Setelah sebelumnya dewi posting "SINOPSIS MOVIE HELLO GHOST BAGIAN PERTAMA", kali ini dewi datang dengan "SINOPSIS MOVIE HELLO GHOST BAGIAN KEDUA".
Happy Reading....
Happy Reading....
Seharian berjalan bersama Hantu Pria Perokok membuat Sang Man keletihan. Sang Man membuka pintu dan kembali melihat sepatu para hantu.
Pertama kali hidup bersama dengan orang lain, tapi kalau ini manusia akan lebih baik
Sang Man merasa hidupnya jauh lebih berarti. Hal ini pertama kali dirasakannya dalam hidupnya, walaupun yang menemaninya adalah Para Hantu. Sang Man tersenyum senang melihat Para Hantu yang sedang asyik menonton tv. Rumahnya yang dahulu sepi seperti kuburan sekarang menjadi lebih berwarna.
Sang Man dan Para hantu menikmati permen ikan jumbo yang berhasil dimenangkan Sang Man.
Hantu Anak kecil tentu saja senang menikmatinya, tetapi Hantu Kakek Tua sama sekali tidak, baginya menikmati sake jauh lebih nikmat daripada harus memakan permen ikan jumbo. Begitupun dengan Hantu pria Perokok yang jauh lebih suka jika dihadapakan dengan berbungkus-bungkus batang rokok.
“aku ingin pergi berbelanja” ucap Sang Man pada semua Hantu.
Sang Man ditemani para Hantu pergi berbelanja di sebuah toko yang pernah dilewati Sang Man dan Hantu anak kecil. Disaat Sang Man dan para Hantu sedang sibuk di dalam toko, di luar toko terlihat beberapa orang yang berhenti untuk sekedar foto dan melihat-lihat di depan mobil Sang Man.
Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil, tentu saja dengan rokok di tangannya. Di jok belakang mobil terlihat tumpukan kaset dvd kartun anak-anak yang berhasil di beli Sang Man.
Hantu Pria Perokok melihat rokok di tangannya kemudian melihat kepada Sang Man yang sedang asyik merokok. Tanpa pikir panjang, Hantu Pria Perokok membuang rokoknya ke luar jendela mobil.
Sang Man pun melakukan hal yang sama “kenapa, apa ingin berubah?” tanya Sang Man “apa?” tanya Hantu Pria Perokok “kamu sedang memikirkan kesehatanku?” tanya Sang Man lagi. Hantu Pria Perokok tertawa “kamu juga meninggal karena menderita kanker paru-paru kan?” tambah Sang Man “anio” jawab hantu Pria perokok tersenyum “terus karena apa?” tanya Sang Man penasaran “kecelakaan lalu lintas” jawab Hantu Pria perokok “apa seperti sekarang, memandu mobil?” tanya Sang Man, namun ucapannya terhenti saat sebuah bunyi klakson terdengar dari arah belakang.
Rupanya itu bunyi klakson dari mobil patroli polisi yang menyuruh mereka berhenti. Hantu Pria Perokok pun meminggirkan mobil.
“tadi di jendela sudah membuang puntung rokok kan?” tanya Polisi mendekati mobil Sang Man. Sang Man mengatur poninya seperti yang biasa dilakukan hantu Pria Perokok. “aigoo,benar-benar sudah berusaha” ucap Sang Man dengan nada bicara Hantu Pria Perokok. “perlihatkan sim anda” ucap Polisi dan melihat mobil yang dikendarai Sang Man yang terlihat sangat berbeda dengan mobil keluaran tahun sekarang dan keluaran beberapa tahun terakhir. “aku tidak ada sim” ucap Sang Man dengan nada bicara seperti biasa, rambutnya juga sudah kembali seperti semula.
Sang Man dibawa ke kantor polisi.
Sang Man berkali-kali ingin merokok, tetapi Hantu Pria Perokok terus menggagalkan usaha Sang Man dengan cara meniup api yang akan membakar rokok dan mengambilnya. Para Polisi yang berada tidak jauh dari Sang Man terus memperhatikan apa yang Sang Man kerjakan.
“kamu bukan lelaki yang tidak normal kan? Apa kamu ingin memanggil anggota keluargamu ke sini?” tanya Polisi “kamu sedang buat apa?” tanya Polisi yang lainnya. Mereka mengira Sang Man tidak waras. Sang Man menyalakan api untuk merokok dan kemudian meniupnya lagi.
“aku merasa rokok itu tidak baik, tapi dia selalu ingin merokok” ucap Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi nada bicara Hantu Pria Perokok “siapa yang ingin merokok dan siapa yang melarangmu?” tanya Polisi penasaran. Sang Man mengatur rambutnya “kalau aku beritahu, anda juga tidak akan paham” jawab Sang Man “kamu sudah dewasa mengapa belum punya SIM?” tanya Polisi lagi “aku ada, aku kan seorang supir taxi” jawab Sang Man dan nada bicaranya kembali menjadi seperti Hantu Pria Perokok begitupun dengan rambutnya “selamat datang, good bye, sayonara” ucap Sang Man.
“tidak punya SIM masih memandu mobil?” tanya Polisi yang satunya “itu kamu sendiri” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok yang tak terlihat “dari kecil takut mengendarai mobil makanya tidak memiliki SIM” jawab Sang Man pada Polisi “kamu ingin buat apa lagi, kamu yang memandu dan aku tidak punya SIM” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Semua Polisi menjadi heran dengan sikap Sang Man yang berbicara seolah-olah ada orang yang diajaknya mengobrol.
Polisi menghentikan tindakan Sang Man yang dianggapnya berbicara sendirian. Polisi menyuruh Sang Man untuk memanggil anggota keluarganya, namun Sang Man tetap menjawab kalau dia sama sekali tidak memiliki anggota keluarga dan hidup sendirian. “tidak adakah orang yang bisa datang?kenapa menjadi orang seperti ini” tanya Polisi.
Sang Man mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Sang Man memandangi sebuah kartu nama berwarna biru muda.
Hingga malam tiba, Sang Man belum juga beranjak dari kantor polisi.
Sang Man bercerita kepada Hantu Pria Perokok
“kau tahu orang bisa makan sewaktu kapan? Musim semi, musim gugur dan masih ada hari natal. Karena kesepian terus memikirkan orang lain pasti juga kesepian. Tapi jika sudah sampai waktunya, melihat orang lain juga sangat bahagia, begitu yang ada dalam pikiranku. Rupanya hanya aku saja yang seperti ini, hanya jika ada kehidupan aku seperti ini. Aku hanya berusaha bekerja keras, menikah dengan wanita yang aku sukai, memiliki satu hingga dua orang anak, tidak perduli seberapa letih pun akan tetap hidup demi keluarga, itulah impianku. Tapi bagi orang yang tidak memiliki keluarga, peluang seperti inipun mustahil, takut dikatakan kesepian, makanya berusaha untuk hidup lagi. Aku selalu foto seorang diri, tetapi selalu berpikir diantara ribuan orang pasti ada yang termasuk keluargaku, keluarga yang tidak dapat aku lihat. Memikirkan mereka menjadi ayah dan ibuku”.
Yun Soo yang sudah berdiri sedaritadi di dekat Sang Man berjalan perlahan mendekati Sang Man. Yun Soo sudah cukup lama mendengar cerita Sang Man.
“Yun Soo-si” ucap Sang Man saat Yun Soo mendekatinya dan mendengarkan denyut jantungnya (aku paling suka adegan ini chingu).
“kenapa?” tanya Sang Man lagi.
Semua Polisi sontak berdiri melihat Sang Man dan Yun Soo. “selalu mengatakan kesepian, ternyata berefek sangat ampuh” ucap salah satu Polisi.
Yun Soo dan Sang Man sekarang berada di mobil yang sama, taxi hantu Pria Perokok. “selalu katakan keluarga, kalau aku malah ingin meninggalkan keluargaku, aku selalu berpikiran seperti itu” gumam Yun Soo sambil mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam mendengarkan apa yang diucapkan Yun Soo.
Yun Soo memarkir mobil di area parkir apartemen Sang Man.
“kamu kembali saja” ucap Yun Soo saat Sang Man mengikutinya dan bermaksud ingin mengantarnya.
Sang Man mengangguk. “ah, makan ini” ucap Yun Soo dan memberikan beberapa bungkus permen kepada Sang Man “jangan mengambil punya anak kecil lagi” tambah Yun Soo. Sang Man memandangi permen berbentuk smile yang sekarang berada di tangannya. “aku pergi dulu” ucap Yun Soo dan berlalu pergi.
Sang Man memandangi Yun Soo yang mulai menjauh. Hantu Pria Perokok tiba-tiba muncul dan berdiri di samping Sang Man “tidak berikan DVDnya?” tanya Hantu Pria Perokok. Sang Man tiba-tiba tersadar dan berteriak tunggu pada Yun Soo.
Sang Man berlari ke mobil dan kemudian kembali dengan membawa sekotak dvd kepada Yun Soo. “ini, aku mendengar kamu sangat suka kartun. Aku tidak membelinya, di rumah sangat banyak” ucap Sang Man “tetapi mengapa memberikannya kepadaku?” tanya Yun Soo heran “ini semua milik keluarga” jawab Sang Man sambil tertawa “aku pergi dulu” ucap Yun Soo canggung sekaligus heran dengan sikap Sang Man.
