Hotelier lagi......
Yong-jae mulai gelisah karena Yun-hee belum keluar juga. Yong-jae mencoba menghubungi Hp Yun-hee tetapi tidak diangkat.Yun-hee sebenarnya berniat mengangkatnya namun tamu tersebut mengancam akan membunuh Yun-hee jika dia mengangkatnya. “tolong lepaskan saya, saya bukan Jung Yun-hee” pinta Yun-hee ketakutan. Yun-hee melihat salah satu staff keamanan Hotel sedang berpatroli “Ahjussi,tolong aku!” teriak Yun-hee.
“apa yang terjadi?” tanya petugas keamanan “aku salah satu staff F&B, tamu ini….. arggghhhh” teriak Yun-hee karena tiba-tiba tamu tersebut makin nekat dan menodongkan pisau ke leher Yun-hee. “siapa kamu, apa yang kamu inginkan?” tanya petugas keamanan ketakutan “jangan mendekat atau aku akan membunuhnya” ucap Tamu tersebut “Ok, harap tenang, simpan pisaunya” ucap petugas keamanan semakin ketakutan jika dirinya dan Yun-hee terluka. “jangan mendekat, ini urusan saya dan pacar saya” teriak tamu tersebut. Petugas keamanan mencoba mendekat namun perutnya tertusuk oleh pisau yang dipegang Tamu tersebut, sementara Yun-hee yang ketakutan berlari pergi. “hei, jangan pergi, kita akan mati bersama-sama”teriak Tamu tersebut dan kembali mengejar Yun-hee. Petugas hotel mencoba menggapai radio pemanggilnya “GM,ada situasi darurat…..”.
Tae-jun bergegas pergi ke restoran ditemani Hyun-chul begitu mendapat laporan jika salah satu staff Hotel disandera tamu. Tae-jun memerintahkan kepada salah satu resepsionist di Lobby untuk menghubungi Polisi. Jin-young yang hendak berangkat ke gereja melihat Tae-jun panik “ada apa?” tanya Jin-young ketika bertemu Tae-jun di Lobby hotel “salah satu tamu menyandera staff F&B dan mengancam akan bunuh diri di atap Hotel” jawab Hyun-chul mencoba menjelaskan “Manager Suh berhati-hatilah dan tetaplah duduk di meja resepsionist” ucap Tae-jun “tapi,….. aku….aku seharusnya pergi sekarang” jawab Jin-young resah “sekarang kita sedang mengalami situasi sulit” ucap Tae-jun tegas “aku mengerti, siapa sanderanya?”tanya Jin-young sedih “Kim Yun-hee dari F&B” jawab Tae-jun dan bergegas masuk ke dalam lift begitu lift terbuka “Kim Yun-hee lagi?” teriak Jin-young kesal.
Tae-jun sampai di atap restoran dan bertemu dengan Manager Yu dan petugas keamanan yang terluka tadi. “apa anda baik-baik saja?” tanya Tae-jun “ya, ini hanya luka kecil” jawab petugas keamanan dan terus memegangi perutnya yang berdarah. Para staff yang lainnya juga ikut berkumpul dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tae-jun melihat Yun-hee dari kejauhan disandera tamu dan mulai berjalan perlahan-lahan mendekat “GM, hati-hati” ucap Manager Yu ketakutan.
“jangan mendekat, jika kamu mendekat aku dan Yun-hee akan melompat bersama-sama” teriak Tamu tersebut dan mengarahkan pisau begitu melihat Tae-jun. Yun-hee semakin ketakutan karena mereka sudah berada di pinggir atap gedung dan bisa saja sewaktu-waktu mereka terjatuh. “Tuan, aku GM hotel ini” “aku tidak perduli siapapun kamu,jika kamu sekali lagi melangkah aku akan membunuhmu” “dia GM di hotel ini, kamu bisa mempercayainya,dia bisa membuat keputusan katakan saja kepadanya” ucap Yun-hee ketakutan “ya, aku GM di hotel ini,kamu bisa mengatakan apa yang kamu inginkan” ucap Tae-jun membenarkan ucapan Yun-hee “aku tidak membutuhkan apapun, aku hanya ingin Yun-hee” “dia berbicara tentang pacarnya, Jung Yun-hee” ucap Yun-hee ketakutan “ya, beritahu kami bagaimana cara menghubunginya,ingat kita tidak akan bisa bekerjasama jika kau melukai staff kami,Kim Yun-hee kamu baik-baik saja?” tanya Tae-jun . Yun-hee hanya bisa mengangguk.
Jin-young tidak bisa tenang dan terus memandangi jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Waktu yang tersisa untuknya kurang dari setengah jam lagi.
Dong-hyuk membuka pintu gereja perlahan-lahan dan berjalan menuju kursi. Dong-hyuk mulai berdoa dan berharap Jin-young akan datang dan menemuinya seperti janji yang sudah mereka sepakati.
Yong-jae berlari tergesa-gesa menuju atap restoran “dimana Yun-hee?” tanya Yong-jae khawatir. Manager Yu berusaha menenangkannya dan mengatakan kalau polisi akan segera datang dan GM sedang bernegosiasi dengan tamu tersebut. “bagaimana saya bisa yakin kalau Hyung bisa menyelesaikannya” teriak Yong-jae kesal dan berlari menuju pintu lainnya.
Manager Yu dari kejauhan berteriak kepada Tae-jun dan mengatakan bahwa pacar tamu tersebut akan datang. Tamu tersebut tidak percaya “aku tidak percaya, kalian pasti hanya mengulur-ngulur waktu sampai polisi datang” “mengapa kamu tidak percaya juga?” teriak Yun-hee “Yun-hee diam” ucap Tae-jun “Yun-hee apa kau mempercayainya?” tanya tamu tersebut dan menunjuk Tae-jun “ya,aku percaya padanya” jawab Yun-hee yakin.
Yong-jae muncul dari pintu yang lain dan menyelinap dari satu dinding ke dinding yang lainnya berusaha mendekat kepada Yun-hee dan Tamu yang menyanderanya. Tae-jun yang melihatnya terkejut dan menyuruh Yong-jae untuk menjauh. Yong-jae tetap nekat dan berusaha mendekat. Tae-jun semakin khawatir dan mencoba mengalihkan perhatian tamu tersebut. Yong-jae dengan cepat mencoba meringkus tamu tersebut dan tangannya terluka oleh sabetan pisau yang dipegang tamu tersebut. Yun-hee mulai menjauh dan duduk sambil menangis.
Tae-jun dengan cepat ikut membantu Yong-jae dan menjatuhkan pisau yang dipegang tamu tersebut. Manager Yu dan yang lainnya juga ikut membantu karena polisi belum datang juga. Tae-jun mulai melepaskan ikatan ditangan Yun-hee. “aku tahu, aku bisa percaya padamu” ucap Yun-hee dan memeluk Tae-jun. Yong-jae melihatnya dan hanya bisa terdiam menahan sakit ditangannya.
Tamu tersebut berusaha melawan dan mengancam akan melompat jika mereka semakin mendekat. “jangan mendekat, kalau tidak aku akan melompat” teriak Tamu tersebut “Tuan, bunuh diri tidak akan memecahkan masalah” ucap Tae-jun mencoba menasehati “tamu?” “ya, anda berada di hotel kami berarti anda adalah tamu kami” jawab Tae-jun “aku diputuskan oleh Yun-hee dan sekarang aku kehilangan pekerjaan,aku tidak punya apa-apa sekarang,apa lagi yang bisa kulakukan?kematian adalah satu-satunya cara” teriak tamu tersebut sedih “apa kamu pernah mencoba benar-benar berusaha, kamu memilki keberanian untk melompat tapi mengapa kamu tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan hidup” teriak Yun-hee “Nona Yun-hee, kamu tidak mengerti bagaimana penderitaan saya” “jadilah manusia yang bertanggung jawab!jangan jadi pengecut!ayo turun sekarang” teriak Yun-hee “benar, masa depan kamu masih panjang,kamu lihat apa yang akan terjadi saat kamu melompat” ucap Tae-jun. Tamu tersebut terdiam dan melihat ke bawah, dia mulai sedikit tenang dan memikirkan yang diucapkan Tae-jun adalah benar. “tapi, aku telah melukai mereka,apa mereka baik-baik saja?” tanya tamu tersebut ketakutan “ya, mereka akan baik-baik saja, ayo turunlah dan serahkan dirimu ke kantor polisi” ucap Tae-jun.
