Monday, April 4, 2011

[Sinopsis] Hotelier episode 12



Annyeonghaseyo Chingu, mian lama vakum.... hehehehe (kayak artis aja)...http://www.smileycodes.info
Ini dia Sinopsis Hotelier episode 12, selamat membaca....


Dong-hyuk dan Leo mendatangi resepsionist dan minta dipertemukan dengan GM. “kami ingin bertemu dengan GM, aku Shin Dong-hyuk. Katakan padanya Hotel Seoul akan ditutup”.
Han Tae-jun sedang sibuk bekerja di kantornya dan terkejut mendapat telepon jika Manager Oh mengusir tamu keluar.
Tae-jun bergegas menemui Nyonya Choi di kantornya “ada apa ini?” tanya Tae-jun “Oh Hyeong-man membuat masalah besar” jawab Nyonya Choi terlihat panik“tamu mana yang dia keluarkan?” tanya Tae-jun lagi “Tamu dari villa Sapphire” jawab Nyonya Choi “Shin Dong-hyuk?” tanya Tae-jun meyakinkan apa yang ada dipikirannya “ya, secara pribadi aku ingin mengeluarkan dia tapi kita tidak bisa lakukan itu” ucap Nyonya Choi “ya, memang tidak bisa, jika kita usir dia kita dalam masalah besar” ucap Tae-jun “banyak orang yang sudah menelepon, ini bisa jadi malapetaka jika Media mengetahuinya, apa yang harus kita lakukan?” tanya Nyonya Choi khawatir. “apa dia di dalam?” tanya Tae-jun.
Tae-jun dan Nyonya Choi masuk ke dalam ruang rapat dan di dalam sudah ada Dong-hyuk dan Leo yang sudah menunggu mereka. “maaf, saya baru diberitahu, sepertinya terjadi kesalahpahaman dan staff kami membuat kesalahan yang tidak disengaja” ucap Tae-jun membuka pembicaraan “aku tidak akan sebut ini ketidaksengajaan, Managermu masuk ke kamar kami dan mengusir kami tanpa alasan apapun, ini tidak bisa diterima” ucap Leo yang masih kesal “kami sungguh minta maaf” ucap Nyonya Choi “kami disini tidak untuk mendengar permintaan maaf dari anda” potong Dong-hyuk “kami akan menangani masalah ini, silahkan beristirahat” ucap Tae-jun “beristirahat?jadi GM bisa mengembalikan air yang sudah ditumpahkan?kami sudah membayar 3 bulan untuk tinggal di Hotel ini, sejak kami sudah membayar kami bebas gunakan kamar kami.Hotel seharusnya menjaga hak kami sebagai tamu, tapi staffmu membuang barang kami keluar kamar dan bahkan mengambil kunci kami” ucap Dong-hyuk dan terus menatap Tae-jun yang tidak melihatnya dan melihat ke sisi lain “maaf, saya bahkan tidak tahu apa yang harus saya katakan”ucap Nyonya Choi

“sebagai GM, saya tidak bisa menghentikan mereka, kami sungguh minta maaf” tambah Tae-jun “biar aku katakan, aku disini bukan untuk mendengar penjelasanmu….” Ucap Dong-hyuk “jadi anda ingin meminta ganti rugi, kami akan mengembalikan uang yang telah kalian bayarkan, kami juga bisa memberikan makanan pengganti” ucap tae-jun berusaha bernegosiasi “aku kira GM tidak tahu dengan hukum, lebih baik anda diam saja atau dengarkan yang dikatakan pengacaraku nanti” ucap Dong-hyuk “jika kejadian ini diketahui orang maka akibatnya akan sangat fatal, kami sudah minta saran dari pihak yang relevan, kami akan mengatakan kalau kami sudah diusir tanpa alasan yang jelas, hotel akan membayar sekitar 1 Milyar atau lebih” ucap Leo tegas “tidak mungkin seserius itu, kami hanya melakukan satu kesalahan” ucap tae-jun berusaha membela diri “penggugat adalah warga Amerika, jadi kau bisa minta kasus ini diperdengarkan di pengadilan Negeri Amerika, berdasarkan pada info kami total asset Hotel Seoul 0,12 Milyar dikurangi hutang, maka asset bersih Hotel 0,04 Milyar” “jadi, apa yang sebenarnya yang kalian inginkan di Hotel Seoul…” ucap Nyonya Choi namun ucapannya dipotong Tae-jun “president”. Dong-hyuk tertawa “kamu pintar Tae-jun menghentikan president tepat pada waktunya, kalau tidak ucapannya bisa dijadikan bukti, biar aku berikan saran, panggilkan pengacara terbaik di Negara ini, walau begitu kau tetap tidak akan menang” ucap Dong-hyuk tegas dan pergi diikuti Leo.