Yun Soo berjalan sempoyongan dengan sekotak dvd di tangannya. Sementara Sang Man terus melambaikan tangan pada Yun Soo. Hantu Pria Perokok menghela nafas melihat sikap Sang Man “bantu dia mengangkat kotak itu” ucap Hantu Pria Perokok. Sang Man terkejut mendengar ucapan Hantu Pria Perokok. Sang Man sama sekali tidak pernah pacaran dan tidak pernah berkenalan dengan seorang gadis sekalipun, makanya Hantu Pria Perokok memberitahu Sang Man.
Sang Man dan Yun Soo berdiri di Halte Bus menunggu Bus datang. Sang Man terus tersenyum begitupun dengan Yun Soo. Bus yang akan dinaiki Yun Soo akhirnya datang, Sang Man memberikan kotak dvd kepada Yun Soo.
Bus perlahan-lahan mulai berjalan. Sang Man memandangi Yun Soo dari balik jendela Bus. Sang Man berjalan kembali menuju apartemennya namun tiba-tiba berlari dengan cepat mengejar Bus. Hantu Pria Perokok tertawa melihat sikap Sang Man dan sudah bisa menebak kalau Sang Man pasti akan melakukannya.
Di dalam Bus
Sang Man duduk di samping Yun Soo. Sang Man dan Yun Soo sama-sama canggung. Sang Man memutuskan membuka pembicaraan.
“itu tadi di kantor polisi, mengapa kau melakukan hal seperti itu?” tanya Sang Man dan memiringkan sedikit kepalanya agar Yun Soo tahu apa maksud ucapannya.
“ah, maaf itu kebiasaanku, Ingin dengarkan denyut jantung” jawab Yun Soo
“oh, tidak apa-apa” jawab Sang Man. (Suasana mulai mencair)
“kedengarannya sungguh sehat, orang tuamu sepertinya memberikan sebuah jantung yang bagus untukmu” ucap Yun Soo
“kalau begitu, bisakah aku melakukannya juga” ucap Sang Man dan tanpa perasaan malu dan canggung mendengarkan denyut jantung Yun Soo. Yun Soo jelas saja kaget namun hanya bisa diam melihat Sang Man, jantungnya saat ini sedang tidak stabil, apalagi berada di dekat seorang Pria.
“oh, denyutannya sangat cepat, kung,kung,kung, suaranya juga sungguh bagus” ucap Sang Man tersenyum. Yun Soo ikut tersenyum.
Sang Man berjalan kembali ke apartemennya. Hantu Pria Perokok masih setia menunggu Sang Man di halte Bus. Senyuman di wajah Sang Man terus terkembang.
Sang Man duduk di samping Hantu Pria Perokok. Hantu pria Perokok ingin mendengarkan denyut jantung Sang Man namun Sang Man dengan cepat menghindar. Hantu pria Perokok tertawa tiada henti melihat sikap Sang Man yang tiba-tiba menjadi malu di hadapannya.
Yun Soo kembali ke rumah sakit. Yun Soo menuju kamar ayahnya dan marah ketika melihat ayahnya bermain kartu bersama Kakek Jun Panmo dan Zhen Yuan. Yun Soo membereskan kartu-kartu yang berserakan di atas tempat tidur dan membawanya pergi.
Saat hendak melewati pintu kamar, Ayahnya tiba-tiba berbicara “kamu lebih cantik jika mengenakan baju bebas daripada baju perawat dan lebih cantik lagi jika menggunakan sepatu yang indah”. Yun Soo tidak menjawab dan berlalu pergi. Ayahnya hanya bisa memandangi putri yang sangat disayanginya tidak memperdulikannya.
Permintaan terakhir yang akan dipenuhi Sang Man adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
“aku hanya ingin membuatkan makan malam pada orang yang kusukai” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“kalau begitu beritahukan kepadaku siapa mereka dan kita akan menemukannya” ucap Sang Man
“orang yang aku sukai?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis. Hantu wanita terlihat bingung “itu, orang yang disukai….”
“apa orangnya sudah tidak ada?” tanya Sang Man
“maaf tidak bisa menjawab dengan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis sedih dan kembali menangis. “bagaimana kalau kita makan bersama?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis
“jangan sampai saat itu tidak mengungkapkan perasaan dan menyesal” ucap Sang Man menasehati
“ah, tidak, kita makanlah bersama” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“tidak perlu mencari orang yang disukai?” tanya Sang Man memastikan
Hantu Wanita yang selalu menangis tiba-tiba berpikir “boleh memanggil seseorang?”
Sang Man menjadi heran melihat sikap Hantu wanita yang selalu menangis tersenyum terus menerus padahal tidak ada hal yang lucu. Sang Man tiba-tiba ikut tertawa saat melihat tujuan Hantu wanita yang selalu menangis.
Senyum mengembang di wajah Sang Man saat melihat Yun Soo. Sang Man merasa malu untuk mendekati Yun Soo. Hantu Wanita yang selalu menangis mengerti dengan yang dirasakan Sang Man. Dia perlahan-lahan mendekati Yun Soo dan Sang Man otomatis mengikut di belakangnya.
“cantik sekali, ini beli dimana?” tanya Sang Man menyentuh jepit rambut Yun Soo yang saat itu sedang sibuk menulis catatan representative pasien.
Aku hampir lupa kalau tubuhku tidak hanya digunakan oleh diriku sendiri
Sang Man tiba-tiba tersadar dan meminta maaf pada Yun Soo atas apa yang sudah diperbuatnya.
“datang ke sekitar sini ada masalah, jepit rambutmu sangat cantik” ucap Sang Man dan ucapan Sang Man membuat Yun Soo tersenyum.
Tiba-tiba Ayah Yun Soo datang menghampiri mereka.
“namja chingu?” tanya Ayah Yun Soo dan melihat Sang Man dengan seksama “aku adalah Ayah Yun Soo”.
“Annyeonghaseyo” sapa Sang Man dan memberi hormat “aku dan Yun Soo diantara kami adalah……” ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“masuklah, sudah saatnya disuntik”
“aku dulu sudah memprediksi ini akan terjadi, kapan kalian menikah?” tanya Ayah Yun Soo senang
“apa? Menikah? Itu adalah impianku, mempunyai 2 orang anak……” lagi-lagi ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“cepatlah masuk”
Ayah Yun Soo mengerti dan kemudian beranjak pergi. Baru beberapa langkah dia berbalik lagi “aku tidak bisa menunggu terlalu lama, aku ingin melihatnya segera menikah”
“tidak bisakah langsung masuk” teriak Yun Soo. Ayah Yun Soo dan Sang Man tentu saja terkejut
“Yun Soo, kamu jangan bersikap seperti itu terhadap Ayahmu” ucap Sang Man mengingatkan
“aku melakukan ini terhadap Ayahku, bukan urusanmu” ucap Yun Soo kesal
“Tapi, aku Cuma merasa……”
“apa kamu tahu apa yang sudah dilakukannya terhadapku….”
“tapi dia tetap adalah keluargamu” ucap Sang Man
“kamu Cuma tahu tentang apa itu keluarga karena kamu sama sekali tidak memilikinya, apa kamu pikir memiliki keluarga adalah bagus? Maaf Sang Man, jangan perdulikan urusan orang lain lagi” ucap Yun Soo dan berlalu pergi meninggalkan Ayahnya dan Sang Man.
Sesampainya di rumah Sang Man membenahi semua barang-barang yang berada di rumahnya, tidak perduli itu buku, pakaian ataupun televisi.
“sebentar lagi akan memasuki musim dingin, ini masih bisa digunakan, barang yang masih digunakan tidak boleh dibuang” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat khawatir
“ini juga dibuang?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis melihat Sang Man melepaskan kabel tv dan mengangkatnya. Bagi Hantu Wanita yang selalu menangis, tv tersebut satu-satunya barang yang sangat berharga di rumah ini, karena para Hantu yang lainnya sangat senang menonton tv termasuk dirinya.
“apa urusanmu, ini barang-barangku. Aku kan mengabulkan keinginanmu jadi jangan menggangguku lagi” ucap Sang Man kesal. Hantu Wanita yang selalu menangis hanya tertunduk lesu mendengarnya.
Sang Man turun ke lantai dasar dan menuju tempat pengumpulan barang-barang bekas. Para tetangga Sang Man juga sudah berada disana. Mereka ikut menyumbangkan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Para Hantu hanya bisa melihat Sang Man dari balkon apartemen. Sekarang apartemen Sang Man kosong melompong.
Hantu Wanita yang selalu menangis berdiri di depan kamar Sang Man. Ia ingin masuk tetapi takut menganggu Sang Man yang sedang tidak mood. Bel tiba-tiba berbunyi, Sang Man keluar dari kamar dan membuka pintu.
Sang Man sedikit terkejut saat melihat Ayah Yun Soo berdiri di depan pintunya.
“bantu aku bisa?” pinta Ayah Yun Soo.
Sang Man berjalan lesu menuju lokasi pemakaman. Sang Man kemudian menuju sebuah ruangan dan melihat Yun Soo duduk sendirian. Yun Soo mengenakan pakaian hitam dan sedang berkabung.
“Yun Soo” panggil Sang Man.
Sang Man mengajak Yun Soo keluar dari ruangan dan berbicara di luar.
