupanya orang yang dilihat Yun Soo adalah Simada, pria yang sempat dilukainya dua tahun silam. Yun Soo dan Bosnya mengira kalau Simada sudah meninggal namun dugaan mereka salah besar.
“berhati-hatilah dan bertindaklah perlahan-lahan” pesan Bos Yun Soo
Rupanya orang yang dilihat Yun Soo adalah Simada, pria yang sempat dilukainya dua tahun silam. Yun Soo dan Bosnya mengira kalau Simada sudah meninggal namun dugaan mereka salah besar.
“berhati-hatilah dan bertindaklah perlahan-lahan” pesan Bos Yun Soo
Malam harinya, Yun Soo mendatangi klub milik Maya. Niat Yun Soo adalah untuk membebaskan Hana dari jeratan Maya dan Ibunya.
“Yuki” panggil Maya ketika memasuki toilet klub tempat dirinya dan Yuki berjanji untuk bertemu “apa kamu berpura-pura tidak mengetahui kalau aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau. Meskipun sekarang kamu membohongiku dengan berpura-pura menjadi orang lain aku tidak perduli. Sekarang kamu berdiri di hadapanku sebagai orang yang berbeda, aku tidak menduga jika kamu akan sukses seperti sekarang”
“aku tidak ingin Hana bekerja disini lagi mulai besok” ucap Yun Soo
“aku tidak suka diperintah. Bisakah kamu berbicara kepadaku dengan lemah lembut?”
“aku ingin Hana tidak bekerja disini lagi besok” ulang Yun Soo dengan nada bicara sopan yang membuat Maya tersenyum sesaat dan mengatakan
“tidak mungkin”
“Yuki” panggil Maya ketika memasuki toilet klub tempat dirinya dan Yuki berjanji untuk bertemu “apa kamu berpura-pura tidak mengetahui kalau aku bisa mendapatkan apapun yang aku mau. Meskipun sekarang kamu membohongiku dengan berpura-pura menjadi orang lain aku tidak perduli. Sekarang kamu berdiri di hadapanku sebagai orang yang berbeda, aku tidak menduga jika kamu akan sukses seperti sekarang”
“aku tidak ingin Hana bekerja disini lagi mulai besok” ucap Yun Soo
“aku tidak suka diperintah. Bisakah kamu berbicara kepadaku dengan lemah lembut?”
“aku ingin Hana tidak bekerja disini lagi besok” ulang Yun Soo dengan nada bicara sopan yang membuat Maya tersenyum sesaat dan mengatakan
“tidak mungkin”
Yun Soo menjetikkan tangannya dan dua orang anak buahnya masuk dengan membawa sebuah koper yang berisikan beberapa lembar uang. Maya tersenyum “uang? Apa kamu tidak tahu aku istri dari siapa? Aku tidak membutuhkan uang”.
“dan kamu sudah membayar hutang Hana” ucap Yun Soo dan menaruh koper diatas wastafel
“aku ingin uang dari Hana dan bukan darimu”
“aku adalah Oppa Hana dan Hana adalah dongsaengku”
“jika kamu berkata seperti itu, berarti aku juga adikmu. Mengapa kamu tidak ingin mengeluarkanku dari sini juga. Kamu hanya mengasihani Hana dan tidak mengasihaniku. Aku selamanya akan menjadi istri dari pria tua itu, apa kamu tidak mengasihaniku juga. Kamu dan Ryu sama saja, hanya menyukai satu wanita”
Yun Soo menghela nafas “apa yang harus aku lakukan agar Hana bisa keluar dari tempat ini?”
“hanya jika kamu mencintaiku seperti kamu mencintai Hana, aku akan melepaskan Hana”
“Hana tidak memiliki urusan dengan organisasi ini. Apakah kamu mencintaiku? Bukankah kita keluarga?”
Maya tersenyum tipis dan mengambil koper yang diletakkan Yun Soo diatas wastafel dan mengembalikannya kepada Yun Soo “jangan khawatir, orang tua Oppa sudah meninggal. Ibu Hana dan Ayah Oppa, apa Oppa masih berharap kita menjadi sebuah keluarga?”