Nyonya Choi sangat khawatir, begitupun dengan Tae-jun tetapi dia berusaha tetap tenang karena dia adalah GM di Hotel Seoul.

Tae-jun yang kesal dengan Manager Oh mencarinya ke ruang Manager. Manager Oh yang sedang asyik membaca Koran tidak memperdulikan Tae-jun yang datang. Tae-jun mengambil paksa koran yang sedang dibaca Manager Oh dan memintanya untuk menjelaskan semua perbuatan yang telah dilakukannya dan menyebabkan sebuah masalah besar. Manager Oh tidak perduli yang sudah diperbuatnya karena menurutnya tindakannya sudah benar. Tae-jun yang kesal memukul Manager Oh hingga terjatuh, semua yang berada di ruangan terkejut termasuk Jin-young yang sedang melamun. Manager Oh tidak tinggal diam dan membalas memukul Tae-jun. “berhenti” teriak Son-jung dan yang lainnya mencoba menghentikan perkelahian mereka. Manager Oh yang melihat Son-jung hampir menangis memutuskan pergi dan mengalah untuk saat ini.

“apa kau sudah mengirim kunci kamar mereka?” tanya Tae-jun kepada Hyun-chul begitu Manager Oh pergi“ya, tapi mereka tetap ingin pergi” “kalau begitu siapkan bunga dan sampanye, aku sendiri yang akan mengantarkannya” ucap tae-jun dan pergi. Jin-young hanya terdiam.
Dong-hyuk sedang berdiri di Balkon kamar hotel, entah apa yang dipikirkannya dan tidak memperdulikan Leo yang terus memanggilnya dan bertanya apa mereka akan benar-benar check-out dari Hotel Seoul.

Tae-jun dan hyun-chul mendatangi kamar Dong-hyuk dengan membawa sampanye,buah dan sebuket bunga “Bos, GM datang kemari” teriak Leo dan membuyarkan lamunan Dong-hyuk. Dong-hyuk berjalan perlahan-lahan mendekati Tae-jun “aku menawarkan permintaan maaf lagi karena kesalahan staffku, aku berjanji hal ini tidak akan terulang lagi, tolong maafkan kami” ucap Tae-jun. Dong-hyuk terdiam dan melihat bunga yang dibawa Tae-jun. Dong-hyuk mengangkatnya kemudian menjatuhkannya ke lantai dan menginjaknya, begitupun dengan sampanye yang dibawa Tae-jun, Dong-hyuk melemparkannya ke dinding dan serpihan kacanya mengenai dahi Tae-jun dan berdarah.

Tae-jun hanya terdiam dan mengelap darah yang menetes dari dahinya. “berikan buah-buahan ini kepada staffmu terutama yang melemparkan barang-barang kami keluar, bawa ini pergi sekarang” ucap Dong-hyuk tegas dan tidak tega jika harus membuang makanan,apalagi dia pernah merasakan kelaparan sewaktu masih kecil. “aku sungguh minta maaf” ucap tae-jun “GM, aku sudah katakan padamu, jika ingin menantangku lakukan dengan sepantasnya, jangan mainkan permainan anak-anak denganku”. “kami sungguh minta maaf, tolong tenanglah dan izinkanlah kami menebus kesalahan kami” ucap tae-jun berusaha tenang. Dong-hyuk terdiam dan mencoba menahan amarahnya “dimana Manager Suh Jin-young, suruh dia kesini.jika kau ingin dimaafkan minta dia untuk segera datang,aku hanya ingin dia” ucap Dong-hyuk dan masuk ke dalam kamar.