“itu aku…. Mungkin kamu tidak akan percaya, tetapi aku bisa melihat orang yang sudah mati. Kamu pasti sangat sulit mempercayainya, Ayahmu datang menemuiku makanya aku datang kemari, dia menyuruhku meminta maaf kepadamu”
“setiap hari mendengar degup jantung ibu, jika berdegup sangat bagus, suaranya sekecil apapun aku bisa mendengarnya. Suara itu makin lama makin lemah hingga suatu hari aku tidak bisa mendengarnya lagi. Melihat ibu meninggal adalah ketakutan terbesar bagiku. Hidup berdua dengan ibu walaupun tidak ada uang juga tidak apa-apa asalkan Ayah bisa cepat sembuh. Terhadapku Cuma ada kenangan seperti ini” ucap Yun Soo dan meminta izin kepada Sang Man untuk kembali masuk.
Keesokan harinya
Kakek Jun Panmo mencoba menghibur Yun Soo.
“Suster Jung,kelak jangan hanya menjaga orang yang akan mati saja, menikahlah. Tidak merasa kesepiankah?”.
Kakek Jun Panmo berdiri dan meminta kepada Yun Soo untuk mengembalikan kamera kepada pemiliknya. Kamera yang diberikan Sang Man kepada Kakek Jun Panmo dan dibalik kamera terdapat tulisan K dan Y.
Sang Man dan para Hantu Pria berdiri di depan lemari pakaian Sang Man. Dari dalam lemari terdengar suara tangisan. Rupanya Hantu Wanita Yang selalu menangis kembali menangis dan mengurung diri di dalam lemari.
Sang Man membuka lemari “kenapa selalu menangis?”
“maaf” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“bukankah ingin makan bersama? Ayo kita berbelanja”.
Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat antusias ketika dirinya dan Sang Man berada di pasar. Dia bahkan bingung ingin membeli bahan makanan apa.
Hantu Wanita yang selalu menangis memasak di dapur. Bel pintu rumah Sang Man kembali berbunyi dan yang datang adalah Yun Soo . Yun Soo memberikan kamera kepada Sang Man. Yun Soo melihat Sang Man memakai celemek dan makanan yang sudah tertata rapi di meja.
“makan bersama siapa?” tanya Yun Soo
“ah, itu….. mau makan bersama?
Orang yang setiap hari bisa makan bersama keluarga betapa bahagianya
Sang Man melihat disisi kanan dan kirinya para Hantu mulai makan. Sang Man merasa sedikit agak aneh karena ini pertama kali dalam hidupnya bisa berkumpul bersama dan makan.
“apa biasanya juga sering memasak?” tanya Yun Soo yang sekarang duduk di hadapan Sang Man
“ada orang yang dicintai, masak setiap hari alangkah baiknya” jawab hantu Kakek Tua. Yun Soo tersenyum mendengarnya jawaban Sang Man.
“tidak tahu apa ini sesuai dengan seleramu, coba cicipi ini” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan Sang Man menawarkan Kimbab kepada Yun Soo. “sungguh ingin setiap hari membuat ini untukmu, maafkan aku tidak bisa membuatkannya” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan kembali menangis
“Sang Man apa kau sudah berhenti merokok?” tanya Yun Soo lagi
“sekarang tidak boleh lagi, orang yang akan menjadi kepala keluarga tidak boleh merokok” jawab Hantu Pria Perokok dan Sang Man tersenyum
“kelihatannya sangat suka makanan yang manis” ucap Yun Soo dan melihat permen ikan jumbo tergantung di langit-langit rumah Sang Man (walaupun tinggal ekornya saja).
“Mau aku coba lagi, melempar panah adalah keahlianku, kali ini jika kena maka aku akan memberikan hadiahnya kepadamu” jawab Hantu Anak kecil dan Sang Man kembali tersenyum.
“Sang Man, kamu adalah orang yang seperti apa? Aku Cuma merasa kamu adalah orang yang mempunyai banyak sisi. Degup jantungmu sangat bagus, apakah itu punyamu sendiri?” tanya Yun Soo. Yun Soo ingin mengenal Sang Man lebih dekat. Yun Soo merasa setiap dirinya bertemu dengan Sang Man, kepribadian Sang Man selalu berubah. Ada kalanya Sang Man bersifat seperti seorang anak kecil, ada kalanya Sang Man terlihat sangat rapuh dan ada kalanya Sang Man terlihat genit dan gentle.
“Dia bilang sewaktu masih kecil, Yun Soo sangat menyayangi Ayah. Ayahmu sangat berterima kasih padamu. Ayahmu berkata dia ingin memberikanmu sesuatu padamu dan dia meletakkannya tempat dimana kalian sering bertemu” jawab Sang Man
“benarkah bisa melihat orang mati? Disini juga ada?” tanya Yun Soo “di tempat aku bekerja, setiap hari ada orang mati. Sang Man bisa melihat orang mati dan berbicara dengan mereka, bertemu dengan ayahku, memikirkan ini membuatku sangat lelah. Terima kasih akan makan malamnya, aku pergi dulu” ucap Yun Soo.
Sang Man terdiam sesaat memikirkan kata-kata Yun Soo. “aku orang yang bagaimana?kalian tentu tidak tahu” ucap Sang Man kepada para Hantu dan masuk ke dalam kamar.
Para Hantu hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man. Sesaat sebelum masuk ke dalam kamar, Sang Man kembali berbicara “semua keinginan kalian sudah terpenuhi, apa masih tidak ingin pergi? Anak kecil sudah puaskan menonton film? Demi membantumu mencarikan kamera aku rela dimarahi habis-habisan, apa masih tidak ingin pergi? Hantu Perokok, masalah apapun aku sudah melakukannya, apa itu masih tidak cukup? Bibi yang cengeng, aku sudah selesai makan, mangkoknya aku yang akan cuci, kamu pergi saja. Aku sudah memenuhi keinginan kalian, apa masih mau tinggal disini, sekarang, aku mohon pergilah semua”.
Keesokan harinya Sang Man terbangun. Sang Man duduk di meja makan sendirian tanpa ditemani para Hantu.
Akhir-akhir ini dimana-mana adalah udara yang sama
Sang Man duduk sendirian di dalam taxi milik Hantu Pria Perokok. Sang Man kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Yun Soo. Pertemuan pertama yang membuatnya Love at first sight pada Yun Soo dan pertemuan yang membuatnya mengetahui apa itu cinta.
Pertemuannya dengan Yun Soo di gedung Bioskop, dimana Sang Man melihat Yun Soo tertawa untuk pertama kalinya. Melihat Yun Soo makan Jajangmyeon, mendengar degup jantung Yun Soo yang membuatnya tersenyum untuk pertama kali.
Di Rumah Sakit
Yun Soo kembali melihat salah satu Pasien yang dirawatnya meninggal dunia dan itu adalah Zhen Yuan. Yun Soo berdiri di balkon rumah sakit, tempat dimana dia sering menemukan Ayahnya bermain kartu secara sembunyi-sembunyi. Yun Soo melirik tempat dimana Ayahnya sering menyembunyikan kartunya.
Yun Soo mengangkat selimut dan menemukan sebuah kotak berwarna putih. Yun Soo membuka penutup kotak dan menjadi sedih melihat isi kotak yang ternyata adalah sebuah sepatu berwarna putih. Air mata Yun Soo perlahan-lahan jatuh membasahi pipinya. Yun Soo mengingat sang Ayah yang sangat dibencinya bahkan hingga hari kematian Ayahnya. Yun Soo merasa bersalah apalagi dia sama sekali belum meminta maaf kepada Ayahnya.
Yun Soo terduduk lesu di tempat jaga para perawat. Sebuah suara mengagetkannya “jika kamu masih belum makan siang, mau tidak makan bersamaku?”. Yun Soo tersenyum melihat si pemilik suara yang tidak lain adalah Sang Man.
Sang Man dan Yun Soo sekarang duduk di taman.
“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang. Itulah yang terjadi pada Kakakku, sampai meninggal pun tidak ingat pada keluarga bahkan orang tua. Semalam aku minta maaf” ucap Yun Soo
“tidak apa-apa. Semua Hantu itu sudah pergi. Aku sangat tidak suka merokok, minum arak dan menangis. Mereka sudah pergi semuanya dan aku tidak akan lagi menjadi orang seperti itu. Waktu merasa diri sendiri mati, selalu ada orang yang membangunkanku. Sewaktu bangun aku ragu karena selalu saja gagal untuk mati. Di dalam asap putih aku selalu melihat wajah Yun Soo. Kali ini aku kembali hidup dan ingin hidup baik-baik bersama denganmu” jawab Sang Man dan menatap Yun Soo yang tersenyum malu.
Sang Man menjadi malu menyadari apa yang sudah dikatakannya. Sang Man mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memuji sepatu baru Yun Soo. Yun Soo kembali tersenyum.
Untuk mengurangi rasa groginya, Yun Soo mencicipi Kimbab yang dibawa Sang Man. Sang Man pun melakukan hal yang sama. Tatapan mereka saling bertemu.
Yun Soo tiba-tiba terdiam “semalam aku baru ingat, di dalam masakan tersebut seharusnya dimasukkan Bocai (sejenis sayuran), tetapi mengapa kamu tidak memasukkannya?” tanya Yun Soo.
“oh itu, Ibuku mengatakan kalau air seledri baik untuk darah dan bayam bagus untuk sistem reproduksi darah” jawab Sang Man dengan mulut yang penuh KImbab. Yun Soo mengangguk mendengar penjelasan Sang Man namun lain halnya dengan Sang Man. Pertanyaan Yun Soo barusan mengingatkannya tentang satu hal.