“dan kamu sudah membayar hutang Hana” ucap Yun Soo dan menaruh koper diatas wastafel
“aku ingin uang dari Hana dan bukan darimu”
“aku adalah Oppa Hana dan Hana adalah dongsaengku”
“jika kamu berkata seperti itu, berarti aku juga adikmu. Mengapa kamu tidak ingin mengeluarkanku dari sini juga. Kamu hanya mengasihani Hana dan tidak mengasihaniku. Aku selamanya akan menjadi istri dari pria tua itu, apa kamu tidak mengasihaniku juga. Kamu dan Ryu sama saja, hanya menyukai satu wanita”
Yun Soo menghela nafas “apa yang harus aku lakukan agar Hana bisa keluar dari tempat ini?”
“hanya jika kamu mencintaiku seperti kamu mencintai Hana, aku akan melepaskan Hana”
“Hana tidak memiliki urusan dengan organisasi ini. Apakah kamu mencintaiku? Bukankah kita keluarga?”
Maya tersenyum tipis dan mengambil koper yang diletakkan Yun Soo diatas wastafel dan mengembalikannya kepada Yun Soo “jangan khawatir, orang tua Oppa sudah meninggal. Ibu Hana dan Ayah Oppa, apa Oppa masih berharap kita menjadi sebuah keluarga?”
Mata Yun Soo tiba-tiba berpendar marah ketika mendengar kenyataan yang disembunyikan Maya dan Ibunya selama ini “kapan? Dimana? Kenapa kau bisa mengetahuinya?”
“aku juga tidak tahu kapan dan dimana, jika kamu tidak percaya, kamu bisa memeriksanya”
“aku juga tidak tahu kapan dan dimana, jika kamu tidak percaya, kamu bisa memeriksanya”
Yun Soo berjalan lesu ketika keluar dari toilet. Kenyataan yang baru saja didengarnya dari mulut Maya bagaikan sebuah bom yang tiba-tiba meletus. Ditambah dengan kemunculan Hana di depannya yang membuat dada Yun Soo semakin sesak. Teriakan Hana yang terus memanggil namanya membuat mata Yun Soo berkaca-kaca. Dongsaeng dan Yeoja yang dicintainya sekarang tinggal sendirian dan hanya dirinyalah harapan Hana sekarang.
Maya yang muncul dibelakang Yun Soo membuahkan sebuah ide bagi Yun Soo. Yun Soo menyandarkan Maya di dinding dan membuat seolah-olah Hana merasa kalau dirinya menyukai Maya.
“tentang keluargaku, berjanjilah untuk tidak memberitahukan Hana” lirih Yun Soo
“berjanjilah dulu kepadaku Yuki, kamu tidak bisa menemui Hana tanpa seijinku”
“Ok”
“Ok” jawab Maya menyetujui kesepakatan yang telah mereka buat
“tentang keluargaku, berjanjilah untuk tidak memberitahukan Hana” lirih Yun Soo
“berjanjilah dulu kepadaku Yuki, kamu tidak bisa menemui Hana tanpa seijinku”
“Ok”
“Ok” jawab Maya menyetujui kesepakatan yang telah mereka buat
Hana tak ingin mempercayai apa yang dilihatnya. Seperti hal yang pernah dilakukannya, kali ini Hana kembali mengejar Yun Soo dan merentangkan tangan di depan mobil Yun Soo yang baru saja ingin pergi.