Tamu tersebut terdiam, Tae-jun perlahan-lahan mendekat dan mengulurkan tangannya kepada tamu “nanti jika kamu sudah bebas, kami akan menyambut kamu kembali dan pacar kamu di Hotel Seoul ini”. Tamu tersebut menatap Tae-jun dan menyambut uluran tangan Tae-jun. Semua yang berada disitu terdiam dan bernafas lega.
Dong-hyuk terus memandangi pulpen hadiah dari Jin-young kepadanya. Dong-hyuk melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dong-hyuk kembali menunggu dan terus berdoa agar Jin-young bisa datang dan menemuinya.
Sementara itu Hyun-chul datang ke meja resepsionis dan mengabarkan kepada Jin-young jika penculiknya sudah tertangkap,akan tetapi Young-jae terluka. Tanpa berpikir panjang Jin-young bergegas ke gereja dan berharap Dong-hyuk masih duduk disana dan akan menyambutnya dengan senyum termanisnya seperti yang sebelumnya dilakukannya jika melihat Jin-young. Harapan Jin-young sia-sia, Dong-hyuk sudah pergi dan tidak akan ada lagi senyum dari Dong-hyuk untuknya. Jin-young mulai meneteskan air mata.
Dong-hyuk kembali ke Bar dan memesan satu gelas anggur. Dong-hyuk mengarahkan pandangannya ke tempat dimana Jin-young dulu berdiri ketika melihatnya. Dong-hyuk hanya bisa menghela nafas karena hubungannya dengan Jin-young akhirnya harus berakhir sampai disini.
Manager Yu, Yun-hee dan Tae-jun mengantar Yong-jae ke kamar untuk beristirahat. Nyonya Choi datang dengan segera ke kamar mendengar Yong-jae terluka karena menolong salah satu staff. Yun-hee dengan cepat menyelinap dan takut jika Nyonya Choi memarahinya.
Tae-jun mengikuti Yun-hee. “Kim Yun-hee, gwaenchana?” tanya Tae-jun khawatir. Yun-hee tersenyum. Tae-jun meminta tolong kepada Hyun-chul untuk mengantar Yun-hee pulang begitu mereka sampai di Lobby. “tapi, saya harus menjaga meja resepsionist GM” ucap Hyun-chul “kenapa?” tanya Tae-jun heran. “Manager Su meminta saya untuk menjaganya selama dia pergi” jawab Hyun-chul “kemana dia pergi?” tanya Tae-jun lagi “katanya ada urusan yang mendesak”. Raut wajah Yun-hee langsung berubah mendengar Tae-jun mengkhawatirkan Jin-young “baiklah, kamu bisa kembali bekerja setelah mengantar Nona Yun-hee” ucap Tae-jun. Yun-hee berpamitan pergi dan meminta kepada Tae-jun untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Nyonya Choi karena dirinyalah Yong-jae sampai terluka.
Tae-jun bergegas ke villa Sapphire tempat Dong-hyuk menginap. Tae-jun menghentikan langkahnya begitu melihat Jin-young hanya duduk terdiam di depan pintu kamar Dong-hyuk. “apa yang kau lakukan disini?” tanya Tae-jun “aku tidak sempat melihatnya,ia punya sesuatu untuk diceritakan,kami berjanji bertemu di gereja, namun saya tidak bisa datang tepat waktu” jawab Jin-young sedih “kalau begitu cepat masuk, apa aku harus memencet Bel untukmu?” ucap Tae-jun “dia tidak ada di dalam” jawab Jin-young sedih dan berjalan pergi.
Tae-jun mengikutinya. Jin-young mulai bertanya keadaan Young-jae,karena tadi terburu-buru pergi tanpa sempat mengetahui keadaan Young-jae yang terluka. “dia baik-baik saja, kamu tidak ingin bertanya tentang Yun-hee?” tanya Tae-jun berusaha menganggu Jin-young yang sedang bersedih. Jin-young langsung cemberut dan mulai menyalahkan Yun-hee karena tidak bisa bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun lagi-lagi membela Yun-hee dan mengatakan kalau itu bukan salah Yun-hee tapi salah penculiknya. “Mungkin memang ini sudah takdir, mungkin memang aku dan Dong-hyuk harus berakhir sampai disini” ucap Dong-hyuk sedih “benarkah?apa kau benar-benar berpikir seperti itu?” tanya Tae-jun “tapi, aku tidak bisa melupakannya” gumam Jin-young. Tae-jun memegang tangan Jin-young “ada apa?jangan menatapku seperti itu,aku berbicara seperti ini hanya padamu” ucap Jin-young dan menggandeng tangan Tae-jun “kamu adalah sahabat terbaik yang kumiliki selama bekerja di Hotel Seoul”. Tae-jun hanya tersenyum dan sedih melihat keadaan Jin-young seperti sekarang ini.
Dari kejauhan terlihat sebuah mobil yang perlahan-lahan mulai mendekat dan berhenti tepat di depan Tae-jun dan Jin-young. Tae-jun reflex melepaskan tangan Jin-young. Dong-hyuk turun dari mobil dan menatap tajam ke arah mereka berdua. “Dong-hyuk-si mianheyo, aku tidak bisa datang tepat waktu,sesuatu terjadi di Hotel…….” Ucap Jin-young tergagap-gagap “tidak perlu menjelaskan,aku bisa melihat sendiri mengapa Nona Jin-young tidak bisa datang,tidak perlu dijelaskan” ucap Dong-hyuk “kami mengalami situasi buruk di Hotel hari ini…jadi….” Ucap Tae-jun berusaha menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi namun Dong-hyuk sama sekali tidak mau mendengar penjelasan dari Tae-jun “Tuan Han Tae-jun, aku hanya ingin berbicara dengan Nona Jin-young,bisakah anda meninggalkan kami berdua” ucap Dong-hyuk. Tae-jun akhirnya pergi menjauh dan membiarkan Dong-hyuk dan Jin-young menyelesaikan masalah yang terjadi diantara mereka.
“saya sudah katakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir kita” ucap Dong-hyuk “Hotel mengalami situasi buruk” ucap Jin-young berusaha membela diri “saya sudah mengatakan kalau ini adalah kesempatan terakhir kita,apa kamu masih belum mengerti,apa saya tidak berarti apa-apa untukmu?” tanya Dong-hyuk dengan suara yang lebih tinggi. Jin-young menggeleng “ini tidak seperti itu” “saya berpikir, kita mempunyai kesempatan untuk membicarakannya lagi,sehingga kamu bisa mendengar cerita saya, saya sudah menunggu kamu,tetapi kamu tidak muncul,bahkan jika saya sudah berbohong kepada kamu sebelumnya,apakah aku tidak berarti apa-apa lagi dimatamu?” “kamu tidak mengizinkan saya untuk berbicara” “Nona Suh Jin-young, terima kasih karena selama ini sudah bersama saya,saya berjanji sebelum pergi akan mendapatkan Hotel Seoul”. Kali ini Dong-hyuk berbicara kepada Tae-jun yang sedang merokok dan diam-diam mendengarkan pembicaraaan antara Dong-hyuk dan Jin-young “Tuan Han Tae-jun”. Tae-jun mematikan rokoknya dan berbalik menghadap Dong-hyuk “permainan akan dimulai,sebaiknya kau mempersiapkan diri, Nona Suh Jin-young selamat tinggal”. Jin-young terkejut dan kembali menangis “ini benar sudah berakhir, semuanya sudah berakhir” gumam Jin-young dan melihat mobil Dong-hyuk yang perlahan mulai menjauh bersama dengan cintanya. “jangan menangis, saya tidak ingin melihatmu menangis” ucap Tae-jun “lalu, apa yang harus saya lakukan” ucap Jin-young dan meninggalkan Tae-jun.
Keesokan harinya staff dapur dan F&B berkumpul dan mengucapkan selamat kepada Yong-jae karena sudah berhasil menolong Yun-hee. Jenny mulai berkomentar pedas “saya sangat iri sekali,setiap dia dalam kesulitan, ksatria hitam selalu muncul menolongnya”. Supervisor Lee tertawa dan mengatakan kalau dia juga akan melindungi Jenny jika Jenny dalam kesulitan. “tidak perlu,aku tidak cukup bodoh untuk diculik”. Yun-hee merasa tersinggung dan menatap tajam Jenny “kenapa?apa ucapanku salah?” tanya Jenny santai “aku tidak sengaja diculik, aku hanya tidak berhati-hati” jawab Yun-hee “benarkah?karena kamu bodoh makanya kamu diculik” ucap Jenny. Teman Yun-hee berusaha membela Yun-hee begitupun dengan Manager Yu “wah, bekerja di dapur membuatmu mempunyai temperamen tinggi” “apa maksudmu?apa hubungan antara pekerjaan dan marah?mengapa kamu menghubung-hubungkan dengan dapur” ucap Koki Noh marah berusaha membela Jenny “sudah, kita sedang bahagia mengapa kalian bertengkar” ucap Yong-jae berusaha menengahi. Koki Noh dan Manager Yu terdiam “ayo, staff dapur saatnya menyiapkan makan siang” perintah Koki Noh dan pergi “ayo F&B waktunya mengatur meja” perintah Manager Yu tidak mau kalah.