=Flashback=
“sayuran ini bisa membersihkan cairan darah” ucap Ibu Sang Man dan menyuapi Sang Man kecil sebuah Kimbap. Ibu Sang Man tak lain adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
Ibu Sang Man sering melihat Sang Man saat tertidur dan itu juga yang pernah dilakukan Hantu Wanita yang selalu menangis ketika Sang Man tertidur. Ibu Sang Man juga sering mengajak Sang Man ke Pasar.
“kapan Sang Man kami juga akan menikah?” gumam Ibu Sang Man ketika melihat pasangan suami istri berjalan bersama-sama ke pasar.
=Flashback end=
Sang Man mulai menangis dan berlari pulang ke rumah. Semua kenangan yang pernah hilang dari ingatannya mulai kembali.
=Flashback=
Seorang anak kecil terlihat dikerumuni oleh beberapa orang anak sebayanya.
“masih tidak mau menyerahkan uangnya?”
“aku sangat memerlukan uang ini” jawab anak kecil
“ingin cari mati?”. Anak kecil tersebut akhirnya memberikan uang yang dimilikinya.
Sang Man kecil berdiri di depan sebuah gedung Bioskop bersama dengan Anak kecil yang tak lain adalah Kakaknya. “lain kali, Hyung akan membawamu untuk melihat” ucap Anak kecil yang penuh dengan luka yang tak lain adalah Hantu Anak kecil “Baik” jawab Sang Man kecil tersenyum.
Seorang Pria terlihat turun dari taxi kuningnya. Dia kemudian berteriak memanggil istri dan Ayahnya untuk segera keluar rumah. “Yeobo, Abochi, lihatlah ini adalah No.1 yang paling Populer di Dunia ini, Istriku mau tidak jika kita besok pergi jalan-jalan bersama” ucap Sang Pria yang tak lain adalah Hantu Pria Perokok. Istri dan Ayahnya terlihat sangat senang melihat mobil baru sang Pria. Mereka pun mengangguk setuju untuk pergi liburan esok hari.
“baik, aku setuju, aku akan meminjam kamera selama satu hari agar bisa memotret cucuku” jawab Sang Ayah yang merupakan Hantu Kakek Tua dan Kakek Sang Man.
Kakek berlari dengan sebuah kamera di tangannya. “besok, aku akan kembalikan. Aku akan mengembalikannya seperti semula”. Teriak Kakek pada sahabatnya yang tak lain adalah Kakek Jun Panmo.
Keesokan harinya
Sang Man kecil, Ayah, Ibu, Kakak dan Kakeknya menaiki taxi baru milik Sang Ayah.
“Ayah akan mengajarimu naik kuda dan berenang” ucap Ayah pada Sang Man kecil “baik” jawab Sang Man kecil senang.
Sebuah Truk tiba-tiba menabrak taxi kuning milik Ayah Sang Man hingga terjatuh ke dalam jurang.
Ibu Sang Man terus memeluk Sang Man kecil sementara Ayah berusaha melindungi Kakak Sang Man. Kakek Sang Man berpegangan pada mobil.
Polisi berhasil menemukan taxi kuning yang terjatuh ke dalam jurang.
Salah satu Polisi mengambil kamera milik Kakek Jun Panmo dan menyimpannya.
Sang Man kecil selamat dan berhasil dievakuasi. Sementara Sang Ibu, Ayah, Kakak dan Kakeknya tewas dalam kecelakaan.
Sang Man kecil yang berada dalam gendongan dokter samar-samar melihat taxi kuning milik sang Ayah hancur lebur.
=Flashback end=
“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang”. Sang Man kembali mengingat perkataan Yun Soo.
Sang Man akhirnya sampai di apartemennya. Sang Man berteriak seperti orang gila “dimana? Kalian begitu egois, setelah aku mengabulkan keinginan kalian, kalian lantas pergi? Mengapa setiap kali aku tanya kalian selalu menghilang dan tidak bersuara? Walaupun aku menyuruh kalian pergi, kalian jangan pergi”.
Sang Man terus menangis namun para Hantu sama sekali tidak muncul. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil berlari kecil disekitar Sang Man. Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan melihat Hantu Anak kecil berdiri di hadapannya.
“Hyung?” panggil Sang Man dan tersenyum
“Sang Man terus saja menangis dan tertawa lagi, pantat bisa tumbuh bulu, itu aku tinggalkan untukmu (robot yang pernah Sang Man beli sesuai keinginan Hantu Anak Kecil), kamu mainlah, Abang merasa terlalu kekanak-kanakan untuk bermain lagi, tapi kamu menyukai benda yang kekanak-kanakan seperti itu kan? Tidak boleh pinjamkan orang lain, hanya untukmu saja” ucap Kakak Sang Man.
“sudah menyatakan cinta? Mendapatkan hati seorang wanita sangat mudah yaitu dengan ketulusan hati” ucap Kakek pada Sang Man
“Anakku cepat sekali tumbuh dewasa” ucap Hantu Pria Perokok dan mengukur tingginya dengan Sang Man. Sang Man berbalik dan melihat Sang Ayah “kamu berhentilah merokok” pesan Ayah Sang Man.
“Appa yang mengajarkanku” jawab Sang Man “kelak ayah akan mengajari kamu menyetir dan tidak akan membiarkanmu mendapat masalah lagi. Ayah akan ada selalu disampingmu dan menemanimu menyetir. Anak Ayah sangat hebat, kamu tahu kan?”
“aku tahu Appa” jawab Sang Man
Sebuah suara semakin membuat Sang Man menjadi sedih
“mianhae” ucap Hantu wanita yang selalu menangis. Sang Man berjalan perlahan-lahan mendekati Ibunya.
“Omma, bisa tidak bawa aku pergi?” ucap Sang Man
Hantu Wanita yang selalu menangis menggeleng “Ibu bersalah padamu, Ibu seharusnya tidak membiarkanmu sendirian. Mianhae Sang Man, Ibu sungguh sangat bersalah. Sang Man kami walaupun kelihatannya sendirian, sebenarnya ada Ibu, Ayah, Kakak dan Kakek yang selalu menemanimu, semuanya akan bersama denganmu. Hidup baik-baik, Arachi? Gadis itu kelihatannya baik, dia juga menyukai masakan buatan ibu”.
Sang Man semakin sedih mendengar apa yang diucapkan ibunya. Hantu Wanita yang selalu menangis kemudian memeluk Sang Man, anak yang sangat dicintainya dan sangat disayanginya. Anak yang harus berjuang hidup sendirian tanpa seoarng keluargapun disampingnya.
“aku masih mengkhawatirkan anakku, sebelum aku pergi pun tidak mengenaliku. Terima kasih kamu mengenali Ibu, terima kasih sudah tumbuh menjadi seperti ini”.
Sang Man membayangkan saat dirinya dipeluk oleh Ibunya sewaktu masih kecil. Pelukan hangat yang selalu membuatnya merasa aman dan damai.
Ayah, Kakek dan Kakak Sang Man tersenyum senang melihat Sang Man akhirnya bisa mengingat mereka.
“Ayo kita foto keluarga bersama-sama” ucap Kakek pada yang lainnya.
Kakek berlari dengan cepat berkumpul bersama yang lainnya setelah mengatur timer kamera. Sang Man berdiri di tengah dengan memegang robot milik sang Kakak. Foto sudah jadi dan hasilnya Sang Man hanya berfoto sendirian.
Ternyata selama ini, Ayah, Ibu, Kakek dan Kakak Sang Man selalu menemaninya.
Sang Man sedang menonton tv. Para Hantu berkumpul di dekat Sang Man dan melihat yang sedang dikerjakan Sang Man.
“anak ini makan apa lagi, kenapa makan begitu banyak?” ucap Hantu Kakek Tua
“anakku jangan makan lagi” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis khawatir
“kamu mau memakan ini semua?” tanya Hantu Anak kecil.
Sebuah telepon tiba-tiba berbunyi. Sang Man dan Para Hantu reflex berbalik. “keluarkan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis. Tiba-tiba Hantu Kakek Tua mempunyai ide. “anak, lihat itu”. Para Hantu berbalik dan melihat sebuah tempat air yang berisi full air minum.
Sang Man masih memperhatikan telepon yang terus berdering, bingung antara mengangkat telepon atau membiarkannya berdering terus. Sementara Hantu Wanita yang selalu menangis, Hantu Pria Perokok dan Hantu Anak kecil bergantian meminum air hingga habis dan tidak bersisa sedikitpun.
Sang Man terkejut saat melihat tempat air yang semula terisi penuh tiba-tiba kosong. Sang Man memuntahkan semua obat di dalam mulutnya.
Ternyata selama ini yang selalu menggagalkan usaha Sang Man untuk bunuh diri adalah Ayah, Ibu, Kakek dan Kakaknya.
Pertama kali hidup bersama dengan orang lain, tapi kalau ini manusia akan lebih baik
Sang Man merasa hidupnya jauh lebih berarti. Hal ini pertama kali dirasakannya dalam hidupnya, walaupun yang menemaninya adalah Para Hantu. Sang Man tersenyum senang melihat Para Hantu yang sedang asyik menonton tv. Rumahnya yang dahulu sepi seperti kuburan sekarang menjadi lebih berwarna.
Sang Man dan Para hantu menikmati permen ikan jumbo yang berhasil dimenangkan Sang Man.