“Oppa, Oppa, Oppa” teriak Hana dari luar kaca jendela dan mengetuk kaca jendela hingga berulang kali
“Oppa, Oppa, Oppa” teriak Hana dari luar kaca jendela dan mengetuk kaca jendela hingga berulang kali
Yun Soo membuka kaca jendela hingga Hana bisa berbicara dan mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya “Oppa, tidakkah kamu ingin berbicara denganku sekarang? Tolong jangan pergi Oppa, jangan tinggalkan aku sendiri. Kalau kamu tidak ingin bertemu denganku sekarang, bagaimana kalau kita bertemu di hari ulang tahunmu, bukankah hari ulang tahunmu tinggal beberapa hari lagi. Di hari ulang tahunmu 2 tahun yang lalu, kita makan mie bersama dan di hari itu juga kamu tersenyum kepadaku untuk pertama kalinya. Tidakkah kamu mengingatnya Oppa? Hana masih mengingat hari itu dan tidak pernah melupakannya”
Yun Soo tiba-tiba menutup kaca jendela “Oppa, aku akan menunggumu, aku memiliki sesuatu yang ingin aku katakan, Oppa…. Aku akan menunggu teleponmu” teriak Hana disaat mobil Yun Soo berjalan. Maya yang melihatnya hanya bisa tersenyum penuh kemenangan.
Aku akan menunggumu Oppa, aku akan menunggumu
Hana terduduk di taman tempat dimana Yun Soo berbicara utuk pertama kalinya. Ditangan Hana tergenggam sebuah ponsel milik Yun Soo dan Hana berharap telepon tersebut segera berdering.
Sementara itu dari kejauhan, seseorang terus saja menatap Hana dari dalam mobilnya. Dia bahkan melupakan waktu hingga anak buahnya menegurnya dan mengatakan kalau mereka sudah berada di disini selama 3 jam.
Sementara itu dari kejauhan, seseorang terus saja menatap Hana dari dalam mobilnya. Dia bahkan melupakan waktu hingga anak buahnya menegurnya dan mengatakan kalau mereka sudah berada di disini selama 3 jam.
Ucapan Maya kembali terngiang di kepalanya
“Orang tua Hana sudah meninggal. Ibu Hana dan Ayah Oppa, semuanya sudah mati”.
“Orang tua Hana sudah meninggal. Ibu Hana dan Ayah Oppa, semuanya sudah mati”.
Mobil Yun Soo perlahan-lahan bergerak pergi dan disaat bersamaan Hp ditangan Hana berdering. Sebuah sms dari Yun Soo membuat Hana senang.
Beberapa pria berpakaian serba hitam terlihat terburu-buru memasuki Hotel. Mereka bahkan tanpa sengaja menyambar Manager Hotel yang menghalangi jalan mereka hingga Manager Hotel terjatuh. “aku sedang sibuk” ucap salah satu pria dan menunjukkan sebuah koper berwarna hitam.
Anak buah Yun Soo (aku panggil asisten Yun Soo aja ya) membuka pintu kamar Yun Soo dan menyuruh pria berpakaian hitam masuk. Persiapan pun dimulai. Rupanya isi koper yang mereka bawa adalah hanyalah perlengkapan ulang tahun saja yaitu balon, lilin.
Sebuah bunyi bel membuat mereka lari pontang panting dan bersegera bersembunyi apalagi ketika mereka tahu yang datang adalah Hana yang berniat membersihkan kamar.
“maaf, aku pikir tak ada orang” ucap Hana terkejut saat melihat asisten Yun Soo keluar kamar
“tidak masalah” ucap asisten Yun Soo dan menyandarkan tangannya di sisi pintu
“aku ingin membersihkan kamar anda”
“anio,anio, lakukan besok saja. Datanglah lebih awal besok” ucap asisten Yun Soo kelabakan
Hana berusaha mengintip melalui sela-sela tubuh asisten Yun Soo, namun asisten Yun Soo dengan cepat menghalangi pandangan Hana.
“oh, ya, bisakah kamu membelikanku sebuah jas?” ucap asisten Yun Soo dan memberikan sebuah kredit card pada Hana
Hana mengangguk dan masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamar “bolehkah aku membelikannya sesuai warna yang kupilih?”
“tentu saja. Oh ya Hana, apa bunga kesukaanmu?”
“bunga mawar segar” jawab Hana
“bunga mawar segar ya? Oke” ucapnya dan segera menutup pintu
“tidak masalah” ucap asisten Yun Soo dan menyandarkan tangannya di sisi pintu
“aku ingin membersihkan kamar anda”
“anio,anio, lakukan besok saja. Datanglah lebih awal besok” ucap asisten Yun Soo kelabakan
Hana berusaha mengintip melalui sela-sela tubuh asisten Yun Soo, namun asisten Yun Soo dengan cepat menghalangi pandangan Hana.