Yun-hee berlari ke balkon dan Yong-jae lagi-lagi mengikutinya. “sudahlah, jangan dipikirkan, dapur dan F&B dari dulu selalu seperti itu,ini bukan karena kamu” ucap Yong-jae berusaha menenangkan Yun-hee “aku sangat senang karena bisa menolongmu, ini pertama kalinya dalam hidupku bisa menyelamatkan gadis yang kucintai ketika berada dalam bahaya” tambah Yong-jae “Yong-jae, mianhae,kamu sudah terlalu baik kepadaku, tetapi aku….” “tidak perlu dikatakan, aku melakukannya dengan sukarela,jangan merasa bahwa kamu harus membalas kebaikanku” ucap Yong-jae “aku takut tidak bisa membalas perasaanmu” ucap Yun-hee “tolong berhenti!” pinta Yong-jae. Yun-hee hanya menghela nafas, yang dicintainya hanya Tae-jun dan mustahil baginya untuk bisa mencintai Yong-jae.
Yun-hee kembali bekerja dan lagi-lagi dia mendapat marah dari Mi-hee “Semua orang sedang sibuk mempersiapkan makan siang sementara kamu hanya tahu bersantai-santai”. Yun-hee berusaha membela diri dan mengatakan kalau tadi dia sedang bersama Yong-jae. Mi-hee tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Yun-hee dan menyuruh Yun-hee ke dapur menyuruh para staff dapur bersiap-siap daripada menggunakan iphone.
Jin-young terduduk lemas di meja kerjanya. Son-jung dengan wajah tersenyum menghampiri Jin-young dan menanyakan keadaannya. “aku baik-baik saja” ucap Jin-young sedih. Son-jung mulai mengganggu Jin-young dengan mengatakan mungkin ini efek dari cinta. Telepon di meja kerja Jin-young berbunyi dan yang menelepon adalah Tae-jun yang mengajaknya bertemu di restoran Casablanca.
Jin-young bergegas ke restoran Casablanca “ada apa, kenapa ada kue dan hanya satu lilin?” tanya Jin-young heran begitu sampai. “apakah kamu ingat hari ini,hari apa?” tanya Tae-jun. Jin-young berusaha mencerna perkataan Tae-jun “omo, Tae-jun bukankah hari ini hari ulang tahunmu?”ucap Jin-young merasa bersalah “saya pikir, kamu tidak akan mengingatnya karena belakangan ini sudah cukup sibuk” ucap Tae-jun “bagaimana mungkin saya melupakannya,kenapa tidak memberitahuku sebelumnya supaya kita bisa mengundang yang lain?” keluh Jin-young “Hotel sedang berada dalam masa terpuruk,aku akan menjadi beban jika mengumpulkan mereka semua disini,tapi aku merasa tidak enak jika tidak memberitahumu” ucap Tae-jun sambil tersenyum “aku benar-benar merasa kehilangan dirimu, Jin-young yang dulu selalu ceria dan tidak seperti sekarang ini”gumam Tae-jun “aku bukan orang bodoh yang akan sedih terus menerus, jika hanya masalah sederhana,aku tidak akan seperti ini.aku benar-benar khawatir dengan Hotel,saya suka Hotel ini.Tae-jun kau juga tahu itu kan?”. Tae-jun mengangguk.
Jin-young dan Tae-jun turun ke lantai dasar. Jin-young berhenti ketika melihat Leo duduk sendirian tanpa ditemani Dong-hyuk. Jin-young menghela nafas dan kembali menuruni anak tangga bersama Tae-jun yang sempat ikut berhenti.
Jin-young tanpa sengaja berpapasan dengan Dong-hyuk di depan pintu Bar. Jin-young terus memandang Dong-hyuk tetapi Dong-hyuk sama sekali tidak berniat untuk memandangnya dan memilih untuk kembali berjalan. Jin-young terdiam dan kembali berjalan menuju Hotel. Tae-jun hanya terdiam melihat sikap Dong-hyuk yang pura-pura tidak melihat Jin-young.
Dong-hyuk mulai sibuk dengan rencana-rencananya merebut kepemilikan Hotel Seoul. Leo heran karena biasanya Dong-hyuk tidak semangat seperti ini. “aku adalah Shin Dong-hyuk yang hanya tahu bekerja dan bekerja” ucap Dong-hyuk tegas.
Dong-hyuk menandatangani perjanjian dengan salah satu pemegang saham yang bersedia menjual saham Hotel Seoul yang dimilikinya kepada Dong-hyuk. Dong-hyuk juga bertemu dengan pemegang saham yang lain,Tuan Kim yang sangat menginginkan Hotel Seoul tidak berada dibawah pimpinan Nyonya Choi lagi dan dulu sempat menyuruh Manager Oh mencari kaset hubungan Tae-jun dengan wanita lain (Yun-hee) sewaktu diadakan pemilihan GM .
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mulai sibuk dan memikirkan strategi apa yang akan mereka lakukan dalam menghadapi Dong-hyuk dan Tuan Park yang mulai terang-terangan menunjukkan sikapnya yang menginginkan Hotel Seoul. “Anda dan Yong-jae hanya memiliki saham 40%, kita masih membutuhkan 11%,saya cukup yakin mereka telah membeli seluruh saham di pasaran,sekarang kita hanya bisa membujuk pemegang saham yang lain,tidak ada cara lain” ucap Tae-jun. “apa kamu punya nomor telepon para pemegang saham?” tanya Nyonya Choi “ya” jawab tae-jun dan memberikan buku telepon daftar pemegang saham.
“maaf, aku sudah punya janji”ucap Tuan Kim ketika menerima telepon dari Tae-jun. Dong-hyuk hanya tersenyum. Tae-jun mencoret nama Tuan Kim dari daftar pemegang saham yang bisa diajak kerja sama. Nyonya Choi mencoba menghubungi pemegang saham yang lain, sementara itu Dong-hyuk dengan bangga tersenyum karena sudah berhasil merebut saham di pasaran.
Tae-jun kesal karena para pemegang saham tidak bisa membantu. “masuk” ucap Tae-jun mendengar seseorang mengetuk pintu kantornya. Yun-hee dengan senyum termanisnya masuk dan membawakan makan malam untuk tae-jun. “aku membawakanmu makan malam, ada kimchi dan nasi, serta ikan goreng,buah-buahan dan makanan penutup, aku yakin kamu belum makan karena sibuk dengan urusan Hotel” “kenapa kamu melakukan ini, kamu sudah lelah setelah bekerja seharian?” tanya Tae-jun merasa tidak enak pada Yun-hee “saya tahu bahwa Hotel sedang dalam masa krisis” jawab Yun-hee “gumawo” ucap Tae-jun dan mulai makan. “ayo makan bersama”ajak Tae-jun “maaf Tuan, kami tidak bisa makan bersama tamu” ucap Yun-hee dan tertawa “Nona Yun-hee kamu selalu menghibur saya,apa yang bisa saya lakukan untukmu” ucap Tae-jun “karena kita tidak bisa makan bersama, bagaimana kalau makan di luar,itupun jika kamu punya waktu luang” ucap Yun-hee.
Yong-jae terus berdiri di pintu keluar dan menunggu Yun-hee hingga pulang. Yong-jae melihat Yun-hee dari kejauhan dan bersembunyi. Begitu Yun-hee dekat, Yong-jae tiba-tiba keluar dari persembunyiannya dan mengagetkan Yun-hee. “jangan menakut-nakuti seperti itu!saya menjadi paranoid semenjak kejadian itu” ucap Yun-hee marah “maaf,ayo kuantar pulang” ajak Yong-jae “tidak bisa, aku sudah berjanji pada ayah untuk menemaninya menemui klien di restoran” tolak Yun-hee “baiklah, aku antar” ucap Yong-jae.