Tae-jun kembali ke kantornya. Tae-jun bingung apa yang harus dilakukannya, Tae-jun memandangi foto dirinya,direktur dan para Manager “ini pekerjaan yang melelahkan, bagaimana anda bisa bertahan selama 30 tahun. Anda tetap baik pada tamu, tidak pernah bersungut dan selalu tersenyum setiap hari” gumam Tae-jun. “apa yang akan kita lakukan sekarang GM?” tanya Hyun-chul yang daritadi terus menemani Tae-jun “aku tidak tahu, aku sangat lelah, aku akan memikirkannya nanti” ucap Tae-jun. “ya, selamat malam” ucap Hyun-cul dan bergegas keluar.

Hyun-cul berpapasan dengan Jin-young yang daritadi berdiri di depan pintu kantor Tae-jun. Jin-young terus berdiri di depan pintu karena sangat khawatir pada keadaan Tae-jun “bagaimana keadaaannya sekarang?” tanya Jin-young “GM dipermalukan” jawab Hyun-cul sedih “apa yang mereka lakukan pada GM?kau tahu aku tidak sabaran, katakan padaku sekarang” paksa Jin-young “tapi, GM menyuruhku untuk tidak mengatakannya pada siapapun……..”.
Jin-young mengintip dari balik pintu. Jin-young menghela napas dan sedih melihat Tae-jun yang hanya melamun dan menatap keluar jendela.

Son-jung terkejut mendengar perkataan Jin-young yang ingin menemui Dong-hyuk. “apa,…..aku tidak akan membiarkanmu menemuinya” ucap Son-jung tidak setuju,tetapi Jin-young bersikeras ingin menemuinya karena cuma dia yang bisa menyelesaikan masalah ini. Son-jung akhirnya luluh juga mendengar semua penjelasan Jin-young walaupun dalam hatinya menolak dan tidak ingin jika Jin-young pergi. “tolong jangan beritahu GM” pinta Jin-young “ya” jawab Son-jung sedih.
Jin-young berjalan dengan cepat ke tempat Dong-hyuk. Begitu sampai di depan pintu kamar Dong-hyuk, Jin-young hanya terdiam membisu dan terus menatap pintu.

Jenny, supervisor Lee, Koki Noh dan salah satu koki muda sedang mengobrol masalah yang sedang dihadapi Hotel. Tae-jun tiba-tiba datang. Supervisor Lee bertanya kepada Tae-jun bagaimana dengan masalah yang sedang dihadapi Hotel sekarang. Tae-jun berusaha menenangkan dan mengatakan kalau Hotel akan baik-baik saja dan dia akan mencoba berbicara dengan Dong-hyuk lagi besok.Tae-jun kemudian mengajak Koki Noh dan yang lainnya untuk minum.