Hantu Anak kecil tentu saja senang menikmatinya, tetapi Hantu Kakek Tua sama sekali tidak, baginya menikmati sake jauh lebih nikmat daripada harus memakan permen ikan jumbo. Begitupun dengan Hantu pria Perokok yang jauh lebih suka jika dihadapakan dengan berbungkus-bungkus batang rokok.
“aku ingin pergi berbelanja” ucap Sang Man pada semua Hantu.
Sang Man ditemani para Hantu pergi berbelanja di sebuah toko yang pernah dilewati Sang Man dan Hantu anak kecil. Disaat Sang Man dan para Hantu sedang sibuk di dalam toko, di luar toko terlihat beberapa orang yang berhenti untuk sekedar foto dan melihat-lihat di depan mobil Sang Man.
Hantu Pria Perokok mengemudikan mobil, tentu saja dengan rokok di tangannya. Di jok belakang mobil terlihat tumpukan kaset dvd kartun anak-anak yang berhasil di beli Sang Man.
Hantu Pria Perokok melihat rokok di tangannya kemudian melihat kepada Sang Man yang sedang asyik merokok. Tanpa pikir panjang, Hantu Pria Perokok membuang rokoknya ke luar jendela mobil.
Sang Man pun melakukan hal yang sama “kenapa, apa ingin berubah?” tanya Sang Man “apa?” tanya Hantu Pria Perokok “kamu sedang memikirkan kesehatanku?” tanya Sang Man lagi. Hantu Pria Perokok tertawa “kamu juga meninggal karena menderita kanker paru-paru kan?” tambah Sang Man “anio” jawab hantu Pria perokok tersenyum “terus karena apa?” tanya Sang Man penasaran “kecelakaan lalu lintas” jawab Hantu Pria perokok “apa seperti sekarang, memandu mobil?” tanya Sang Man, namun ucapannya terhenti saat sebuah bunyi klakson terdengar dari arah belakang.
Rupanya itu bunyi klakson dari mobil patroli polisi yang menyuruh mereka berhenti. Hantu Pria Perokok pun meminggirkan mobil.
“tadi di jendela sudah membuang puntung rokok kan?” tanya Polisi mendekati mobil Sang Man. Sang Man mengatur poninya seperti yang biasa dilakukan hantu Pria Perokok. “aigoo,benar-benar sudah berusaha” ucap Sang Man dengan nada bicara Hantu Pria Perokok. “perlihatkan sim anda” ucap Polisi dan melihat mobil yang dikendarai Sang Man yang terlihat sangat berbeda dengan mobil keluaran tahun sekarang dan keluaran beberapa tahun terakhir. “aku tidak ada sim” ucap Sang Man dengan nada bicara seperti biasa, rambutnya juga sudah kembali seperti semula.
Sang Man dibawa ke kantor polisi.
Sang Man berkali-kali ingin merokok, tetapi Hantu Pria Perokok terus menggagalkan usaha Sang Man dengan cara meniup api yang akan membakar rokok dan mengambilnya. Para Polisi yang berada tidak jauh dari Sang Man terus memperhatikan apa yang Sang Man kerjakan.
“kamu bukan lelaki yang tidak normal kan? Apa kamu ingin memanggil anggota keluargamu ke sini?” tanya Polisi “kamu sedang buat apa?” tanya Polisi yang lainnya. Mereka mengira Sang Man tidak waras. Sang Man menyalakan api untuk merokok dan kemudian meniupnya lagi.
“aku merasa rokok itu tidak baik, tapi dia selalu ingin merokok” ucap Sang Man dan nada bicaranya berubah menjadi nada bicara Hantu Pria Perokok “siapa yang ingin merokok dan siapa yang melarangmu?” tanya Polisi penasaran. Sang Man mengatur rambutnya “kalau aku beritahu, anda juga tidak akan paham” jawab Sang Man “kamu sudah dewasa mengapa belum punya SIM?” tanya Polisi lagi “aku ada, aku kan seorang supir taxi” jawab Sang Man dan nada bicaranya kembali menjadi seperti Hantu Pria Perokok begitupun dengan rambutnya “selamat datang, good bye, sayonara” ucap Sang Man.
“tidak punya SIM masih memandu mobil?” tanya Polisi yang satunya “itu kamu sendiri” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok yang tak terlihat “dari kecil takut mengendarai mobil makanya tidak memiliki SIM” jawab Sang Man pada Polisi “kamu ingin buat apa lagi, kamu yang memandu dan aku tidak punya SIM” ucap Sang Man pada Hantu Pria Perokok. Semua Polisi menjadi heran dengan sikap Sang Man yang berbicara seolah-olah ada orang yang diajaknya mengobrol.
Polisi menghentikan tindakan Sang Man yang dianggapnya berbicara sendirian. Polisi menyuruh Sang Man untuk memanggil anggota keluarganya, namun Sang Man tetap menjawab kalau dia sama sekali tidak memiliki anggota keluarga dan hidup sendirian. “tidak adakah orang yang bisa datang?kenapa menjadi orang seperti ini” tanya Polisi.
Sang Man mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Sang Man memandangi sebuah kartu nama berwarna biru muda.
Hingga malam tiba, Sang Man belum juga beranjak dari kantor polisi.
Sang Man bercerita kepada Hantu Pria Perokok
“kau tahu orang bisa makan sewaktu kapan? Musim semi, musim gugur dan masih ada hari natal. Karena kesepian terus memikirkan orang lain pasti juga kesepian. Tapi jika sudah sampai waktunya, melihat orang lain juga sangat bahagia, begitu yang ada dalam pikiranku. Rupanya hanya aku saja yang seperti ini, hanya jika ada kehidupan aku seperti ini. Aku hanya berusaha bekerja keras, menikah dengan wanita yang aku sukai, memiliki satu hingga dua orang anak, tidak perduli seberapa letih pun akan tetap hidup demi keluarga, itulah impianku. Tapi bagi orang yang tidak memiliki keluarga, peluang seperti inipun mustahil, takut dikatakan kesepian, makanya berusaha untuk hidup lagi. Aku selalu foto seorang diri, tetapi selalu berpikir diantara ribuan orang pasti ada yang termasuk keluargaku, keluarga yang tidak dapat aku lihat. Memikirkan mereka menjadi ayah dan ibuku”.
Yun Soo yang sudah berdiri sedaritadi di dekat Sang Man berjalan perlahan mendekati Sang Man. Yun Soo sudah cukup lama mendengar cerita Sang Man.
“Yun Soo-si” ucap Sang Man saat Yun Soo mendekatinya dan mendengarkan denyut jantungnya (aku paling suka adegan ini chingu).
“kenapa?” tanya Sang Man lagi.
Semua Polisi sontak berdiri melihat Sang Man dan Yun Soo. “selalu mengatakan kesepian, ternyata berefek sangat ampuh” ucap salah satu Polisi.
Yun Soo dan Sang Man sekarang berada di mobil yang sama, taxi hantu Pria Perokok. “selalu katakan keluarga, kalau aku malah ingin meninggalkan keluargaku, aku selalu berpikiran seperti itu” gumam Yun Soo sambil mengemudikan mobil. Sang Man hanya terdiam mendengarkan apa yang diucapkan Yun Soo.
Yun Soo memarkir mobil di area parkir apartemen Sang Man.
“kamu kembali saja” ucap Yun Soo saat Sang Man mengikutinya dan bermaksud ingin mengantarnya.
Sang Man mengangguk. “ah, makan ini” ucap Yun Soo dan memberikan beberapa bungkus permen kepada Sang Man “jangan mengambil punya anak kecil lagi” tambah Yun Soo. Sang Man memandangi permen berbentuk smile yang sekarang berada di tangannya. “aku pergi dulu” ucap Yun Soo dan berlalu pergi.
Sang Man memandangi Yun Soo yang mulai menjauh. Hantu Pria Perokok tiba-tiba muncul dan berdiri di samping Sang Man “tidak berikan DVDnya?” tanya Hantu Pria Perokok. Sang Man tiba-tiba tersadar dan berteriak tunggu pada Yun Soo.
Sang Man berlari ke mobil dan kemudian kembali dengan membawa sekotak dvd kepada Yun Soo. “ini, aku mendengar kamu sangat suka kartun. Aku tidak membelinya, di rumah sangat banyak” ucap Sang Man “tetapi mengapa memberikannya kepadaku?” tanya Yun Soo heran “ini semua milik keluarga” jawab Sang Man sambil tertawa “aku pergi dulu” ucap Yun Soo canggung sekaligus heran dengan sikap Sang Man.
Yun Soo berjalan sempoyongan dengan sekotak dvd di tangannya. Sementara Sang Man terus melambaikan tangan pada Yun Soo. Hantu Pria Perokok menghela nafas melihat sikap Sang Man “bantu dia mengangkat kotak itu” ucap Hantu Pria Perokok. Sang Man terkejut mendengar ucapan Hantu Pria Perokok. Sang Man sama sekali tidak pernah pacaran dan tidak pernah berkenalan dengan seorang gadis sekalipun, makanya Hantu Pria Perokok memberitahu Sang Man.
Sang Man dan Yun Soo berdiri di Halte Bus menunggu Bus datang. Sang Man terus tersenyum begitupun dengan Yun Soo. Bus yang akan dinaiki Yun Soo akhirnya datang, Sang Man memberikan kotak dvd kepada Yun Soo.