“oh, ya, bisakah kamu membelikanku sebuah jas?” ucap asisten Yun Soo dan memberikan sebuah kredit card pada Hana
Hana mengangguk dan masih penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di dalam kamar “bolehkah aku membelikannya sesuai warna yang kupilih?”
“tentu saja. Oh ya Hana, apa bunga kesukaanmu?”
“bunga mawar segar” jawab Hana
“bunga mawar segar ya? Oke” ucapnya dan segera menutup pintu
Asisten Yun Soo segera memerintahkan pria berpakaian hitam untuk mencari bunga mawar segar. Dan hasilnya semua bunga mawar segar di Kota habis diborong oleh pria berpakaian hitam. Bahkan seorang pria yang hendak memberikan bunga mawar segar untuk pacarnya hanya bisa menggigit jari melihatnya.
Pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam hotel dengan membawa beratus-ratus tangkai bunga mawar segar. Para pelayan yang melihatnya terkesima termasuk Mika dan Hana.
“siapa wanita beruntung itu? Dia pasti sangat bahagia” gumam Mika pada Hana (dan Mika tidak mengira kalau wanita yang beruntung itu adalah Hana, sahabatnya).
“siapa wanita beruntung itu? Dia pasti sangat bahagia” gumam Mika pada Hana (dan Mika tidak mengira kalau wanita yang beruntung itu adalah Hana, sahabatnya).
Di Ruang ganti
Hana terkejut saat Mika masuk dan memperlihatkan sebuah dress berwarna ungu.
“aku ingin kamu memakai ini, aku ingin kamu terlihat cantik dihadapan Yun Soo Oppa. Apa kamu tidak malu mengenakan pakaian seperti itu?” tanya Mika dan melirik Hana sesaat “ini adalah pakaian tamu, jadi berhati-hatilah” tambah Mika
“gumawo”
“dan ini” ucap Mika dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih “aku tahu kamu tidak mempunyai uang untuk membeli kado, jadi aku membelikannya untukmu. Ini adalah kue dan didalamnya sudah ada kartu ucapan, bersenang-senanglah. Jangan lupa untuk mengatur waktu untukku menemui Yun Soo Oppa, janji?”
“gumawo Mika” ucap Hana dan melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingking Mika
Hana terkejut saat Mika masuk dan memperlihatkan sebuah dress berwarna ungu.
“aku ingin kamu memakai ini, aku ingin kamu terlihat cantik dihadapan Yun Soo Oppa. Apa kamu tidak malu mengenakan pakaian seperti itu?” tanya Mika dan melirik Hana sesaat “ini adalah pakaian tamu, jadi berhati-hatilah” tambah Mika
“gumawo”
“dan ini” ucap Mika dan mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih “aku tahu kamu tidak mempunyai uang untuk membeli kado, jadi aku membelikannya untukmu. Ini adalah kue dan didalamnya sudah ada kartu ucapan, bersenang-senanglah. Jangan lupa untuk mengatur waktu untukku menemui Yun Soo Oppa, janji?”
“gumawo Mika” ucap Hana dan melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingking Mika
Mika dan Hana mengendap-ngendap keluar dari ruang ganti dan mereka berdua sama sekali tidak menyadari kehadiran Manager di belakang mereka.
“apa yang kalian lakukan? Bukankah itu pakaian tamu kamar 807?” tanya Manager
“ah bukan” ucap Mika dan menarik Manager pergi dan memberi isyarat kepada Hana untuk segera pergi.
“apa yang kalian lakukan? Bukankah itu pakaian tamu kamar 807?” tanya Manager
“ah bukan” ucap Mika dan menarik Manager pergi dan memberi isyarat kepada Hana untuk segera pergi.