Dong-hyuk menuangkan sampanye ke dalam gelas. “anda bilang ingin bertemu denganku Tuan” ucap Jin-young sopan “apa Tae-jun yang menyuruhmu kesini?” tanya Dong-hyuk dan meletakkan botol sampanye “tidak,dia tidak tahu aku disini.tolong katakan apa yang anda inginkan?” tanya Jin-young “silahkan duduk” ucap Dong-hyuk yang melihat Jin-young terus berdiri. “saya sudah duduk Tuan” ucap Jin-young.
Dong-hyuk mengambil gelas di hadapannya dan memberikannya kepada Jin-young “kau akan merasa baikan setelah minum” ucap Dong-hyuk dan mengambil gelas dihadapannya juga. Jin-young meneguk habis sampanye yang diberikan Dong-hyuk,Dong-hyuk terkejut. “aku sudah menuruti keinginanmu, meminumnya anggurnya, tapi…..aku merasa….. aku tetap…. Tidak merasa baik.apa anda punya permintaan lagi Tuan” ucap Jin-young dan kali ini menatap tajam Dong-hyuk “tolong jangan berbicara dengan nada seperti itu padaku,kesampingkan hubungan pekerjaan,jadilah dirimu sendiri” pinta Dong-hyuk dan terus menatap Jin-young “aku tidak punya apapun untuk dikatakan Tuan Shin Dong-hyuk….” Ucap Jin-young dan hendak berdiri “tapi aku ada…..ada banyak hal yang ingin kusampaikan padamu” teriak Dong-hyuk dan ucapannya akhirnya menghentikan Jin-young untuk pergi dan kembali duduk “kenapa kau harus menahan amarahmu?apa kau marah karena rencanamu sudah terbongkar atau identitasmu ketahuan lebih cepat dari yang kau bayangkan?apa harga dirimu terluka karena aku tidak tertipu dengan ucapanmu?apa karena itu kau mau mengambil hotel kami?”teriak Jin-young. Dong-hyuk terdiam “aku berjanji padamu hotel ini akan aman….tolong percayalah padaku” pinta Dong-hyuk “kau membuatku hampir menangis karena tersentuh oleh ucapanmu” ucap Jin-young “Jin-young tolong, aku sudah berusaha sebisaku….jangan perlakukan aku seperti ini….kumohon….” “apa yang sudah kau lakukan?hotel mewah?hadiah yang mahal?kau pikir bisa membeliku dengan itu?” “aku hanya…..aku hanya melakukan sesuatu yang baik untukmu,aku hanya ingin kau tersenyum,cara itulah yang aku tahu untuk membuatmu bahagia,jika aku salah…..aku minta maaf.kenapa kau tidak percaya bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu?”teriak Dong-hyuk.

Jin-young mulai menangis “kenapa kita harus bertemu seperti ini,kau bisa bertemu denganku dengan identitas lain?kenapa kau ingin menghancurkan hotel yang sangat berarti bagiku?” “aku tidak bisa mengerti Jin-young, pekerjaan adalah pekerjaan, kita adalah kita, apapun yang terjadi pada hotel ini, kau tetap bisa bekerja disini,kau bahkan bisa jadi GM,aku tidak mengerti yang kau inginkan?” “kau tidak akan mengerti, hotel kami lebih dari sebuah restoran dan kamar-kamar,disini kami menghadapi tamu, menangis dan tertawa bersama,bagaimana aku bisa melepaskan semua ini?” “apa ini karena dia?Han Tae-jun….aku ingin tahu apa yang menahanmu, Han Tae-jun atau hotelnya?”tanya Dong-hyuk “aku tidak tahu, aku sungguh tidak tahu, aku ingin mempercayaimu tapi,….aku lebih baik tidak mempercayaimu sehingga aku bisa mengakuiku pada diriku kalau aku sudah dibodohi,aku merasa lebih baik seperti ini,kenapa kau harus menyiksaku seperti ini?” “aku sudah sampai sejauh ini,aku tidak bisa melepaskanmu, bisa kau kembali padaku” pinta Dong-hyuk dan mulai meneteskan air mata. Jin-young menggeleng “jika sudah tidak ada yang ingin anda bicarakan, aku pergi” ucap Jin-young dan meninggalkan Dong-hyuk sendiri.

Tae-jun,Koki Noh dan yang lainnya minum-minum bersama. Son-jung tiba-tiba datang dan memberitahukan kalau Jin-young pergi sendirian menemui Dong-hyuk. Tae-jun terkejut mendengarnya dan bergegas pergi mencari Jin-young.