Tuan Park,Dong-hyuk dan Leo sedang membicarakan sisa saham 3% yang masih belum mereka miliki. Yun-hee datang dan ikut mendengarkan percakapan mereka. “jadi, kamu mengatakan telah menemukan orang yang memiliki saham 3 % tersebut?” tanya Tuan Park “ya, almarhum Han Kim tetapi semua sahamnya sudah diberikan pada istrinya Nyonya Song” jawab Dong-hyuk “Nyonya Song,saya rasa pernah bertemu dengannya, jadi jika kita bisa memiliki saham 3 % milik Ibu Song dan masalahnya akan selesai?” tanya Tuan Park. Leo dan Dong-hyuk terdiam dan tidak berniat untuk menjawab karena takut jika Yun-hee mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan “tidak apa-apa,Yun-hee akan mengambil alih bisnis saya,karena itu tidak apa-apa jika dia ikut mendengarkan” ucap Tuan Park “setelah kita memiliki saham 3 %,kepemilikan Hotel Seoul akan berubah.kita dapat memecat semuanya Presiden,Gm dan staff lainnya” ucap Leo. Yun-hee yang daritadi terdiam terkejut mendengar ucapan Leo. “oke, saya serahkan semuanya pada kalian” ucap Tuan Park. “bagaimana pekerjaanmu di Hotel?” tanya Dong-hyuk pada Yun-hee “baik” jawab Yun-hee singkat. Tuan Park bertanya apa Dong-hyuk sudah memiliki pacar, Dong Hyuk hanya terdiam dan Leo yang menjawab pertanyaan Tuan Park. “lebih baik kita membicarakan masalah Nyonya Song” ucap Dong-hyuk memotong pembicaraan mereka dan tidak ingin jika Tuan Park bertanya lebih lanjut dan kembali membuka luka di hatinya.
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mencari tahu siapa pemilik saham 3 %, namun mereka kalah jauh oleh Dong-hyuk dan Tuan Park yang sudah mengetahui pemilik saham 3 % dan bersiap-siap melancarkan serangan.
Seorang wanita terlihat menuju ke resepsionist yang saat itu dijaga oleh Jin-young dan ingin memesan kamar di villa diamond. “tapi, villa diamond sudah direserved” ucap Jin-young “kamu wanita yang 3 tahun yang lalu bukan?” tanya wanita tersebut sinis “ya” jawab Jin-young “kamu masih tetap sama” ucap tamu tersebut dan kali ini mengahadap Jin-young “terima kasih atas pujian anda” ucap Jin-young sopan “aku masih lebih suka villa diamond” ucap wanita tersbut “kami minta maaf,villa diamond sedang direnovasi, kami sangat menyesal” ucap Jin-young “oke, kalau begitu mungkin saya bisa berbicara dengan GM?bolehkah saya melihatnya” tanya wanita tersebut.
Jin-young ditemani Hyun-chul mengantar wanita tersebut ke kamarnya “wow, ternyata lebih bagus dari 3 tahun sebelumnya” gumam wanita tersebut senang “bagaimana GM Han Tae-jun sekarang?apa dia masih sama seperti dulu?”. Jin-young terdiam “tolong suruh dia kesini.suamiku sekarang sudah meninggal dunia,saya lajang sekarang” tambah wanita tersebut “maaf Nyonya, GM tidak berada disini sekarang” jawab Jin-young. Hyun-chul terkejut mendengarnya “benarkah?kemana dia pergi?” tanya wanita tersebut tidak percaya “dia sedang menghadiri konferensi di Pulau Jeju” jawab Jin-young berbohong “oh baiklah, kamu bisa pergi sekarang, oh tunggu sebentar,bisakah kau membelikan pakaian dalam dan stoking untukku” perintah wanita tersebut pada Jin-young.
Begitu mereka keluar dari kamar wanita tersebut, Hyun-chul mulai bertanya kepada Jin-young kenapa berbohong tentang GM padahal GM sekarang ada di Hotel. Jin-young menjelaskan kalau dia harus melindungi Tae-jun. Jin-young tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terulang kembali kepada Tae-jun.
Jin-young bercerita kepada Son-jung kalau wanita yang dulu pernah memfitnah Tae-jun datang kembali ke Hotel ini. Rupanya wanita tersebut adalah wanita yang telah yang menjebak Tae-jun sehingga Tae-jun dikeluarkan dari Hotel (Episode 2) dan wanita tersebut adalah Nyonya Song. Wanita yang sekarang sedang dicari Tae-jun dan Nyonya Choi serta Dong-hyuk dan Tuan Park demi mendapatkan 3 % saham Hotel Seoul. Jin-young meminta kepada Son-jung untuk menjaga rahasia ini terutama dari Tae-jun. Tapi Son-jung yang dasarnya tukang gossip tidak sengaja menceritakan hal tersebut kepada Manager Oh. Manager Oh yang mendengar hal tersebut sangat senang. Telepon di meja Son-jung berbunyi, Son-jung dan Manager Oh reflex memegang telepon bersamaan. Son-jung langsung menarik tangannya dan Manager Oh tersenyum senang. Salah satu staff memberitahukan kepadanya jika salah satu tamu ingin bertemu dengannya.
Dong-hyuk sengaja memanggil Manager Oh untuk mengajaknya kerja sama dengan iming-iming akan dijadikan GM di Hotel Seoul menggantikan Tae-jun. Dong-hyuk sejenak melupakan kejadian sewaktu dirinya dan Leo diusir dari Hotel atas perintah Manager Oh. Manager Oh sebenarnya senang,apalagi dia sudah 20 tahun mengabdi pada Hotel Seoul tetapi balasannya justru Tae-jun yang terpilih untuk menjadi GM bukan dirinya. “aku akan memikirkannya dulu” ucap Manager Oh “kita tidak memiliki banyak waktu, Hotel Seoul bisa saja bangkrut sewaktu-waktu, harapan 1200 staff ada padamu” ucap Dong-hyuk meyakinkan, dan kenyataannya memang benar, Hotel Seoul sedang berada dalam masa krisis. “kita hanya membutuhkan saham Hotel Seoul yang sekarang dimiliki oleh Nyonya Song, jika kita sudah memilikinya maka kepemilikan Hotel Seoul akan berubah” tambah Leo.
Manager Oh keluar dari kamar Dong-hyuk dan mulai memikirkan tawaran Dong-hyuk. “Nyonya Song, Nyonya Song” gumam Manager Oh dan kembali masuk ke kamar Dong-hyuk.
Sementara itu Yun-hee melakukan hal yang sama, Yun-hee memberitahukan kepada Tae-jun rencana ayahnya dan Dong-hyuk untuk merebut Hotel Seoul. “bagaimana kau tahu hal tersebut?” tanya Tae-jun “aku sedang makan malam bersama ayahku dan Tuan Shin Dong-hyuk. Tuan Shin memberitahukan kepada ayah tentang saham yang dimiliki Nyonya Song dan kepemilikan Hotel Seoul akan berubah jika mereka mendapatkan saham tersebut” ucap Yun-hee “kenapa kau memberitahukan hal ini?” tanya Tae-jun “setelah mendapatkan Hotel Seoul, ayah akan merubah semua staff mulai dari tingkat managemen,jika demikian kau harus pergi dari Hotel ini,aku tidak ingin hal tersebut terjadi.Ayah saya sudah cukup kaya tanpa memiliki Hotel Seoul, lagipula kau harapan Hotel Seoul terutama Nyonya Choi,tidak ada waktu, carilah wanita itu sekarang” ucap Yun-hee.
Nyonya Song heran melihat seseorang berdiri di depan pintunya. Leo dan Dong-hyuk datang menemui Nyonya Song dan menawarkan untuk membeli sahamnya 20% dari harga di pasaran. “Nama kamu adalah Shin Dong-hyuk?kamu pria yang tampan,jika saya menyetujuinya apa yang akan kamu lakukan untuk membalas budi terhadap saya?” tanya Nyonya Song santai. Dong-hyuk yang mengerti maksud Nyonya Song yang blak-blakan mengatakan “saya bukan pria seperti itu, namun sebagai gantinya lebih baik jika kita makan malam bersama” ucap Dong-hyuk.
Pintu Nyonya Song kembali diketuk, “permisi” ucap Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo dan berdiri membuka pintu. Kali ini Jin-young yang datang dan membawakan pesanan Nyonya Song yaitu pakaian dalam dan stoking. “saya berkata untuk membeli merek yang lain, kenapa kamu membeli ini” ucap Nyonya Song dan mengeluarkan isi tas yang dibawa Jin-young. “saya membeli sesuai pesanan anda Nyonya” ucap Jin-young. Dong-hyuk spontan berbalik mendengar suara Jin-young begitupun dengan Jin-young yang terkejut melihat Dong-hyuk berada di kamar Nyonya Song.