Hana berlari-lari kecil menuju tempat yang sudah ditentukan untuk bertemu dengan Yun Soo. Hana mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri untuk mencari sosok Yun Soo dan tak menyadari Yun Soo yang sudah menunggunya dibalik pohon.
Asisten Yun Soo datang dan memberikan sebuah amplop yang berisikan informasi mengenai kematian Ayahnya dan Ibu Hana.
“Hana sendirian sekarang” ucap Asisten Yun Soo
“bukankah dia memilikiku? Aku akan menjaga Hana selamanya” ucap Yun Soo sedih
Asisten Yun Soo hanya tersenyum mendengarnya. Matanya berkaca-kaca mendengar apa yang diucapkan Yun Soo. Hari seperti inilah yang ditunggunya. Melihat Yun Soo berdiri tegak dan berkata akan melindungi wanita yang dicintainya, bukan bersembunyi dan menangis menyesal.
“Hana sendirian sekarang” ucap Asisten Yun Soo
“bukankah dia memilikiku? Aku akan menjaga Hana selamanya” ucap Yun Soo sedih
Asisten Yun Soo hanya tersenyum mendengarnya. Matanya berkaca-kaca mendengar apa yang diucapkan Yun Soo. Hari seperti inilah yang ditunggunya. Melihat Yun Soo berdiri tegak dan berkata akan melindungi wanita yang dicintainya, bukan bersembunyi dan menangis menyesal.
Yun Soo berlari-lari kecil menuju Hana yang sudah menunggunya.
“Hana” panggil Yun Soo dan menyentuh pundak Hana
“Oppa” ucap hana senang
“kemana kita akan pergi? Ah tidak, kemana kamu ingin pergi?”
“ke semua tempat bersama dengan Oppa”
“khaja” ucap Yun Soo dan tersenyum
“Hana” panggil Yun Soo dan menyentuh pundak Hana
“Oppa” ucap hana senang
“kemana kita akan pergi? Ah tidak, kemana kamu ingin pergi?”
“ke semua tempat bersama dengan Oppa”
“khaja” ucap Yun Soo dan tersenyum
Aku bertemu dengan Oppa, aku bertemu dengan Yun Soo Oppa lagi. Tangan Oppa sangat hangat, aku dapat merasakan hati yang beku telah mencair dan tidak akan merasakan sakit hati lagi karena Oppa sudah disampingku. Dulu, Oppa juga seperti ini. tetapi saat disampingku hatinya perlahan-lahan mulai mencair. Tapi, disaat Oppa menggenggam tanganku, aku tak tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Yun Soo mengajak Hana berbelanja pakaian dan hal tersebut tanpa sengaja dilihat oleh Maya yang saat itu sedang berbelanja juga. Maya menjadi kesal melihatnya, karena Yun Soo sudah mengingkari janji yang sudah mereka buat.
Hana hanya bisa tersenyum disaat Yun Soo memilih pakaian yang cocok untuk Hana.
“kamu suka memakai baju seperti ini ya?” tanya Yun Soo ketika membandingkan pakaian yang dipilihnya dengan pakaian yang dikenakan Hana
“Oppa, harusnya aku yang membelikanmu hadiah, bukannya kamu yang membelikanku” ucap Hana
“tidak apa-apa, hari ini adalah hari ulang tahunku, jadi aku ingin melakukan sesuatu untukmu”.
Hana terkejut saat Yun Soo mendorongnya masuk ke ruang ganti dengan berjubel pakaian “Hana, ayo coba ini” ucap Yun Soo
“baju ini sangat cocok untukmu” gumam Yun Soo. Raut wajah Yun Soo seketika berubah saat melihat kalung salib yang dikenakan Hana “aku menemukannya di pohon yang kita tanam bersama. Aku percaya kalau Oppa akan menjagaku” ucap Hana.
“kamu suka memakai baju seperti ini ya?” tanya Yun Soo ketika membandingkan pakaian yang dipilihnya dengan pakaian yang dikenakan Hana
“Oppa, harusnya aku yang membelikanmu hadiah, bukannya kamu yang membelikanku” ucap Hana
“tidak apa-apa, hari ini adalah hari ulang tahunku, jadi aku ingin melakukan sesuatu untukmu”.