Tae-jun baru saja ingin mengetuk kamar Dong-hyuk namun dia melihat bayangan seseorang yang berdiri di samping kamar Dong-hyuk. Tae-jun perlahan-lahan mulai mendekat dan melihat Jin-young berdiri dan terus menunduk “kenapa kau disini?siapa yang memintamu berada disini?” tanya Tae-jun khawatir dan mulai marah . Jin-young hanya menghapus air matanya “orang itu!” ucap Tae-jun marah dan ingin menemui Dong-hyuk “tidak!berhenti!” teriak Jin-young berusaha menahan Tae-jun “Tae-jun tidak ada yang terjadi,aku baik-baik saja,Hotel Seoul juga akan baik-baik saja” tambah Jin-young. Tae-jun hanya menghela nafas dan tidak menyangka Jin-young akan nekat menemui Dong-hyuk demi Hotel Seoul.
Dong-hyuk hanya berdiri di Balkon dan tidak berniat untuk tidur sedikitpun,pikirannya saat ini sedang kalut. Sementara itu Tae-jun dan Jin-young memutuskan kembali ke hotel.
“aku baik-baik saja” ucap Jin-young begitu mereka sampai di depan ruang ganti “aku tidak ingin kau ikut campur lagi dalam urusan hotel,ini sudah menjadi hari yang panjang untukmu” ucap Tae-jun tegas. Jin-young terdiam dan pergi meninggalkan Tae-jun sendirian dan masuk ke ruang ganti.

Semua mata menatap Jin-young dan terus berbisik-bisik begitu Jin-young masuk ke ruang ganti. Jin-young tidak memperdulikannya dan terus berjalan menuju lokernya. Jin-young terduduk lemas dan mulai menangis begitu sampai di lokernya.

Young-jae sibuk memainkan hpnya dan terus melihat nama Yun-hee di hpnya. Antara ingin menelepon dan tidak. Jenny tiba-tiba datang dan meminta tolong kepada Yong-jae membawa kotak yang berisi makanan ”tolong bantu aku” pinta Jenny dan membuyarkan lamunan Yong-jae “kemana?”tanya Yong-jae “ke ruang barang” jawab Jenny. Young-jae membawa 2 kotak berisi bahan makanan dan Jenny mengikutinya.Jenny terus berbicara serta mengoloknya karena kerjanya hanya bermain-main saja. Yong-jae tidak memperdulikan perkataan Jenny dan terus berjalan. Seseorang memanggil namanya “Young-jae”. Young-jae spontan berbalik dan memberikan kotak yang dibawanya kepada Jenny kembali. Young-jae kemudian berlari ke arah Yun-hee.

Jenny memasang tampang sinis karena Yong-jae lebih memilih Yun-hee daripada membantu dirinya. Yong-jae sangat senang melihat Yun-hee “berarti ayahmu sudah setuju kau bekerja disini lagi?” tanya Yong-jae senang “ya” “kau sudah menemui yang lain?” tanya Yong-jae lagi “belum, aku ingin menemui GM terlebih dahulu” jawab Yun-hee semangat.
Tae-jun sedang sibuk melihat berkas-berkas dan terkejut melihat Yun-hee masuk ke kantornya dengan wajah ceria. Yun-hee menjelaskan kalau dia ingin kembali bekerja lagi di Hotel Seoul karena ayahnya sudah mengizinkannya. Tae-jun setuju tapi ada satu hal yang mengganjal di pikirannya. “aku ingin bertanya satu hal, kenapa kau ingin sekali bekerja di hotel,maksudku……” “maksudmu adalah aku adalah gadis kaya dan tidak perlu mencemaskan uang,jadi kenapa aku memaksa bekerja disini?”. Tae-jun mengangguk