“apa yang terjadi?” tanya petugas keamanan “aku salah satu staff F&B, tamu ini….. arggghhhh” teriak Yun-hee karena tiba-tiba tamu tersebut makin nekat dan menodongkan pisau ke leher Yun-hee. “siapa kamu, apa yang kamu inginkan?” tanya petugas keamanan ketakutan “jangan mendekat atau aku akan membunuhnya” ucap Tamu tersebut “Ok, harap tenang, simpan pisaunya” ucap petugas keamanan semakin ketakutan jika dirinya dan Yun-hee terluka. “jangan mendekat, ini urusan saya dan pacar saya” teriak tamu tersebut. Petugas keamanan mencoba mendekat namun perutnya tertusuk oleh pisau yang dipegang Tamu tersebut, sementara Yun-hee yang ketakutan berlari pergi. “hei, jangan pergi, kita akan mati bersama-sama”teriak Tamu tersebut dan kembali mengejar Yun-hee. Petugas hotel mencoba menggapai radio pemanggilnya “GM,ada situasi darurat…..”.
Tae-jun bergegas pergi ke restoran ditemani Hyun-chul begitu mendapat laporan jika salah satu staff Hotel disandera tamu. Tae-jun memerintahkan kepada salah satu resepsionist di Lobby untuk menghubungi Polisi. Jin-young yang hendak berangkat ke gereja melihat Tae-jun panik “ada apa?” tanya Jin-young ketika bertemu Tae-jun di Lobby hotel “salah satu tamu menyandera staff F&B dan mengancam akan bunuh diri di atap Hotel” jawab Hyun-chul mencoba menjelaskan “Manager Suh berhati-hatilah dan tetaplah duduk di meja resepsionist” ucap Tae-jun “tapi,….. aku….aku seharusnya pergi sekarang” jawab Jin-young resah “sekarang kita sedang mengalami situasi sulit” ucap Tae-jun tegas “aku mengerti, siapa sanderanya?”tanya Jin-young sedih “Kim Yun-hee dari F&B” jawab Tae-jun dan bergegas masuk ke dalam lift begitu lift terbuka “Kim Yun-hee lagi?” teriak Jin-young kesal.
Tae-jun sampai di atap restoran dan bertemu dengan Manager Yu dan petugas keamanan yang terluka tadi. “apa anda baik-baik saja?” tanya Tae-jun “ya, ini hanya luka kecil” jawab petugas keamanan dan terus memegangi perutnya yang berdarah. Para staff yang lainnya juga ikut berkumpul dan ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tae-jun melihat Yun-hee dari kejauhan disandera tamu dan mulai berjalan perlahan-lahan mendekat “GM, hati-hati” ucap Manager Yu ketakutan.
“jangan mendekat, jika kamu mendekat aku dan Yun-hee akan melompat bersama-sama” teriak Tamu tersebut dan mengarahkan pisau begitu melihat Tae-jun. Yun-hee semakin ketakutan karena mereka sudah berada di pinggir atap gedung dan bisa saja sewaktu-waktu mereka terjatuh. “Tuan, aku GM hotel ini” “aku tidak perduli siapapun kamu,jika kamu sekali lagi melangkah aku akan membunuhmu” “dia GM di hotel ini, kamu bisa mempercayainya,dia bisa membuat keputusan katakan saja kepadanya” ucap Yun-hee ketakutan “ya, aku GM di hotel ini,kamu bisa mengatakan apa yang kamu inginkan” ucap Tae-jun membenarkan ucapan Yun-hee “aku tidak membutuhkan apapun, aku hanya ingin Yun-hee” “dia berbicara tentang pacarnya, Jung Yun-hee” ucap Yun-hee ketakutan “ya, beritahu kami bagaimana cara menghubunginya,ingat kita tidak akan bisa bekerjasama jika kau melukai staff kami,Kim Yun-hee kamu baik-baik saja?” tanya Tae-jun . Yun-hee hanya bisa mengangguk.
Jin-young tidak bisa tenang dan terus memandangi jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Waktu yang tersisa untuknya kurang dari setengah jam lagi.
Dong-hyuk membuka pintu gereja perlahan-lahan dan berjalan menuju kursi. Dong-hyuk mulai berdoa dan berharap Jin-young akan datang dan menemuinya seperti janji yang sudah mereka sepakati.
Yong-jae berlari tergesa-gesa menuju atap restoran “dimana Yun-hee?” tanya Yong-jae khawatir. Manager Yu berusaha menenangkannya dan mengatakan kalau polisi akan segera datang dan GM sedang bernegosiasi dengan tamu tersebut. “bagaimana saya bisa yakin kalau Hyung bisa menyelesaikannya” teriak Yong-jae kesal dan berlari menuju pintu lainnya.
Manager Yu dari kejauhan berteriak kepada Tae-jun dan mengatakan bahwa pacar tamu tersebut akan datang. Tamu tersebut tidak percaya “aku tidak percaya, kalian pasti hanya mengulur-ngulur waktu sampai polisi datang” “mengapa kamu tidak percaya juga?” teriak Yun-hee “Yun-hee diam” ucap Tae-jun “Yun-hee apa kau mempercayainya?” tanya tamu tersebut dan menunjuk Tae-jun “ya,aku percaya padanya” jawab Yun-hee yakin.
Yong-jae muncul dari pintu yang lain dan menyelinap dari satu dinding ke dinding yang lainnya berusaha mendekat kepada Yun-hee dan Tamu yang menyanderanya. Tae-jun yang melihatnya terkejut dan menyuruh Yong-jae untuk menjauh. Yong-jae tetap nekat dan berusaha mendekat. Tae-jun semakin khawatir dan mencoba mengalihkan perhatian tamu tersebut. Yong-jae dengan cepat mencoba meringkus tamu tersebut dan tangannya terluka oleh sabetan pisau yang dipegang tamu tersebut. Yun-hee mulai menjauh dan duduk sambil menangis.
Tae-jun dengan cepat ikut membantu Yong-jae dan menjatuhkan pisau yang dipegang tamu tersebut. Manager Yu dan yang lainnya juga ikut membantu karena polisi belum datang juga. Tae-jun mulai melepaskan ikatan ditangan Yun-hee. “aku tahu, aku bisa percaya padamu” ucap Yun-hee dan memeluk Tae-jun. Yong-jae melihatnya dan hanya bisa terdiam menahan sakit ditangannya.
Tamu tersebut berusaha melawan dan mengancam akan melompat jika mereka semakin mendekat. “jangan mendekat, kalau tidak aku akan melompat” teriak Tamu tersebut “Tuan, bunuh diri tidak akan memecahkan masalah” ucap Tae-jun mencoba menasehati “tamu?” “ya, anda berada di hotel kami berarti anda adalah tamu kami” jawab Tae-jun “aku diputuskan oleh Yun-hee dan sekarang aku kehilangan pekerjaan,aku tidak punya apa-apa sekarang,apa lagi yang bisa kulakukan?kematian adalah satu-satunya cara” teriak tamu tersebut sedih “apa kamu pernah mencoba benar-benar berusaha, kamu memilki keberanian untk melompat tapi mengapa kamu tidak memiliki keberanian untuk melanjutkan hidup” teriak Yun-hee “Nona Yun-hee, kamu tidak mengerti bagaimana penderitaan saya” “jadilah manusia yang bertanggung jawab!jangan jadi pengecut!ayo turun sekarang” teriak Yun-hee “benar, masa depan kamu masih panjang,kamu lihat apa yang akan terjadi saat kamu melompat” ucap Tae-jun. Tamu tersebut terdiam dan melihat ke bawah, dia mulai sedikit tenang dan memikirkan yang diucapkan Tae-jun adalah benar. “tapi, aku telah melukai mereka,apa mereka baik-baik saja?” tanya tamu tersebut ketakutan “ya, mereka akan baik-baik saja, ayo turunlah dan serahkan dirimu ke kantor polisi” ucap Tae-jun.
Tamu tersebut terdiam, Tae-jun perlahan-lahan mendekat dan mengulurkan tangannya kepada tamu “nanti jika kamu sudah bebas, kami akan menyambut kamu kembali dan pacar kamu di Hotel Seoul ini”. Tamu tersebut menatap Tae-jun dan menyambut uluran tangan Tae-jun. Semua yang berada disitu terdiam dan bernafas lega.