Hana terkejut saat Yun Soo mendorongnya masuk ke ruang ganti dengan berjubel pakaian “Hana, ayo coba ini” ucap Yun Soo
“baju ini sangat cocok untukmu” gumam Yun Soo. Raut wajah Yun Soo seketika berubah saat melihat kalung salib yang dikenakan Hana “aku menemukannya di pohon yang kita tanam bersama. Aku percaya kalau Oppa akan menjagaku” ucap Hana.
Kali ini Yun Soo memilihkan sepatu untuk Hana “tidak usah Oppa, aku sudah punya sepatu. Sepatu yang kamu hadiahkan tepat di acara kelulusan kita, aku sangat menyukainya”
“baiklah, kalau begitu jagalah sepatu itu baik-baik” ucap Yun Soo dan berdiri untuk mengembalikan sepatu
“masih seperti ini, apa hati Oppa masih dingin?” tanya Hana saat melihat kaki Yun Soo tak mengenakan kaus kaki
“anio, aku sudah terbiasa seperti ini. apa kamu ingin membelikan Oppa?”
Yun Soo hanya terdiam dan terus menatap Hana, ketika Hana memakaikan kaus kaki untuknya.
“nanti, kaki Oppa tak akan dingin lagi begitupun dengan hati Oppa, karena ada aku”.
“baiklah, kalau begitu jagalah sepatu itu baik-baik” ucap Yun Soo dan berdiri untuk mengembalikan sepatu
“masih seperti ini, apa hati Oppa masih dingin?” tanya Hana saat melihat kaki Yun Soo tak mengenakan kaus kaki
“anio, aku sudah terbiasa seperti ini. apa kamu ingin membelikan Oppa?”
Yun Soo hanya terdiam dan terus menatap Hana, ketika Hana memakaikan kaus kaki untuknya.
“nanti, kaki Oppa tak akan dingin lagi begitupun dengan hati Oppa, karena ada aku”.
Hana berjalan sempoyongan dengan membawa tas yang berisikan hadiah yang dibelikan Yun Soo untuknya. “Oppa” panggil Hana pada Yun Soo dan berharap kakaknya akan membantunya namun Yun Soo hanya tersenyum dan tak memperdulikan Hana.
“Oppa” panggil Hana sekali lagi “seorang tamu memintaku membelikannya sebuah jas” tambah Hana. Yun Soo kembali tersenyum dan memasuki sebuah toko yang yang berada tepat di depannya. Hana merengut kesal melihat sikap Kakaknya yang sama sekali tidak membantunya.
“Oppa” panggil Hana sekali lagi “seorang tamu memintaku membelikannya sebuah jas” tambah Hana. Yun Soo kembali tersenyum dan memasuki sebuah toko yang yang berada tepat di depannya. Hana merengut kesal melihat sikap Kakaknya yang sama sekali tidak membantunya.
“ini bagaimana?” tanya Hana dan menunjukkan sebuah pakaian berwarna merah terang
“ini terlalu….”
“tamu itu selalu mengenakan pakaian warna hitam, jika dia membelinya sendiri maka dia akan memilih pakaian berwarna hitam lagi” tambah Hana
“ini untukku saja ya” ucap Yun Soo
“anio Oppa, dia terlalu baik, jadi ini untuknya saja”
"lalu, dia sangat tampan?"
"ya, dia sangat tampan"
Hana mengajak Yun Soo masuk ke dalam hotel dan menyuruh Yun Soo untuk menunggunya.
"Oppa, aku akan memberikan ini kepada tamu, tunggu disini dan jangan kemana-mana" ucap Hana "ingat, jangan kemana-mana dan jangan menghilang lagi"
Yun Soo hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
Baru beberapa langkah Hana berjalan, terlihat tamu VIP yang berjalan ke arah Hana.
"ini, pesanan anda" ucap Hana "Oppa, ayo kesini" panggil Hana pada Yun Soo "kenalkan ini uri Oppa" ucap Hana.