Bus perlahan-lahan mulai berjalan. Sang Man memandangi Yun Soo dari balik jendela Bus. Sang Man berjalan kembali menuju apartemennya namun tiba-tiba berlari dengan cepat mengejar Bus. Hantu Pria Perokok tertawa melihat sikap Sang Man dan sudah bisa menebak kalau Sang Man pasti akan melakukannya.
Di dalam Bus
Sang Man duduk di samping Yun Soo. Sang Man dan Yun Soo sama-sama canggung. Sang Man memutuskan membuka pembicaraan.
“itu tadi di kantor polisi, mengapa kau melakukan hal seperti itu?” tanya Sang Man dan memiringkan sedikit kepalanya agar Yun Soo tahu apa maksud ucapannya.
“ah, maaf itu kebiasaanku, Ingin dengarkan denyut jantung” jawab Yun Soo
“oh, tidak apa-apa” jawab Sang Man. (Suasana mulai mencair)
“kedengarannya sungguh sehat, orang tuamu sepertinya memberikan sebuah jantung yang bagus untukmu” ucap Yun Soo
“kalau begitu, bisakah aku melakukannya juga” ucap Sang Man dan tanpa perasaan malu dan canggung mendengarkan denyut jantung Yun Soo. Yun Soo jelas saja kaget namun hanya bisa diam melihat Sang Man, jantungnya saat ini sedang tidak stabil, apalagi berada di dekat seorang Pria.
“oh, denyutannya sangat cepat, kung,kung,kung, suaranya juga sungguh bagus” ucap Sang Man tersenyum. Yun Soo ikut tersenyum.
Sang Man berjalan kembali ke apartemennya. Hantu Pria Perokok masih setia menunggu Sang Man di halte Bus. Senyuman di wajah Sang Man terus terkembang.
Sang Man duduk di samping Hantu Pria Perokok. Hantu pria Perokok ingin mendengarkan denyut jantung Sang Man namun Sang Man dengan cepat menghindar. Hantu pria Perokok tertawa tiada henti melihat sikap Sang Man yang tiba-tiba menjadi malu di hadapannya.
Yun Soo kembali ke rumah sakit. Yun Soo menuju kamar ayahnya dan marah ketika melihat ayahnya bermain kartu bersama Kakek Jun Panmo dan Zhen Yuan. Yun Soo membereskan kartu-kartu yang berserakan di atas tempat tidur dan membawanya pergi.
Saat hendak melewati pintu kamar, Ayahnya tiba-tiba berbicara “kamu lebih cantik jika mengenakan baju bebas daripada baju perawat dan lebih cantik lagi jika menggunakan sepatu yang indah”. Yun Soo tidak menjawab dan berlalu pergi. Ayahnya hanya bisa memandangi putri yang sangat disayanginya tidak memperdulikannya.
Permintaan terakhir yang akan dipenuhi Sang Man adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
“aku hanya ingin membuatkan makan malam pada orang yang kusukai” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“kalau begitu beritahukan kepadaku siapa mereka dan kita akan menemukannya” ucap Sang Man
“orang yang aku sukai?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis. Hantu wanita terlihat bingung “itu, orang yang disukai….”
“apa orangnya sudah tidak ada?” tanya Sang Man
“maaf tidak bisa menjawab dengan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis sedih dan kembali menangis. “bagaimana kalau kita makan bersama?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis
“jangan sampai saat itu tidak mengungkapkan perasaan dan menyesal” ucap Sang Man menasehati
“ah, tidak, kita makanlah bersama” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“tidak perlu mencari orang yang disukai?” tanya Sang Man memastikan
Hantu Wanita yang selalu menangis tiba-tiba berpikir “boleh memanggil seseorang?”
Sang Man menjadi heran melihat sikap Hantu wanita yang selalu menangis tersenyum terus menerus padahal tidak ada hal yang lucu. Sang Man tiba-tiba ikut tertawa saat melihat tujuan Hantu wanita yang selalu menangis.
Senyum mengembang di wajah Sang Man saat melihat Yun Soo. Sang Man merasa malu untuk mendekati Yun Soo. Hantu Wanita yang selalu menangis mengerti dengan yang dirasakan Sang Man. Dia perlahan-lahan mendekati Yun Soo dan Sang Man otomatis mengikut di belakangnya.
“cantik sekali, ini beli dimana?” tanya Sang Man menyentuh jepit rambut Yun Soo yang saat itu sedang sibuk menulis catatan representative pasien.
Aku hampir lupa kalau tubuhku tidak hanya digunakan oleh diriku sendiri
Sang Man tiba-tiba tersadar dan meminta maaf pada Yun Soo atas apa yang sudah diperbuatnya.
“datang ke sekitar sini ada masalah, jepit rambutmu sangat cantik” ucap Sang Man dan ucapan Sang Man membuat Yun Soo tersenyum.
Tiba-tiba Ayah Yun Soo datang menghampiri mereka.
“namja chingu?” tanya Ayah Yun Soo dan melihat Sang Man dengan seksama “aku adalah Ayah Yun Soo”.
“Annyeonghaseyo” sapa Sang Man dan memberi hormat “aku dan Yun Soo diantara kami adalah……” ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“masuklah, sudah saatnya disuntik”
“aku dulu sudah memprediksi ini akan terjadi, kapan kalian menikah?” tanya Ayah Yun Soo senang
“apa? Menikah? Itu adalah impianku, mempunyai 2 orang anak……” lagi-lagi ucapan Sang Man dipotong Yun Soo
“cepatlah masuk”
Ayah Yun Soo mengerti dan kemudian beranjak pergi. Baru beberapa langkah dia berbalik lagi “aku tidak bisa menunggu terlalu lama, aku ingin melihatnya segera menikah”
“tidak bisakah langsung masuk” teriak Yun Soo. Ayah Yun Soo dan Sang Man tentu saja terkejut
“Yun Soo, kamu jangan bersikap seperti itu terhadap Ayahmu” ucap Sang Man mengingatkan
“aku melakukan ini terhadap Ayahku, bukan urusanmu” ucap Yun Soo kesal
“Tapi, aku Cuma merasa……”
“apa kamu tahu apa yang sudah dilakukannya terhadapku….”
“tapi dia tetap adalah keluargamu” ucap Sang Man
“kamu Cuma tahu tentang apa itu keluarga karena kamu sama sekali tidak memilikinya, apa kamu pikir memiliki keluarga adalah bagus? Maaf Sang Man, jangan perdulikan urusan orang lain lagi” ucap Yun Soo dan berlalu pergi meninggalkan Ayahnya dan Sang Man.
Sesampainya di rumah Sang Man membenahi semua barang-barang yang berada di rumahnya, tidak perduli itu buku, pakaian ataupun televisi.
“sebentar lagi akan memasuki musim dingin, ini masih bisa digunakan, barang yang masih digunakan tidak boleh dibuang” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat khawatir
“ini juga dibuang?” tanya Hantu Wanita yang selalu menangis melihat Sang Man melepaskan kabel tv dan mengangkatnya. Bagi Hantu Wanita yang selalu menangis, tv tersebut satu-satunya barang yang sangat berharga di rumah ini, karena para Hantu yang lainnya sangat senang menonton tv termasuk dirinya.
“apa urusanmu, ini barang-barangku. Aku kan mengabulkan keinginanmu jadi jangan menggangguku lagi” ucap Sang Man kesal. Hantu Wanita yang selalu menangis hanya tertunduk lesu mendengarnya.
Sang Man turun ke lantai dasar dan menuju tempat pengumpulan barang-barang bekas. Para tetangga Sang Man juga sudah berada disana. Mereka ikut menyumbangkan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Para Hantu hanya bisa melihat Sang Man dari balkon apartemen. Sekarang apartemen Sang Man kosong melompong.
Hantu Wanita yang selalu menangis berdiri di depan kamar Sang Man. Ia ingin masuk tetapi takut menganggu Sang Man yang sedang tidak mood. Bel tiba-tiba berbunyi, Sang Man keluar dari kamar dan membuka pintu.
Sang Man sedikit terkejut saat melihat Ayah Yun Soo berdiri di depan pintunya.
“bantu aku bisa?” pinta Ayah Yun Soo.
Sang Man berjalan lesu menuju lokasi pemakaman. Sang Man kemudian menuju sebuah ruangan dan melihat Yun Soo duduk sendirian. Yun Soo mengenakan pakaian hitam dan sedang berkabung.
“Yun Soo” panggil Sang Man.
Sang Man mengajak Yun Soo keluar dari ruangan dan berbicara di luar.
“itu aku…. Mungkin kamu tidak akan percaya, tetapi aku bisa melihat orang yang sudah mati. Kamu pasti sangat sulit mempercayainya, Ayahmu datang menemuiku makanya aku datang kemari, dia menyuruhku meminta maaf kepadamu”
“setiap hari mendengar degup jantung ibu, jika berdegup sangat bagus, suaranya sekecil apapun aku bisa mendengarnya. Suara itu makin lama makin lemah hingga suatu hari aku tidak bisa mendengarnya lagi. Melihat ibu meninggal adalah ketakutan terbesar bagiku. Hidup berdua dengan ibu walaupun tidak ada uang juga tidak apa-apa asalkan Ayah bisa cepat sembuh. Terhadapku Cuma ada kenangan seperti ini” ucap Yun Soo dan meminta izin kepada Sang Man untuk kembali masuk.
Keesokan harinya
Kakek Jun Panmo mencoba menghibur Yun Soo.
“Suster Jung,kelak jangan hanya menjaga orang yang akan mati saja, menikahlah. Tidak merasa kesepiankah?”.