Dong-hyuk terus memandangi pulpen hadiah dari Jin-young kepadanya. Dong-hyuk melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dong-hyuk kembali menunggu dan terus berdoa agar Jin-young bisa datang dan menemuinya.
Sementara itu Hyun-chul datang ke meja resepsionis dan mengabarkan kepada Jin-young jika penculiknya sudah tertangkap,akan tetapi Young-jae terluka. Tanpa berpikir panjang Jin-young bergegas ke gereja dan berharap Dong-hyuk masih duduk disana dan akan menyambutnya dengan senyum termanisnya seperti yang sebelumnya dilakukannya jika melihat Jin-young. Harapan Jin-young sia-sia, Dong-hyuk sudah pergi dan tidak akan ada lagi senyum dari Dong-hyuk untuknya. Jin-young mulai meneteskan air mata.
Dong-hyuk kembali ke Bar dan memesan satu gelas anggur. Dong-hyuk mengarahkan pandangannya ke tempat dimana Jin-young dulu berdiri ketika melihatnya. Dong-hyuk hanya bisa menghela nafas karena hubungannya dengan Jin-young akhirnya harus berakhir sampai disini.
Manager Yu, Yun-hee dan Tae-jun mengantar Yong-jae ke kamar untuk beristirahat. Nyonya Choi datang dengan segera ke kamar mendengar Yong-jae terluka karena menolong salah satu staff. Yun-hee dengan cepat menyelinap dan takut jika Nyonya Choi memarahinya.
Tae-jun mengikuti Yun-hee. “Kim Yun-hee, gwaenchana?” tanya Tae-jun khawatir. Yun-hee tersenyum. Tae-jun meminta tolong kepada Hyun-chul untuk mengantar Yun-hee pulang begitu mereka sampai di Lobby. “tapi, saya harus menjaga meja resepsionist GM” ucap Hyun-chul “kenapa?” tanya Tae-jun heran. “Manager Su meminta saya untuk menjaganya selama dia pergi” jawab Hyun-chul “kemana dia pergi?” tanya Tae-jun lagi “katanya ada urusan yang mendesak”. Raut wajah Yun-hee langsung berubah mendengar Tae-jun mengkhawatirkan Jin-young “baiklah, kamu bisa kembali bekerja setelah mengantar Nona Yun-hee” ucap Tae-jun. Yun-hee berpamitan pergi dan meminta kepada Tae-jun untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Nyonya Choi karena dirinyalah Yong-jae sampai terluka.
Tae-jun bergegas ke villa Sapphire tempat Dong-hyuk menginap. Tae-jun menghentikan langkahnya begitu melihat Jin-young hanya duduk terdiam di depan pintu kamar Dong-hyuk. “apa yang kau lakukan disini?” tanya Tae-jun “aku tidak sempat melihatnya,ia punya sesuatu untuk diceritakan,kami berjanji bertemu di gereja, namun saya tidak bisa datang tepat waktu” jawab Jin-young sedih “kalau begitu cepat masuk, apa aku harus memencet Bel untukmu?” ucap Tae-jun “dia tidak ada di dalam” jawab Jin-young sedih dan berjalan pergi.
Tae-jun mengikutinya. Jin-young mulai bertanya keadaan Young-jae,karena tadi terburu-buru pergi tanpa sempat mengetahui keadaan Young-jae yang terluka. “dia baik-baik saja, kamu tidak ingin bertanya tentang Yun-hee?” tanya Tae-jun berusaha menganggu Jin-young yang sedang bersedih. Jin-young langsung cemberut dan mulai menyalahkan Yun-hee karena tidak bisa bertemu dengan Dong-hyuk. Tae-jun lagi-lagi membela Yun-hee dan mengatakan kalau itu bukan salah Yun-hee tapi salah penculiknya. “Mungkin memang ini sudah takdir, mungkin memang aku dan Dong-hyuk harus berakhir sampai disini” ucap Dong-hyuk sedih “benarkah?apa kau benar-benar berpikir seperti itu?” tanya Tae-jun “tapi, aku tidak bisa melupakannya” gumam Jin-young. Tae-jun memegang tangan Jin-young “ada apa?jangan menatapku seperti itu,aku berbicara seperti ini hanya padamu” ucap Jin-young dan menggandeng tangan Tae-jun “kamu adalah sahabat terbaik yang kumiliki selama bekerja di Hotel Seoul”. Tae-jun hanya tersenyum dan sedih melihat keadaan Jin-young seperti sekarang ini.
Dari kejauhan terlihat sebuah mobil yang perlahan-lahan mulai mendekat dan berhenti tepat di depan Tae-jun dan Jin-young. Tae-jun reflex melepaskan tangan Jin-young. Dong-hyuk turun dari mobil dan menatap tajam ke arah mereka berdua. “Dong-hyuk-si mianheyo, aku tidak bisa datang tepat waktu,sesuatu terjadi di Hotel…….” Ucap Jin-young tergagap-gagap “tidak perlu menjelaskan,aku bisa melihat sendiri mengapa Nona Jin-young tidak bisa datang,tidak perlu dijelaskan” ucap Dong-hyuk “kami mengalami situasi buruk di Hotel hari ini…jadi….” Ucap Tae-jun berusaha menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi namun Dong-hyuk sama sekali tidak mau mendengar penjelasan dari Tae-jun “Tuan Han Tae-jun, aku hanya ingin berbicara dengan Nona Jin-young,bisakah anda meninggalkan kami berdua” ucap Dong-hyuk. Tae-jun akhirnya pergi menjauh dan membiarkan Dong-hyuk dan Jin-young menyelesaikan masalah yang terjadi diantara mereka.
“saya sudah katakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir kita” ucap Dong-hyuk “Hotel mengalami situasi buruk” ucap Jin-young berusaha membela diri “saya sudah mengatakan kalau ini adalah kesempatan terakhir kita,apa kamu masih belum mengerti,apa saya tidak berarti apa-apa untukmu?” tanya Dong-hyuk dengan suara yang lebih tinggi. Jin-young menggeleng “ini tidak seperti itu” “saya berpikir, kita mempunyai kesempatan untuk membicarakannya lagi,sehingga kamu bisa mendengar cerita saya, saya sudah menunggu kamu,tetapi kamu tidak muncul,bahkan jika saya sudah berbohong kepada kamu sebelumnya,apakah aku tidak berarti apa-apa lagi dimatamu?” “kamu tidak mengizinkan saya untuk berbicara” “Nona Suh Jin-young, terima kasih karena selama ini sudah bersama saya,saya berjanji sebelum pergi akan mendapatkan Hotel Seoul”. Kali ini Dong-hyuk berbicara kepada Tae-jun yang sedang merokok dan diam-diam mendengarkan pembicaraaan antara Dong-hyuk dan Jin-young “Tuan Han Tae-jun”. Tae-jun mematikan rokoknya dan berbalik menghadap Dong-hyuk “permainan akan dimulai,sebaiknya kau mempersiapkan diri, Nona Suh Jin-young selamat tinggal”. Jin-young terkejut dan kembali menangis “ini benar sudah berakhir, semuanya sudah berakhir” gumam Jin-young dan melihat mobil Dong-hyuk yang perlahan mulai menjauh bersama dengan cintanya. “jangan menangis, saya tidak ingin melihatmu menangis” ucap Tae-jun “lalu, apa yang harus saya lakukan” ucap Jin-young dan meninggalkan Tae-jun.
Keesokan harinya staff dapur dan F&B berkumpul dan mengucapkan selamat kepada Yong-jae karena sudah berhasil menolong Yun-hee. Jenny mulai berkomentar pedas “saya sangat iri sekali,setiap dia dalam kesulitan, ksatria hitam selalu muncul menolongnya”. Supervisor Lee tertawa dan mengatakan kalau dia juga akan melindungi Jenny jika Jenny dalam kesulitan. “tidak perlu,aku tidak cukup bodoh untuk diculik”. Yun-hee merasa tersinggung dan menatap tajam Jenny “kenapa?apa ucapanku salah?” tanya Jenny santai “aku tidak sengaja diculik, aku hanya tidak berhati-hati” jawab Yun-hee “benarkah?karena kamu bodoh makanya kamu diculik” ucap Jenny. Teman Yun-hee berusaha membela Yun-hee begitupun dengan Manager Yu “wah, bekerja di dapur membuatmu mempunyai temperamen tinggi” “apa maksudmu?apa hubungan antara pekerjaan dan marah?mengapa kamu menghubung-hubungkan dengan dapur” ucap Koki Noh marah berusaha membela Jenny “sudah, kita sedang bahagia mengapa kalian bertengkar” ucap Yong-jae berusaha menengahi. Koki Noh dan Manager Yu terdiam “ayo, staff dapur saatnya menyiapkan makan siang” perintah Koki Noh dan pergi “ayo F&B waktunya mengatur meja” perintah Manager Yu tidak mau kalah.