“Tae-jun-si kau harus mengubah kebiasaan burukmu,jelas-jelas kau sudah mengetahui jawabannya,tapi kau masih saja berpura-pura tidak tahu.kau tahu aku bekerja disini karena aku suka padamu dan ingin lebih dekat dengan pria yang kucintai,apa kau takut?takut apa nanti yang akan dikatakan orang atau takut karena perbedaan usia?” Tae-jun tertawa “Nona Kim Yun-hee” “itu hanya alasan pertama, alasan yang kedua adalah aku ingin belajar managemen Hotel dan ingin menjadi Hotelier sejati dan kau harus membantuku”. Tae-jun kembali tertawa dan mengangguk. Yun-hee berpamitan kepada Tae-jun untuk segera menemui Manager Yu “aku sangat merindukanmu” ucap Yun-hee tersenyum sebelum pergi.
“annyeonghaseyo” sapa Yun-hee kepada teman-temannya dan Manager Yu. Teman-temannya sangat senang melihat Yun-hee bisa kembali bekerja terutama Manager Yu, tapi lain halnya dengan Mi-hee yang dulu selalu mengajarinya dan membelanya ketika dia dimarahi Jin-young sekarang balik memarahinya karena sudah tahu siapa sebenarnya Yun-hee.

“apa yang kau lakukan disini?aku mengerti orang-orang kasar itu adalah suruhan ayahmu,mereka bukanlah penagih hutang.Gadis kaya sepertimu harusnya bersenang-senang saja di rumah,jadi kenapa kau disini?” ucap Mi-hee ketus. Yun-hee hanya tertunduk dan tidak berani melihat Mi-hee. Manager Yu yang sudah tahu siapa sebenarnya ayah Yun-hee mencoba membela Yun-hee padahal dulu dia dan Manager Oh memarahi Yun-hee habis-habisan karena ulah ayah Yun-hee yang mengobrak abrik restoran. Mi-hee tidak terima dengan sikap Manager Yu yang membela Yun-hee padahal banyak karyawan lainnya yang harus menerima hukuman yang lebih berat karena melakukan kesalahan yang tidak sebanding yang diperbuat Yun-hee.

Yun-hee sedang menuangkan air ke gelas seorang tamu. Tamu itu berhenti makan dan menjatuhkan sendok dan garpunya ke piring begitu melihat wajah Yun-hee. “apa Yun-hee nama asli anda?” tanya tamu tersebut sambil melihat papan nama Yun-hee “ya, apa ada lagi yang anda butuhkan?” tanya Yun-hee “tidak ada” jawab tamu tersebut masih dengan wajah terkejutnya. Yun-hee menjatuhkan serbet yang dipegangnya, tamu yang menanyakan namanya membantu mengambilnya. Mi-hee yang masih jengkel dengan Yun-hee mengira Yun-hee sedang bermain-main pada saat jam kerja. Mi-hee pun memberi hukuman pada Yun-hee untuk melap semua peralatan makan yang terbuat dari perak. Yun-hee hanya bisa menghela nafas dan pergi sementara itu tamu yang menanyakan nama Yun-hee terus memandangi Yun-hee.

Yun-hee duduk di Balkon satu-satunya tempat yang disukainya di hotel Seoul ketika dia sedang bersedih. Yong-jae datang dan memberikan minuman pada Yun-hee.Yong-jae mencoba menyabarkannya atas apa yang terjadi padanya dan mengatakan kalau semua akan kembali seperti semula.
Yun-hee memutuskan kembali ke restoran dan meninggalkan Yong-jae yang terus bertanya tentang mimpi Yun-hee dan menertawakannya ketika Yun-hee menjawab kalau dia ingin menjadi direktur sebuah Hotel. Yun-hee tidak sengaja melihat Jin-young yang sedang melamun dan memutuskan menemuinya. “Nona Kim Yun-hee, anda kembali bekerja disini?” tanya Jin-young “ya, saya mulai bekerja lagi hari ini.mohon bimbingannya, saya juga ingin membantu Tae-jun untuk menentukan dekorasi untuk restoran yang baru, saya sudah mencarinya di internet,tolong berikan disket ini kepadanya” ucap Yun-hee. Jin-young terlihat cemberut “Nona Kim Yun-hee saya berharap anda tidak memanggil tae-jun dengan sebutan Tuan Tae-jun atau hanya memanggil namanya saja” “ya, saya mengerti.saya hanya menyebut namanya ketika bersama anda Nona Suh maksudku Manager Suh, kalau begitu terima kasih” ucap Yun-hee dan pergi meninggalkan Jin-young yang masih kesal.