Kakek Jun Panmo berdiri dan meminta kepada Yun Soo untuk mengembalikan kamera kepada pemiliknya. Kamera yang diberikan Sang Man kepada Kakek Jun Panmo dan dibalik kamera terdapat tulisan K dan Y.
Sang Man dan para Hantu Pria berdiri di depan lemari pakaian Sang Man. Dari dalam lemari terdengar suara tangisan. Rupanya Hantu Wanita Yang selalu menangis kembali menangis dan mengurung diri di dalam lemari.
Sang Man membuka lemari “kenapa selalu menangis?”
“maaf” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis
“bukankah ingin makan bersama? Ayo kita berbelanja”.
Hantu Wanita yang selalu menangis terlihat antusias ketika dirinya dan Sang Man berada di pasar. Dia bahkan bingung ingin membeli bahan makanan apa.
Hantu Wanita yang selalu menangis memasak di dapur. Bel pintu rumah Sang Man kembali berbunyi dan yang datang adalah Yun Soo . Yun Soo memberikan kamera kepada Sang Man. Yun Soo melihat Sang Man memakai celemek dan makanan yang sudah tertata rapi di meja.
“makan bersama siapa?” tanya Yun Soo
“ah, itu….. mau makan bersama?
Orang yang setiap hari bisa makan bersama keluarga betapa bahagianya
Sang Man melihat disisi kanan dan kirinya para Hantu mulai makan. Sang Man merasa sedikit agak aneh karena ini pertama kali dalam hidupnya bisa berkumpul bersama dan makan.
“apa biasanya juga sering memasak?” tanya Yun Soo yang sekarang duduk di hadapan Sang Man
“ada orang yang dicintai, masak setiap hari alangkah baiknya” jawab hantu Kakek Tua. Yun Soo tersenyum mendengarnya jawaban Sang Man.
“tidak tahu apa ini sesuai dengan seleramu, coba cicipi ini” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan Sang Man menawarkan Kimbab kepada Yun Soo. “sungguh ingin setiap hari membuat ini untukmu, maafkan aku tidak bisa membuatkannya” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis dan kembali menangis
“Sang Man apa kau sudah berhenti merokok?” tanya Yun Soo lagi
“sekarang tidak boleh lagi, orang yang akan menjadi kepala keluarga tidak boleh merokok” jawab Hantu Pria Perokok dan Sang Man tersenyum
“kelihatannya sangat suka makanan yang manis” ucap Yun Soo dan melihat permen ikan jumbo tergantung di langit-langit rumah Sang Man (walaupun tinggal ekornya saja).
“Mau aku coba lagi, melempar panah adalah keahlianku, kali ini jika kena maka aku akan memberikan hadiahnya kepadamu” jawab Hantu Anak kecil dan Sang Man kembali tersenyum.
“Sang Man, kamu adalah orang yang seperti apa? Aku Cuma merasa kamu adalah orang yang mempunyai banyak sisi. Degup jantungmu sangat bagus, apakah itu punyamu sendiri?” tanya Yun Soo. Yun Soo ingin mengenal Sang Man lebih dekat. Yun Soo merasa setiap dirinya bertemu dengan Sang Man, kepribadian Sang Man selalu berubah. Ada kalanya Sang Man bersifat seperti seorang anak kecil, ada kalanya Sang Man terlihat sangat rapuh dan ada kalanya Sang Man terlihat genit dan gentle.
“Dia bilang sewaktu masih kecil, Yun Soo sangat menyayangi Ayah. Ayahmu sangat berterima kasih padamu. Ayahmu berkata dia ingin memberikanmu sesuatu padamu dan dia meletakkannya tempat dimana kalian sering bertemu” jawab Sang Man
“benarkah bisa melihat orang mati? Disini juga ada?” tanya Yun Soo “di tempat aku bekerja, setiap hari ada orang mati. Sang Man bisa melihat orang mati dan berbicara dengan mereka, bertemu dengan ayahku, memikirkan ini membuatku sangat lelah. Terima kasih akan makan malamnya, aku pergi dulu” ucap Yun Soo.
Sang Man terdiam sesaat memikirkan kata-kata Yun Soo. “aku orang yang bagaimana?kalian tentu tidak tahu” ucap Sang Man kepada para Hantu dan masuk ke dalam kamar.
Para Hantu hanya terdiam mendengar ucapan Sang Man. Sesaat sebelum masuk ke dalam kamar, Sang Man kembali berbicara “semua keinginan kalian sudah terpenuhi, apa masih tidak ingin pergi? Anak kecil sudah puaskan menonton film? Demi membantumu mencarikan kamera aku rela dimarahi habis-habisan, apa masih tidak ingin pergi? Hantu Perokok, masalah apapun aku sudah melakukannya, apa itu masih tidak cukup? Bibi yang cengeng, aku sudah selesai makan, mangkoknya aku yang akan cuci, kamu pergi saja. Aku sudah memenuhi keinginan kalian, apa masih mau tinggal disini, sekarang, aku mohon pergilah semua”.
Keesokan harinya Sang Man terbangun. Sang Man duduk di meja makan sendirian tanpa ditemani para Hantu.
Akhir-akhir ini dimana-mana adalah udara yang sama
Sang Man duduk sendirian di dalam taxi milik Hantu Pria Perokok. Sang Man kembali mengingat pertemuan pertamanya dengan Yun Soo. Pertemuan pertama yang membuatnya Love at first sight pada Yun Soo dan pertemuan yang membuatnya mengetahui apa itu cinta.
Pertemuannya dengan Yun Soo di gedung Bioskop, dimana Sang Man melihat Yun Soo tertawa untuk pertama kalinya. Melihat Yun Soo makan Jajangmyeon, mendengar degup jantung Yun Soo yang membuatnya tersenyum untuk pertama kali.
Di Rumah Sakit
Yun Soo kembali melihat salah satu Pasien yang dirawatnya meninggal dunia dan itu adalah Zhen Yuan. Yun Soo berdiri di balkon rumah sakit, tempat dimana dia sering menemukan Ayahnya bermain kartu secara sembunyi-sembunyi. Yun Soo melirik tempat dimana Ayahnya sering menyembunyikan kartunya.
Yun Soo mengangkat selimut dan menemukan sebuah kotak berwarna putih. Yun Soo membuka penutup kotak dan menjadi sedih melihat isi kotak yang ternyata adalah sebuah sepatu berwarna putih. Air mata Yun Soo perlahan-lahan jatuh membasahi pipinya. Yun Soo mengingat sang Ayah yang sangat dibencinya bahkan hingga hari kematian Ayahnya. Yun Soo merasa bersalah apalagi dia sama sekali belum meminta maaf kepada Ayahnya.
Yun Soo terduduk lesu di tempat jaga para perawat. Sebuah suara mengagetkannya “jika kamu masih belum makan siang, mau tidak makan bersamaku?”. Yun Soo tersenyum melihat si pemilik suara yang tidak lain adalah Sang Man.
Sang Man dan Yun Soo sekarang duduk di taman.
“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang. Itulah yang terjadi pada Kakakku, sampai meninggal pun tidak ingat pada keluarga bahkan orang tua. Semalam aku minta maaf” ucap Yun Soo
“tidak apa-apa. Semua Hantu itu sudah pergi. Aku sangat tidak suka merokok, minum arak dan menangis. Mereka sudah pergi semuanya dan aku tidak akan lagi menjadi orang seperti itu. Waktu merasa diri sendiri mati, selalu ada orang yang membangunkanku. Sewaktu bangun aku ragu karena selalu saja gagal untuk mati. Di dalam asap putih aku selalu melihat wajah Yun Soo. Kali ini aku kembali hidup dan ingin hidup baik-baik bersama denganmu” jawab Sang Man dan menatap Yun Soo yang tersenyum malu.
Sang Man menjadi malu menyadari apa yang sudah dikatakannya. Sang Man mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memuji sepatu baru Yun Soo. Yun Soo kembali tersenyum.
Untuk mengurangi rasa groginya, Yun Soo mencicipi Kimbab yang dibawa Sang Man. Sang Man pun melakukan hal yang sama. Tatapan mereka saling bertemu.
Yun Soo tiba-tiba terdiam “semalam aku baru ingat, di dalam masakan tersebut seharusnya dimasukkan Bocai (sejenis sayuran), tetapi mengapa kamu tidak memasukkannya?” tanya Yun Soo.
“oh itu, Ibuku mengatakan kalau air seledri baik untuk darah dan bayam bagus untuk sistem reproduksi darah” jawab Sang Man dengan mulut yang penuh KImbab. Yun Soo mengangguk mendengar penjelasan Sang Man namun lain halnya dengan Sang Man. Pertanyaan Yun Soo barusan mengingatkannya tentang satu hal.
=Flashback=
“sayuran ini bisa membersihkan cairan darah” ucap Ibu Sang Man dan menyuapi Sang Man kecil sebuah Kimbap. Ibu Sang Man tak lain adalah Hantu Wanita yang selalu menangis.
Ibu Sang Man sering melihat Sang Man saat tertidur dan itu juga yang pernah dilakukan Hantu Wanita yang selalu menangis ketika Sang Man tertidur. Ibu Sang Man juga sering mengajak Sang Man ke Pasar.
“kapan Sang Man kami juga akan menikah?” gumam Ibu Sang Man ketika melihat pasangan suami istri berjalan bersama-sama ke pasar.