Yun-hee berlari ke balkon dan Yong-jae lagi-lagi mengikutinya. “sudahlah, jangan dipikirkan, dapur dan F&B dari dulu selalu seperti itu,ini bukan karena kamu” ucap Yong-jae berusaha menenangkan Yun-hee “aku sangat senang karena bisa menolongmu, ini pertama kalinya dalam hidupku bisa menyelamatkan gadis yang kucintai ketika berada dalam bahaya” tambah Yong-jae “Yong-jae, mianhae,kamu sudah terlalu baik kepadaku, tetapi aku….” “tidak perlu dikatakan, aku melakukannya dengan sukarela,jangan merasa bahwa kamu harus membalas kebaikanku” ucap Yong-jae “aku takut tidak bisa membalas perasaanmu” ucap Yun-hee “tolong berhenti!” pinta Yong-jae. Yun-hee hanya menghela nafas, yang dicintainya hanya Tae-jun dan mustahil baginya untuk bisa mencintai Yong-jae.
Yun-hee kembali bekerja dan lagi-lagi dia mendapat marah dari Mi-hee “Semua orang sedang sibuk mempersiapkan makan siang sementara kamu hanya tahu bersantai-santai”. Yun-hee berusaha membela diri dan mengatakan kalau tadi dia sedang bersama Yong-jae. Mi-hee tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Yun-hee dan menyuruh Yun-hee ke dapur menyuruh para staff dapur bersiap-siap daripada menggunakan iphone.
Jin-young terduduk lemas di meja kerjanya. Son-jung dengan wajah tersenyum menghampiri Jin-young dan menanyakan keadaannya. “aku baik-baik saja” ucap Jin-young sedih. Son-jung mulai mengganggu Jin-young dengan mengatakan mungkin ini efek dari cinta. Telepon di meja kerja Jin-young berbunyi dan yang menelepon adalah Tae-jun yang mengajaknya bertemu di restoran Casablanca.
Jin-young bergegas ke restoran Casablanca “ada apa, kenapa ada kue dan hanya satu lilin?” tanya Jin-young heran begitu sampai. “apakah kamu ingat hari ini,hari apa?” tanya Tae-jun. Jin-young berusaha mencerna perkataan Tae-jun “omo, Tae-jun bukankah hari ini hari ulang tahunmu?”ucap Jin-young merasa bersalah “saya pikir, kamu tidak akan mengingatnya karena belakangan ini sudah cukup sibuk” ucap Tae-jun “bagaimana mungkin saya melupakannya,kenapa tidak memberitahuku sebelumnya supaya kita bisa mengundang yang lain?” keluh Jin-young “Hotel sedang berada dalam masa terpuruk,aku akan menjadi beban jika mengumpulkan mereka semua disini,tapi aku merasa tidak enak jika tidak memberitahumu” ucap Tae-jun sambil tersenyum “aku benar-benar merasa kehilangan dirimu, Jin-young yang dulu selalu ceria dan tidak seperti sekarang ini”gumam Tae-jun “aku bukan orang bodoh yang akan sedih terus menerus, jika hanya masalah sederhana,aku tidak akan seperti ini.aku benar-benar khawatir dengan Hotel,saya suka Hotel ini.Tae-jun kau juga tahu itu kan?”. Tae-jun mengangguk.
Jin-young dan Tae-jun turun ke lantai dasar. Jin-young berhenti ketika melihat Leo duduk sendirian tanpa ditemani Dong-hyuk. Jin-young menghela nafas dan kembali menuruni anak tangga bersama Tae-jun yang sempat ikut berhenti.
Jin-young tanpa sengaja berpapasan dengan Dong-hyuk di depan pintu Bar. Jin-young terus memandang Dong-hyuk tetapi Dong-hyuk sama sekali tidak berniat untuk memandangnya dan memilih untuk kembali berjalan. Jin-young terdiam dan kembali berjalan menuju Hotel. Tae-jun hanya terdiam melihat sikap Dong-hyuk yang pura-pura tidak melihat Jin-young.
Dong-hyuk mulai sibuk dengan rencana-rencananya merebut kepemilikan Hotel Seoul. Leo heran karena biasanya Dong-hyuk tidak semangat seperti ini. “aku adalah Shin Dong-hyuk yang hanya tahu bekerja dan bekerja” ucap Dong-hyuk tegas.
Dong-hyuk menandatangani perjanjian dengan salah satu pemegang saham yang bersedia menjual saham Hotel Seoul yang dimilikinya kepada Dong-hyuk. Dong-hyuk juga bertemu dengan pemegang saham yang lain,Tuan Kim yang sangat menginginkan Hotel Seoul tidak berada dibawah pimpinan Nyonya Choi lagi dan dulu sempat menyuruh Manager Oh mencari kaset hubungan Tae-jun dengan wanita lain (Yun-hee) sewaktu diadakan pemilihan GM .
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mulai sibuk dan memikirkan strategi apa yang akan mereka lakukan dalam menghadapi Dong-hyuk dan Tuan Park yang mulai terang-terangan menunjukkan sikapnya yang menginginkan Hotel Seoul. “Anda dan Yong-jae hanya memiliki saham 40%, kita masih membutuhkan 11%,saya cukup yakin mereka telah membeli seluruh saham di pasaran,sekarang kita hanya bisa membujuk pemegang saham yang lain,tidak ada cara lain” ucap Tae-jun. “apa kamu punya nomor telepon para pemegang saham?” tanya Nyonya Choi “ya” jawab tae-jun dan memberikan buku telepon daftar pemegang saham.
“maaf, aku sudah punya janji”ucap Tuan Kim ketika menerima telepon dari Tae-jun. Dong-hyuk hanya tersenyum. Tae-jun mencoret nama Tuan Kim dari daftar pemegang saham yang bisa diajak kerja sama. Nyonya Choi mencoba menghubungi pemegang saham yang lain, sementara itu Dong-hyuk dengan bangga tersenyum karena sudah berhasil merebut saham di pasaran.
Tae-jun kesal karena para pemegang saham tidak bisa membantu. “masuk” ucap Tae-jun mendengar seseorang mengetuk pintu kantornya. Yun-hee dengan senyum termanisnya masuk dan membawakan makan malam untuk tae-jun. “aku membawakanmu makan malam, ada kimchi dan nasi, serta ikan goreng,buah-buahan dan makanan penutup, aku yakin kamu belum makan karena sibuk dengan urusan Hotel” “kenapa kamu melakukan ini, kamu sudah lelah setelah bekerja seharian?” tanya Tae-jun merasa tidak enak pada Yun-hee “saya tahu bahwa Hotel sedang dalam masa krisis” jawab Yun-hee “gumawo” ucap Tae-jun dan mulai makan. “ayo makan bersama”ajak Tae-jun “maaf Tuan, kami tidak bisa makan bersama tamu” ucap Yun-hee dan tertawa “Nona Yun-hee kamu selalu menghibur saya,apa yang bisa saya lakukan untukmu” ucap Tae-jun “karena kita tidak bisa makan bersama, bagaimana kalau makan di luar,itupun jika kamu punya waktu luang” ucap Yun-hee.
Yong-jae terus berdiri di pintu keluar dan menunggu Yun-hee hingga pulang. Yong-jae melihat Yun-hee dari kejauhan dan bersembunyi. Begitu Yun-hee dekat, Yong-jae tiba-tiba keluar dari persembunyiannya dan mengagetkan Yun-hee. “jangan menakut-nakuti seperti itu!saya menjadi paranoid semenjak kejadian itu” ucap Yun-hee marah “maaf,ayo kuantar pulang” ajak Yong-jae “tidak bisa, aku sudah berjanji pada ayah untuk menemaninya menemui klien di restoran” tolak Yun-hee “baiklah, aku antar” ucap Yong-jae.