Jin-young terus menatap Yun-hee yang mulai menjauh dan tidak menyadari Tae-jun yang berdiri di belakangnya “apa yang anda lakukan?” tanya Tae-jun yang membuat Jin-young terkejut. Jin-young kemudian menyerahkan disket titipan Yun-hee untuk Tae-jun. Tae-jun sangat senang menerimanya dan mengira disket itu pemberian Jin-young. “bukan, itu dari pacar anda, Kim Yun-hee.dia meminta tolong kepada saya untuk memberikannya kepada anda sebagai bahan referensi dekorasi restoran Hotel,anda beruntung memiliki pacar seperti Yun-hee” ucap Jin-young dengan nada sinis. Tae-jun hanya tersenyum “oh, terima kasih”.
Dong-hyuk dan Leo minum bersama di Bar. Leo heran karena Dong-hyuk minum sangat banyak tidak seperti biasanya “Bos,ada apa?” tanya Leo “aku hanya bingung antara hati dan yang ada dipikiranku” “ah, Suh Jin-young,permainan sudah berakhir kan?” ucap Leo “masalahnya,dia juga jatuh cinta kepadaku,dia pasti sekarang sangat lelah.Jin-young sudah memutuskan tidak ingin kembali kepadaku,apa aku bisa melupakannya?” “Bos, cinta itu seperti anggur,semakin banyak kau meminumnya maka kau akan semakin mabuk,tapi tidak perduli seberapa banyak kau meminumnya begitu kau bangun kau pasti akan sadar” “tapi, dia satu-satunya wanita yang aku cintai sepanjang hidupku, ini pertama kalinya kualami” “kalau begitu kau harus mempertahankannya,tapi bagaimana caranya?” gumam Leo “Hotel dan cinta mana yang anda akan pilih?” tanya Leo lagi. Dong-hyuk hanya terdiam dan kembali meminum anggur yang ada dihadapannya.

Tae-jun,Jin-young dan Manager yang lainnya mulai melihat-lihat restoran dan Bar yang baru saja selesai di renovasi. Tae-jun dengan panjang lebar mulai menjelaskan tentang tata letak Restoran dan Bar yang diberi nama Restoran Casablanca, namun Jin-young hanya melamun dan tidak menyadari Tae-jun yang menegurnya “sepertinya, mahasiswi kita sedang tertidur” ucap Tae-jun tertawa dan yang lain pun ikut menertawakan Jin-young. Mereka melanjutkan kembali melihat-lihat resoran dan tatapan Jin-young berhenti pada dua orang yang sedang asyik minum dan tidak lain adalah Dong-hyuk dan Leo. Leo melihat Jin-young dan memberitahukannnya kepada Dong-hyuk. Dong-hyuk dengan cepat melihat ke arah Jin-young namun Jin-young dengan cepat pula memalingkan pandangannya dan memutuskan pergi.

Jin-young berdiri di salah satu sudut Bar dan mulai menyeka keringat yang bercucuran di dahinya. Jin-young tidak menyadari kehadiran Dong-hyuk di belakangnya. Dong-hyuk memegang tangan Jin-young dan hal itu membuat Jin-young terkejut. “apakah anda ingat gereja yang pernah kita kunjungi bersama?” tanya Dong-hyuk.

Jin-young mengangguk “ini mungkin kesempatan terakhir kita, kamu selalu sibuk dengan pekerjaanmu dan terburu-buru, bisakah kamu datang ke gereja itu jam 12 malam nanti” pinta Dong-hyuk “saya tidak bisa” ucap Jin-young “ini kesempatan terakhir kita” pinta Dong-hyuk dan menghapus air mata di wajah Jin-young.