=Flashback end=
Sang Man mulai menangis dan berlari pulang ke rumah. Semua kenangan yang pernah hilang dari ingatannya mulai kembali.
=Flashback=
Seorang anak kecil terlihat dikerumuni oleh beberapa orang anak sebayanya.
“masih tidak mau menyerahkan uangnya?”
“aku sangat memerlukan uang ini” jawab anak kecil
“ingin cari mati?”. Anak kecil tersebut akhirnya memberikan uang yang dimilikinya.
Sang Man kecil berdiri di depan sebuah gedung Bioskop bersama dengan Anak kecil yang tak lain adalah Kakaknya. “lain kali, Hyung akan membawamu untuk melihat” ucap Anak kecil yang penuh dengan luka yang tak lain adalah Hantu Anak kecil “Baik” jawab Sang Man kecil tersenyum.
Seorang Pria terlihat turun dari taxi kuningnya. Dia kemudian berteriak memanggil istri dan Ayahnya untuk segera keluar rumah. “Yeobo, Abochi, lihatlah ini adalah No.1 yang paling Populer di Dunia ini, Istriku mau tidak jika kita besok pergi jalan-jalan bersama” ucap Sang Pria yang tak lain adalah Hantu Pria Perokok. Istri dan Ayahnya terlihat sangat senang melihat mobil baru sang Pria. Mereka pun mengangguk setuju untuk pergi liburan esok hari.
“baik, aku setuju, aku akan meminjam kamera selama satu hari agar bisa memotret cucuku” jawab Sang Ayah yang merupakan Hantu Kakek Tua dan Kakek Sang Man.
Kakek berlari dengan sebuah kamera di tangannya. “besok, aku akan kembalikan. Aku akan mengembalikannya seperti semula”. Teriak Kakek pada sahabatnya yang tak lain adalah Kakek Jun Panmo.
Keesokan harinya
Sang Man kecil, Ayah, Ibu, Kakak dan Kakeknya menaiki taxi baru milik Sang Ayah.
“Ayah akan mengajarimu naik kuda dan berenang” ucap Ayah pada Sang Man kecil “baik” jawab Sang Man kecil senang.
Sebuah Truk tiba-tiba menabrak taxi kuning milik Ayah Sang Man hingga terjatuh ke dalam jurang.
Ibu Sang Man terus memeluk Sang Man kecil sementara Ayah berusaha melindungi Kakak Sang Man. Kakek Sang Man berpegangan pada mobil.
Polisi berhasil menemukan taxi kuning yang terjatuh ke dalam jurang.
Salah satu Polisi mengambil kamera milik Kakek Jun Panmo dan menyimpannya.
Sang Man kecil selamat dan berhasil dievakuasi. Sementara Sang Ibu, Ayah, Kakak dan Kakeknya tewas dalam kecelakaan.
Sang Man kecil yang berada dalam gendongan dokter samar-samar melihat taxi kuning milik sang Ayah hancur lebur.
=Flashback end=
“Seseorang jika menerima pukulan yang sangat besar maka ingatannya terhadap peristiwa tersebut bisa hilang”. Sang Man kembali mengingat perkataan Yun Soo.
Sang Man akhirnya sampai di apartemennya. Sang Man berteriak seperti orang gila “dimana? Kalian begitu egois, setelah aku mengabulkan keinginan kalian, kalian lantas pergi? Mengapa setiap kali aku tanya kalian selalu menghilang dan tidak bersuara? Walaupun aku menyuruh kalian pergi, kalian jangan pergi”.
Sang Man terus menangis namun para Hantu sama sekali tidak muncul. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil berlari kecil disekitar Sang Man. Sang Man perlahan-lahan membuka mata dan melihat Hantu Anak kecil berdiri di hadapannya.
“Hyung?” panggil Sang Man dan tersenyum
“Sang Man terus saja menangis dan tertawa lagi, pantat bisa tumbuh bulu, itu aku tinggalkan untukmu (robot yang pernah Sang Man beli sesuai keinginan Hantu Anak Kecil), kamu mainlah, Abang merasa terlalu kekanak-kanakan untuk bermain lagi, tapi kamu menyukai benda yang kekanak-kanakan seperti itu kan? Tidak boleh pinjamkan orang lain, hanya untukmu saja” ucap Kakak Sang Man.
“sudah menyatakan cinta? Mendapatkan hati seorang wanita sangat mudah yaitu dengan ketulusan hati” ucap Kakek pada Sang Man
“Anakku cepat sekali tumbuh dewasa” ucap Hantu Pria Perokok dan mengukur tingginya dengan Sang Man. Sang Man berbalik dan melihat Sang Ayah “kamu berhentilah merokok” pesan Ayah Sang Man.
“Appa yang mengajarkanku” jawab Sang Man “kelak ayah akan mengajari kamu menyetir dan tidak akan membiarkanmu mendapat masalah lagi. Ayah akan ada selalu disampingmu dan menemanimu menyetir. Anak Ayah sangat hebat, kamu tahu kan?”
“aku tahu Appa” jawab Sang Man
Sebuah suara semakin membuat Sang Man menjadi sedih
“mianhae” ucap Hantu wanita yang selalu menangis. Sang Man berjalan perlahan-lahan mendekati Ibunya.
“Omma, bisa tidak bawa aku pergi?” ucap Sang Man
Hantu Wanita yang selalu menangis menggeleng “Ibu bersalah padamu, Ibu seharusnya tidak membiarkanmu sendirian. Mianhae Sang Man, Ibu sungguh sangat bersalah. Sang Man kami walaupun kelihatannya sendirian, sebenarnya ada Ibu, Ayah, Kakak dan Kakek yang selalu menemanimu, semuanya akan bersama denganmu. Hidup baik-baik, Arachi? Gadis itu kelihatannya baik, dia juga menyukai masakan buatan ibu”.
Sang Man semakin sedih mendengar apa yang diucapkan ibunya. Hantu Wanita yang selalu menangis kemudian memeluk Sang Man, anak yang sangat dicintainya dan sangat disayanginya. Anak yang harus berjuang hidup sendirian tanpa seoarng keluargapun disampingnya.
“aku masih mengkhawatirkan anakku, sebelum aku pergi pun tidak mengenaliku. Terima kasih kamu mengenali Ibu, terima kasih sudah tumbuh menjadi seperti ini”.
Sang Man membayangkan saat dirinya dipeluk oleh Ibunya sewaktu masih kecil. Pelukan hangat yang selalu membuatnya merasa aman dan damai.
Ayah, Kakek dan Kakak Sang Man tersenyum senang melihat Sang Man akhirnya bisa mengingat mereka.
“Ayo kita foto keluarga bersama-sama” ucap Kakek pada yang lainnya.
Kakek berlari dengan cepat berkumpul bersama yang lainnya setelah mengatur timer kamera. Sang Man berdiri di tengah dengan memegang robot milik sang Kakak. Foto sudah jadi dan hasilnya Sang Man hanya berfoto sendirian.
Ternyata selama ini, Ayah, Ibu, Kakek dan Kakak Sang Man selalu menemaninya.
Saat Sang Man masih TK
Bahkan saat Sang Man pada akhirnya menikah dengan Yun Soo dan memiliki seorang anak
=Flashback=Sang Man sedang menonton tv. Para Hantu berkumpul di dekat Sang Man dan melihat yang sedang dikerjakan Sang Man.
“anak ini makan apa lagi, kenapa makan begitu banyak?” ucap Hantu Kakek Tua
“anakku jangan makan lagi” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis khawatir
“kamu mau memakan ini semua?” tanya Hantu Anak kecil.
Sebuah telepon tiba-tiba berbunyi. Sang Man dan Para Hantu reflex berbalik. “keluarkan cepat” ucap Hantu Wanita yang selalu menangis. Tiba-tiba Hantu Kakek Tua mempunyai ide. “anak, lihat itu”. Para Hantu berbalik dan melihat sebuah tempat air yang berisi full air minum.
Sang Man masih memperhatikan telepon yang terus berdering, bingung antara mengangkat telepon atau membiarkannya berdering terus. Sementara Hantu Wanita yang selalu menangis, Hantu Pria Perokok dan Hantu Anak kecil bergantian meminum air hingga habis dan tidak bersisa sedikitpun.
Sang Man terkejut saat melihat tempat air yang semula terisi penuh tiba-tiba kosong. Sang Man memuntahkan semua obat di dalam mulutnya.
Ternyata selama ini yang selalu menggagalkan usaha Sang Man untuk bunuh diri adalah Ayah, Ibu, Kakek dan Kakaknya.
=====THE END====
Note :
Akhirnya selesai juga ngebut sinopsisnya.
Film yang satu ini memang is the best dech, aku kasih nilai 11.
Udah nonton berapa kali, tetap aja nangis.....
Movie Korea "Hello Ghost" mengajarkan banyak hal, terutama arti pentingnya sebuah keluarga. Seperti yang terjadi pada Sang Man yang sangat menginginkan adanya sosok seorang Ibu dan Ayah yang selalu menemaninya, tetapi lain halnya dengan Yun Soo yang sangat membenci Ayahnya. Hingga Akhirnya hanyalah sebuah penyesalan yang terjadi sepeninggal sang Ayah.
Aku nyaranin nonton movie yang satu ini Chingudeul dijamin gak bakaln nyesal.....
Kamsahamnida udah nyempatin baca sinopsis "Movie Korea Hello Ghost".
No comments:
Post a Comment