Tuan Park,Dong-hyuk dan Leo sedang membicarakan sisa saham 3% yang masih belum mereka miliki. Yun-hee datang dan ikut mendengarkan percakapan mereka. “jadi, kamu mengatakan telah menemukan orang yang memiliki saham 3 % tersebut?” tanya Tuan Park “ya, almarhum Han Kim tetapi semua sahamnya sudah diberikan pada istrinya Nyonya Song” jawab Dong-hyuk “Nyonya Song,saya rasa pernah bertemu dengannya, jadi jika kita bisa memiliki saham 3 % milik Ibu Song dan masalahnya akan selesai?” tanya Tuan Park. Leo dan Dong-hyuk terdiam dan tidak berniat untuk menjawab karena takut jika Yun-hee mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan “tidak apa-apa,Yun-hee akan mengambil alih bisnis saya,karena itu tidak apa-apa jika dia ikut mendengarkan” ucap Tuan Park “setelah kita memiliki saham 3 %,kepemilikan Hotel Seoul akan berubah.kita dapat memecat semuanya Presiden,Gm dan staff lainnya” ucap Leo. Yun-hee yang daritadi terdiam terkejut mendengar ucapan Leo. “oke, saya serahkan semuanya pada kalian” ucap Tuan Park. “bagaimana pekerjaanmu di Hotel?” tanya Dong-hyuk pada Yun-hee “baik” jawab Yun-hee singkat. Tuan Park bertanya apa Dong-hyuk sudah memiliki pacar, Dong Hyuk hanya terdiam dan Leo yang menjawab pertanyaan Tuan Park. “lebih baik kita membicarakan masalah Nyonya Song” ucap Dong-hyuk memotong pembicaraan mereka dan tidak ingin jika Tuan Park bertanya lebih lanjut dan kembali membuka luka di hatinya.
Sementara itu Nyonya Choi dan Tae-jun juga mencari tahu siapa pemilik saham 3 %, namun mereka kalah jauh oleh Dong-hyuk dan Tuan Park yang sudah mengetahui pemilik saham 3 % dan bersiap-siap melancarkan serangan.
Seorang wanita terlihat menuju ke resepsionist yang saat itu dijaga oleh Jin-young dan ingin memesan kamar di villa diamond. “tapi, villa diamond sudah direserved” ucap Jin-young “kamu wanita yang 3 tahun yang lalu bukan?” tanya wanita tersebut sinis “ya” jawab Jin-young “kamu masih tetap sama” ucap tamu tersebut dan kali ini mengahadap Jin-young “terima kasih atas pujian anda” ucap Jin-young sopan “aku masih lebih suka villa diamond” ucap wanita tersbut “kami minta maaf,villa diamond sedang direnovasi, kami sangat menyesal” ucap Jin-young “oke, kalau begitu mungkin saya bisa berbicara dengan GM?bolehkah saya melihatnya” tanya wanita tersebut.
Jin-young ditemani Hyun-chul mengantar wanita tersebut ke kamarnya “wow, ternyata lebih bagus dari 3 tahun sebelumnya” gumam wanita tersebut senang “bagaimana GM Han Tae-jun sekarang?apa dia masih sama seperti dulu?”. Jin-young terdiam “tolong suruh dia kesini.suamiku sekarang sudah meninggal dunia,saya lajang sekarang” tambah wanita tersebut “maaf Nyonya, GM tidak berada disini sekarang” jawab Jin-young. Hyun-chul terkejut mendengarnya “benarkah?kemana dia pergi?” tanya wanita tersebut tidak percaya “dia sedang menghadiri konferensi di Pulau Jeju” jawab Jin-young berbohong “oh baiklah, kamu bisa pergi sekarang, oh tunggu sebentar,bisakah kau membelikan pakaian dalam dan stoking untukku” perintah wanita tersebut pada Jin-young.
Begitu mereka keluar dari kamar wanita tersebut, Hyun-chul mulai bertanya kepada Jin-young kenapa berbohong tentang GM padahal GM sekarang ada di Hotel. Jin-young menjelaskan kalau dia harus melindungi Tae-jun. Jin-young tidak ingin kejadian 3 tahun yang lalu terulang kembali kepada Tae-jun.
Jin-young bercerita kepada Son-jung kalau wanita yang dulu pernah memfitnah Tae-jun datang kembali ke Hotel ini. Rupanya wanita tersebut adalah wanita yang telah yang menjebak Tae-jun sehingga Tae-jun dikeluarkan dari Hotel (Episode 2) dan wanita tersebut adalah Nyonya Song. Wanita yang sekarang sedang dicari Tae-jun dan Nyonya Choi serta Dong-hyuk dan Tuan Park demi mendapatkan 3 % saham Hotel Seoul. Jin-young meminta kepada Son-jung untuk menjaga rahasia ini terutama dari Tae-jun. Tapi Son-jung yang dasarnya tukang gossip tidak sengaja menceritakan hal tersebut kepada Manager Oh. Manager Oh yang mendengar hal tersebut sangat senang. Telepon di meja Son-jung berbunyi, Son-jung dan Manager Oh reflex memegang telepon bersamaan. Son-jung langsung menarik tangannya dan Manager Oh tersenyum senang. Salah satu staff memberitahukan kepadanya jika salah satu tamu ingin bertemu dengannya.
Dong-hyuk sengaja memanggil Manager Oh untuk mengajaknya kerja sama dengan iming-iming akan dijadikan GM di Hotel Seoul menggantikan Tae-jun. Dong-hyuk sejenak melupakan kejadian sewaktu dirinya dan Leo diusir dari Hotel atas perintah Manager Oh. Manager Oh sebenarnya senang,apalagi dia sudah 20 tahun mengabdi pada Hotel Seoul tetapi balasannya justru Tae-jun yang terpilih untuk menjadi GM bukan dirinya. “aku akan memikirkannya dulu” ucap Manager Oh “kita tidak memiliki banyak waktu, Hotel Seoul bisa saja bangkrut sewaktu-waktu, harapan 1200 staff ada padamu” ucap Dong-hyuk meyakinkan, dan kenyataannya memang benar, Hotel Seoul sedang berada dalam masa krisis. “kita hanya membutuhkan saham Hotel Seoul yang sekarang dimiliki oleh Nyonya Song, jika kita sudah memilikinya maka kepemilikan Hotel Seoul akan berubah” tambah Leo.
Manager Oh keluar dari kamar Dong-hyuk dan mulai memikirkan tawaran Dong-hyuk. “Nyonya Song, Nyonya Song” gumam Manager Oh dan kembali masuk ke kamar Dong-hyuk.
Sementara itu Yun-hee melakukan hal yang sama, Yun-hee memberitahukan kepada Tae-jun rencana ayahnya dan Dong-hyuk untuk merebut Hotel Seoul. “bagaimana kau tahu hal tersebut?” tanya Tae-jun “aku sedang makan malam bersama ayahku dan Tuan Shin Dong-hyuk. Tuan Shin memberitahukan kepada ayah tentang saham yang dimiliki Nyonya Song dan kepemilikan Hotel Seoul akan berubah jika mereka mendapatkan saham tersebut” ucap Yun-hee “kenapa kau memberitahukan hal ini?” tanya Tae-jun “setelah mendapatkan Hotel Seoul, ayah akan merubah semua staff mulai dari tingkat managemen,jika demikian kau harus pergi dari Hotel ini,aku tidak ingin hal tersebut terjadi.Ayah saya sudah cukup kaya tanpa memiliki Hotel Seoul, lagipula kau harapan Hotel Seoul terutama Nyonya Choi,tidak ada waktu, carilah wanita itu sekarang” ucap Yun-hee.
Nyonya Song heran melihat seseorang berdiri di depan pintunya. Leo dan Dong-hyuk datang menemui Nyonya Song dan menawarkan untuk membeli sahamnya 20% dari harga di pasaran. “Nama kamu adalah Shin Dong-hyuk?kamu pria yang tampan,jika saya menyetujuinya apa yang akan kamu lakukan untuk membalas budi terhadap saya?” tanya Nyonya Song santai. Dong-hyuk yang mengerti maksud Nyonya Song yang blak-blakan mengatakan “saya bukan pria seperti itu, namun sebagai gantinya lebih baik jika kita makan malam bersama” ucap Dong-hyuk.
Pintu Nyonya Song kembali diketuk, “permisi” ucap Nyonya Song kepada Dong-hyuk dan Leo dan berdiri membuka pintu. Kali ini Jin-young yang datang dan membawakan pesanan Nyonya Song yaitu pakaian dalam dan stoking. “saya berkata untuk membeli merek yang lain, kenapa kamu membeli ini” ucap Nyonya Song dan mengeluarkan isi tas yang dibawa Jin-young. “saya membeli sesuai pesanan anda Nyonya” ucap Jin-young. Dong-hyuk spontan berbalik mendengar suara Jin-young begitupun dengan Jin-young yang terkejut melihat Dong-hyuk berada di kamar Nyonya Song.
No comments:
Post a Comment