Thursday, September 29, 2011

[Sinopsis] Movie Daisy Bagian Kedua (END)

Hari berlalu dan hubungan antara Hye Young dan Park Yi semakin dekat. Hye Young mengajak Park Yi ke toko antik milik keluarganya dan memperlihatkan sebuah lukisan padang rumput yang ditumbuhi banyak bunga daisy dan sebuah jembatan. Park Yi terpana saat melihat lukisan Hye Young. Jembatan yang merupakan penghubung sekaligus pemisah antara dirinya dan Hye Young, karena saat ini hati Hye Young telah diisi oleh Jung Woo.

Hye Young memberikan sebuah catatan kepada Park Yi yang berisikan curhatan isi hatinya. Park Yi membacanya
POV Hye Young
Dia membangunkan jembatan untukku dan mengirimkan bunga daisy kepadaku setiap hari. Jung Woo, sepertinya dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padaku. Tetapi ia tidak mengerti kehilangannya jauh lebih menyedihkan dibandingkan kehilangan suaraku. Aku tidak melakukan apapun untuknya, aku bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih.15 April, dia berjanji untuk datang ke pameran seni, aku menunggunya.
 
“tidak ada gunanya hanya menunggu” ucap Park Yi
Park Yi mengajak Hye Young ke tempat kerja Jung Woo. Park Yi dan Hye Young dipertemukan dengan teman Jung Woo, Detektif Jang.
“mengapa kami tidak bisa mengetahui apapun tentang Jung Woo?” tanya Park Yi
“dia tidak mengalami luka serius, tetapi aku takut jika dia tidak diizinkan meninggalkan Korea lagi”
“bisakah anda memberikan kepada kami alamat Jung Woo?”
“aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa. Jika kalian memiliki pesan untuknya silahkan katakan padaku, aku akan menyampaikannya kepada Jung Woo” jawab Detektif Jang dan melihat ke arah Hye Young yang terus menunduk.
Sesampainya di rumah, Hye Young berusaha menenangkan diri dengan membuat segelas teh. Namun cara itu sama sekali tidak berhasil. Saat Hye Young menuangkan gula ke dalam gelas, tiba-tiba air matanya menetes. Hye Young tidak mempercayai kalau dirinya tidak bisa bertemu dengan Jung Woo lagi. Park Yi hanya bisa memandangi Hye Young dan mencoba beberapa cara untuk menghiburnya termasuk mengajak Hye Young ke tempat tinggalnya.
Kediaman Park Yi memang tidak sebesar Toko Antik milik Hye Young, tetapi di dalamnya Hye Young bisa menemukan sebuah kebun yang ditanami bunga daisy, sebuah bunga tulip berwarna hitam (Park Yi segera menyembunyikannya dan mengatakan kepada Hye Young kalau bunga tersebut dari seorang teman) dan sebuah ruangan rahasia. Hye Young sedikit penasaran dengan ruangan tersebut dan mencoba memasukinya.
“maaf, ini ruangan rahasia” ucap Park Yi mencegah Hye Young. Dan tanpa diketahui Hye Young ruangan rahasia yang ingin dimasukinya adalah sebuah ruangan yang hanya berisi sebuah lukisan. Lukisan hasil karangannya sendiri, yang sengaja ditinggalkan Hye Young di jembatan sebagai ucapan terima kasih kepada seseorang yang membangunkan jembatan untuknya.

Park Yi mengajak Hye Young masuk ke dalam rumahnya dan dari wajahnya terlihat rasa gugup. Hye Young melihat beberapa buku karangan penulis terkenal tertata rapi di meja.
“oh, ini buku karangan Monet, aku menyukainya. Lukisan Monet adalah mimpi dan membuatmu bisa membayangkan sesuatu” ucap Park Yi pada Hye Young. (Omo, Park Yi romantis banget…. Demi ingin mengenal Hye Young lebih dekat, dia bahkan membaca dan mempelajari semua buku karangan beberapa pelukis terkenal).