Jin-young dengan wajah lesu kembali ke ruang kerja. Disana masih ada Son-jung yang masih sibuk bekerja dan berkutat dengan laporan. Dong-hyuk menelpon Jin-young dan menyuruh Jin-young berjanji untuk datang. Son-jung yang duduk tepat di hadapan Jin-young penasaran dengan janji yang dimaksud Jin-young kepada Dong-hyuk. “aku akan bertemu dengannya” ucap Jin-young “apa maksudmu, kau sudah gila” teriak Son-jung tak percaya “ya, aku memang sudah tidak normal tapi satu yang aku tahu, aku merasa kehilangan dia”.

Yun-hee masih sibuk bekerja di Restoran. Temannya memberitahukan kepada Yun-hee kalau salah satu tamu masih betah duduk di restoran dan tidak beranjak pergi padahal restoran akan ditutup. Yun-hee menoleh dan melihat tamu yang dimaksud temannya adalah tamu yang menanyakan namanya tadi. Yun-hee mendatangi tamu tersebut dan dengan sopan mengatakan kalau restoran akan segera ditutup. Tamu tersebut akhirnya pergi dan terus memandangi Yun-hee.

Yun-hee mulai mengelap peralatan makan yang diperintahkan Mi-hee. Tanpa terasa Yun-hee tertidur diantara tumpukan peralatan makan karena kelelahan. Yong-jae berjalan perlahan-lahan mendekati Yun-hee dan tidak ingin membuatnya terbangun. Yong-jae mulai mengelap peralatan makan sambil memandangi Yun-hee yang tertidur.

Yong-jae tertidur di kursi kamar ganti dan terbangun begitu mendapat telepon dari Yun-hee. “Yong-jae apa kau tahu siapa yang membantuku mengelap peralatan makan ketika aku tidur?” “aku tidak tahu, seharusnya dia juga mengantarmu pulang” jawab Yong-jae senang “oh, baiklah, kalau begitu kita bertemu di pintu depan” ucap Yun-hee dan menutup telepon.
Yun-hee kembali ke restoran dan mulai mengatur piring dan sendok di meja sebagai perintah tambahan dari Mi-hee. Yun-hee tidak menyadari jika ada seseorang yang menyelinap masuk ke restoran,mengambil salah satu pisau dan serbet yang sudah diatur Yun-hee.

Yun-hee bergegas keluar menemui Yong-jae, namun di lobby hotel yang sepi Yun-hee dihadang oleh tamu yang menanyakan namanya dan sekarang mengajaknya untuk minum kopi. Yun-hee dengan tegas menolak namun tamu tersebut terus menahan Yun-hee dan mulai menceritakan kisahnya. “Nona Kim Yun-hee, pacarku juga dipanggil Yun-hee, kami pertama kali bertemu di restoran ini,di hotel ini, kami begitu bahagia,kami putus satu bulan yang lalu.aku tidak bisa melupakannya dan dia terus menyebutku pengecut dan bodoh. Aku juga kehilangan pekerjaanku dan dia tidak ingin menemuiku lagi. Sebenarnya aku terkejut melihat Nona Kim Yun-hee sangat mirip dengan pacarku Jun Yun-hee,nama kalian juga sama, ini pasti takdir. Tolong, minumlah kopi denganku, sekali ini saja, jadilah kekasihku sekali ini saja,kumohon!” pinta tamu tersebut dan memegang pundak Yun-hee “apa yang anda lakukan” ucap Yun-hee ketakutan dan tidak sengaja menggores wajah tamu dan berdarah “maafkan aku Tuan”. Tamu tersebut menatap tajam ke arah Yun-hee. Yun-hee semakin ketakutan dan berlari “tolong, tolong aku”, namun lari tamu tersebut lebih cepat dan kembali menghadang Yun-hee “kenapa lari Yun-hee?kenapa mengacuhkan aku?”……





No comments:

Post a Comment