Yun Soo dan asistennya saling menatap dan berusaha untuk tidak tertawa di depan Hana.
"ke kamarku 10 menit lagi Hana" ucap tamu Vip dan melirik sekilas kue yang dipegang Hana
"ini untukku kan?"
"bukan" jawab Hana dan adegan saling tarik menarik kotak kue pun terjadi. Pada akhirnya, Hana harus merelakan kue yang diberikan Mika sebagai hadiah ulang tahun Yun Soo melayang dari tangannya.
Hana berbalik untuk mencari keberadaan Yun Soo.
"Oppa" panggil Hana namun Yun Soo tidak ada.
10 menit kemudian
Tamu Vip memanggil Hana yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Hana, ayo masuk"
"tapi, aku harus menemui seseorang" tolak Hana
Tamu Vip membuka pintu kamarnya dan menyuruh Hana masuk. Hana enggan namun akhirnya langkah kakinya membawanya masuk ke dalam kamar.
Hana sedikit terkejut saat melihat kondisi kamar yang gelap dan hanya dihiasi oleh temaram lilin. Samar-samar terdengar suara siulan dari balik piano. Hana tidak asing dengan suara siulan tersebut. dan perlahan-lahan mendekat.
Air mata membasahi mata Hana saat melihat Yun Soo duduk bersandar di dinding dengan mengenakan jas merah yang tadi sempat dibeli Hana untuk tamu VIP.
“ini terlalu….”
“tamu itu selalu mengenakan pakaian warna hitam, jika dia membelinya sendiri maka dia akan memilih pakaian berwarna hitam lagi” tambah Hana
“ini untukku saja ya” ucap Yun Soo
“anio Oppa, dia terlalu baik, jadi ini untuknya saja”
"lalu, dia sangat tampan?"
"ya, dia sangat tampan"
Hana mengajak Yun Soo masuk ke dalam hotel dan menyuruh Yun Soo untuk menunggunya.
"Oppa, aku akan memberikan ini kepada tamu, tunggu disini dan jangan kemana-mana" ucap Hana "ingat, jangan kemana-mana dan jangan menghilang lagi"
Yun Soo hanya mengangguk dan sesekali tersenyum.
Baru beberapa langkah Hana berjalan, terlihat tamu VIP yang berjalan ke arah Hana.
"ini, pesanan anda" ucap Hana "Oppa, ayo kesini" panggil Hana pada Yun Soo "kenalkan ini uri Oppa" ucap Hana.
Yun Soo dan asistennya saling menatap dan berusaha untuk tidak tertawa di depan Hana.
"ke kamarku 10 menit lagi Hana" ucap tamu Vip dan melirik sekilas kue yang dipegang Hana
"ini untukku kan?"
"bukan" jawab Hana dan adegan saling tarik menarik kotak kue pun terjadi. Pada akhirnya, Hana harus merelakan kue yang diberikan Mika sebagai hadiah ulang tahun Yun Soo melayang dari tangannya.
Hana berbalik untuk mencari keberadaan Yun Soo.
"Oppa" panggil Hana namun Yun Soo tidak ada.
10 menit kemudian
Tamu Vip memanggil Hana yang berdiri di depan pintu kamarnya.
"Hana, ayo masuk"
"tapi, aku harus menemui seseorang" tolak Hana
Tamu Vip membuka pintu kamarnya dan menyuruh Hana masuk. Hana enggan namun akhirnya langkah kakinya membawanya masuk ke dalam kamar.
Hana sedikit terkejut saat melihat kondisi kamar yang gelap dan hanya dihiasi oleh temaram lilin. Samar-samar terdengar suara siulan dari balik piano. Hana tidak asing dengan suara siulan tersebut. dan perlahan-lahan mendekat.
Air mata membasahi mata Hana saat melihat Yun Soo duduk bersandar di dinding dengan mengenakan jas merah yang tadi sempat dibeli Hana untuk tamu VIP.
TO BE CONTINUED ^_____^
No comments:
Post a Comment