Hye Young menulis sesuatu di notes dan memberikannya pada Park Yi “dapatkah aku menggunakan daisy untuk pameran?”. Park Yi tentu saja senang dan menjawab YA.
Sebuah pesawat mendarat dengan selamat di pacuan landas.
“apa anda ingin ke kantor pusat?” tanya Detektif Jang ketika dimobil
“aku ingin menemui Hye Young terlebih dahulu”
“aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang kamu pikirkan, apakah kamu tahu seberapa keras usahaku agar kamu bisa kembali kesini lagi dan sudah berapa kali aku katakan kalau itu bukan salahmu. Kau terluka dalam bertugas, jangan merasa bersalah” teriak Detektif Jang emosi. Kali ini mereka berdiri di pinggir jalan yang menghadap sebuah sungai.
“aku akan mengatakan yang sebenarnya, semuanya”
“aiiiiiisssss, kau membuatku gila. Baiklah itu bagus, tapi kau sudah terlambat, ada seorang pria yang sedang dekat dengannya sekarang” ucap Detektif Jang dan ucapannya membuat Jung Woo terkejut.
Dan memang benar. Jung Woo memperhatikan Hye Young yang sedang membersihkan barang-barang antik dari mobilnya. Beberapa menit kemudian terlihat seorang pria yang memasuki toko antik milik keluarga Hye Young. Pria tersebut terlihat akrab dengan Kakek Hye Young dan dia adalah Park Yi.
Sore hari
Hye Young menghabiskan waktunya dengan melamun. Bunyi telepon membuyarkan lamunan Hye Young. Hye Young berjalan menuju telepon dan mendengarkan mesin penjawab telepon. Sesaat kemudian Hye Young mengangkatnya, tidak ada suara. Si penelepon pun tidak berbicara dan hanya terdiam. Hye Young perlahan-lahan meletakkan gagang telepon.

Di tempat lain si penelepon terlihat gelisah. Dia bingung ingin mengatakan apa pada Hye Young.
POV Hye Young
Jung Woo, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa. Aku tidak bisa bicara tetapi aku bisa mendengar jika dia berbicara.

Sebuah ketukan pintu terdengar samar-samar. Hye Young bergegas turun dan membukanya. Saat di depan pintu, Hye Young merasakan sesuatu hal yang lain di dalam hatinya. Hye Young merasa jika yang datang kali ini adalah orang yang sangat ditunggunya.

Park Yi tersenyum dan memberikan sebuah sendok yang dihiasi dedaunan. Hye Young hanya tersenyum melihat Park Yi, orang yang ditunggunya bukan Park Yi melainkan Jung Woo.

Di saat Hye Young membuatkan kopi untuk Park Yi, sebuah ketukan di pintu kembali terdengar. Hye Young terpaku di depan pintu ketika melihat Jung Woo sekarang berdiri di hadapannya begitupun dengan Park Yi yang melihat melalui bahu Hye Young.
Park Yi, Hye Young dan Jung Woo sama-sama terdiam. Sebuah poster art exhibition tertempel di dekat pintu rumah Hye Young dan hal itu mengingatkan Jung Woo terhadap janjinya pada Hye Young.
“maaf sudah begitu lama sejak aku terakhir kali melihatmu, aku terlalu sibuk bekerja dan terjebak di Korea” ucap Jung Woo membuka pembicaraan. Hye Young gelisah karena dirinya tidak bisa menjawab pertanyaan Jung Woo. Hye Young bergegas mengambil note dan pena.
“bagaimana kabarmu?” tulis Hye Young
“aku baik” jawab Jung Woo sedikit canggung “aku berada di daerah ini dan….”
Hye Young tiba-tiba menutup pintu dan mendekat ke arah Jung Woo. Sementara itu di dalam rumah Park Yi hanya bisa terdiam, karena bagi Hye Young saat ini adalah saat yang dinantikannya.
“mengapa?” tanya Hye Young dengan gerakan bibir
“maaf, itu… aku tidak mengatakan yang sebenarnya, aku,… aku Polisi. Aku memanfaatkan anda selama penyelidikan dan sudah membuatmu terluka. Aku merasa sangat bersalah karena…. Aku tidak punya keberanian untuk bertemu denganmu, tapi aku pikir inilah saatnya bagiku untuk meminta maaf kepadamu. Aku sungguh menyesal” ucap Jung Woo sedih dan pergi.
Hye Young ingin mencegah Jung Woo namun ia tidak bisa. Hye Young kemudian menangis dan masuk ke dalam rumah. Park Yi ingin menghibur Hye Young, namun baginya saat ini yang dibutuhkan Hye Young adalah menyendiri.
POV Jung Woo
Ia kehilangan suaranya dan aku kehilangannya

Jung Woo diberitahu Detektif Jang kalau ciri-ciri orang yang menembaknya sudah ditemukan. Detektif Jang menjelaskan kalau yang menembak Jung Woo adalah pembunuh bayaran professional dan pembunuhan yang terjadi belakangan ini di Hotel dan teater kemungkinan besar dia yang menjadi dalangnya. Detektif Jang mempunyai ide untuk menyewa pembunuh bayaran tersebut namun yang menjadi pertanyaan sekarang siapa yang akan dijadikan korban.
“bagaimana kalau aku saja. Kamu bisa menyewanya untuk membunuhku dan semuanya akan beres” ucap Jung Woo
“apa?” tanya Detektif Jang sedikit terkejut
Park Yi kembali mengajak Hye Young ke rumahnya. Langkah kaki Hye Young terhenti sesaat saat menemukan sebuket bunga tulip hitam di depan pintu rumah Park Yi. “Hye Young-si, ini adalah dari teman untukku” cegah Park Yi saat Hye Young ingin menyentuh bunga tersebut. Park Yi segera menyembunyikan bunga tersebut.
Pikiran Park Yi kalut saat melihat foto target pembunuhan selanjutnya adalah Jung Woo. Park Yi segera menemui Bosnya.
“dia adalah polisi” ucap Park Yi
“hal ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi klien meminta kalau anda yang harus melakukannya. Kita berada dalam bisnis yang sama dimana… kita harus tidak pernah mengatakan “tidak” pada klien. Jangan khawatir, aku akan terus mendukung anda. Aku mendengar kau bertemu seseorang akhir-akhir ini, anda membutuhkan uang untuk gadis dan sama seperti aku yang membutuhkan anda untuk pekerjaan”.
Hari yang ditunggu Hye Young, Jung Woo dan Park Yi akhirnya tiba. Bagi Hye Young,hari ini adalah hari bahagia dimana untuk pertama kalinya ia bisa menggelar pameran lukisan. Bagi Jung Woo sendiri, hari ini hari dimana nyawanya akan dipertaruhkan demi menangkap pembunuh yang sudah melukainya. Sedangkan bagi Park Yi, hari ini adalah hari dimana dirinya harus bisa membunuh Jung Woo, orang yang dicintai Hye Young.
Beberapa polisi ditempatkan disetiap sudut sementara Jung Woo bersiaga di dalam mobil dengan sebuah speaker ditelinganya. Seseorang tiba-tiba mendekati mobil Jung Woo dan mengetuk kaca jendelanya. “tersangka mendekat,tersangka mendekat” ucap salah satu polisi dan bersiaga.
“it’s oke. Dia adalah temanku” ucap Jung Woo melalui speakerphone.
“annyeonghaseyo” sapa Park Yi dari luar jendela mobil “bisakah kita berbicara sebentar?” tanya Park Yi
“ya” ucap Jung Woo dan mempersilahkan Park Yi masuk ke dalam mobil “tidakkah kita makan siang terlebih dahulu, aku akan kembali segera” ucap Jung Woo pada speaker yang menghubungkannya dengan Detektif Jang.
“Hei, kemana kau, jangan pergi” teriak Detektif Jang, namun sayang mobil yang dikendarai Jung Woo sudah berjalan dan naasnya lagi, Jung Woo melepaskan speaker dari telinganya.
Di dalam mobil
“aku hanya perlu beberapa menit” ucap Park Yi
“tidak, itu berbahaya jika tinggal disana”
“Hye Young bercerita banyak tentang anda”
“benarkah? Aku merasa begitu buruk tentang Hye Young, aku bisa sangat ceroboh kadang-kadang, aku tidak bersungguh-sungguh”
“aku tahu kau tulus”
Jung Woo terdiam mendengar ucapan Park Yi.
“musiknya terlalu keras, bisakah diganti dengan yang lain?” tanya Park Yi
“ya”. Jung Woo mengganti siaran dengan music classic.

POV Jung Woo
Bagaimana dia bisa tahu itu aku dari belakang mobil. Jika anda adalah pembunuh, apa yang akan terjadi pada Hye Young?

Jung Woo menghentikan mobil di pinggir sebuah danau.
“anda bisa saja menembak saya” ucap Jung Woo kemudian mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke kepala Park Yi.

POV Park Yi
Aku penasaran bagaimana kau bisa mengenaliku

“apakah aku bukan target anda?” tanya Jung Woo dan Park Yi menoleh ke arahnya “apakah anda berpikir kalau aku tidak akan menembak anda?”
“aku tidak tahu apakah kamu akan menembakku atau tidak, tapi aku tahu, aku bisa”
“cobalah”
“aku tidak perlu mencoba” ucap Park Yi dan mengeluarkan pistol dari dalam saku jaketnya
“aku juga tidak”
“apakah kamu lupa siapa dirimu? Kamu orang baik dan aku orang jahat”
Jung Woo perlahan-lahan menurunkan pistolnya “jika kamu tidak disini untuk membunuhku, terus kenapa?”
“untuk Hye Young”
“bukan untuk diri sendiri?”
Park Yi menggeleng “aku sudah menyukainya sejak melihatnya pertama kali”
“kau pria daisy?”
“dia belum tahu”
“apakah anda tahu berapa lama dia menunggumu?”
“ya, hanya sebelum anda datang. Anda harus pergi ke pameran hari ini”
“bagaimana denganmu?”
“kecuali jika kamu menangkapku… aku akan menghilang”

Park Yi dan Jung Woo sama-sama terdiam. Jung Woo memutuskan keluar dari mobil sementara Park Yi memandangi pistolnya yang masih digenggamnya. Beberapa detik kemudian terdengar suara tembakan.
Park Yi menemui Hye Young di lokasi pameran. Park Yi terlihat heran saat melihat Hye Young menangis.
“apa yang terjadi?” tanya Park Yi pada Detektif Jang
“Jung Woo,…. Telah dibunuh ketika menjalankan tugas”.
Hye Young menatap Park Yi dengan tatapan sedih. Hye Young seolah-olah mencari jawaban kenapa harus Jung Woo, kenapa harus dia. Park Yi hanya bisa terdiam dan berusaha menenangkan Hye Young. Kesedihan yang menimpa Hye Young adalah kesalahannya.

Park Yi mendatangi makam Jung Woo, sementara itu, Hye Young berusaha menghibur dirinya dengan kembali melukis.
POV Hye Young
Aku merasa menyesal atas apa yang terjadi pada Jung Woo. Aku berusaha melukis wajahnya setiap kali aku merasa kesepian

POV Park Yi
Ini adalah sketsa diriku. Mungkin dia merasa menyesal, tapi ada aku yang akan menemaninya

Park Yi memperlihatkan sebuah adegan di tv yang sangat disukainya. Rupanya adegan tersebut adalah adegan dimana seorang pria pandai membaca gerak bibir dari seorang wanita bisu dan Park Yi selama ini mencoba belajar membaca gerakan bibir dengan menonton tv dan menghilangkan suaranya.
“aku dapat membaca gerakan bibir,ayo katakan sesuatu, cobalah” pinta Park Yi. Hye Young terdiam sesaat dan sesekali melihat ke arah Park Yi. Hye Young mulai menggerakkan bibirnya.
“bisakah anda benar-benar membaca bibirku?” ucap Park Yi “Benarkah apa yang aku katakan?” tanya Park Yi pada Hye Young.
Hye Young menziarahi makam Jung Woo. Hye Young meraba tulisan di batu nizan yang tertera nama, tahun lahir dan kematian Jung Woo. Seseorang tiba-tiba menegurnya
“dia tidak kesepian sama sekali” ucap Detektif Jang “dia pasti senang melihat anda disini” tambah Detektif Jang. Detektif Jang membersihkan dedaunan yang mengotori nizan Jung Woo dan kembali berbicara “sudah setahun tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum dia dibunuh, dia mengatakan bertemu dengan seorang teman dan mereka berangkat bersama-sama. Satu-satunya petunjuk adalah music mobilnya yang saat itu sedang memutar music klasik. Jung Woo tidak pernah mendengarkan musik semacam itu. Itu berarti temannya mengubahnya dan menghilang. Kami juga telah mempelajari bahwa pembunuhnya menerima tulip hitam ketika mereka disewa”.

Di tempat lain tepatnya di rumah Park Yi, Park Yi kembali menerima sebuah bunga tulip. Park Yi bergegas menuju loker tempat dimana biasanya foto dan alamat target selanjutnya disimpan. Park Yi berlari sekencang-kencangnya saat menemukan loker kosong dan sama sekali tidak ada foto ataupun alamat target.
“sudah setahun, bagaimana kabarmu?” tanya Bos Park Yi
“aku baik”
“keberadaan anda telah diketahui, bukankah aku sudah mengatakan kepadamu jatuh cinta pada seorang wanita sama saja menodongkan pistol kepada diri sendiri. Lupakan kesalahan yang anda lakukan setahun yang lalu dan ini adalah kesempatan terakhir anda” ucap Bos Park Yi sambil memberikan sebuah map yang berisi foto Detektif Jang.
Sementara itu, Hye Young memasuki rumah Park Yi. Ingatan Hye Young melayang saat Park Yi menanyakan apa Hye Young menyukai music klasik dan ruangan penyimpanan rahasia Park Yi.
Hye Young menuju ke dapur rumahnya. Disana dia melihat Park Yi sedang menyiapkan makan malam.
“tunggu sebentar, makan malam hampir siap” ucap Park Yi tersenyum.
Hye Young hanya menatap tajam ke arah Park Yi. Ditangannya tergenggam sebuah kotak berwarna coklat yang ditemukannya di ruang rahasia Park Yi.
“minum teh dulu” ucap Park Yi menawarkan

POV Park Yi
Maaf, tidurlah untuk sesaat

Hye Young menatap tajam Park Yi yang kembali sibuk menyiapkan makan malam. Hye Young dengan serta merta membanting kotak berwarna coklat yang digenggamnya hingga menimbulkan suara keras.
“apakah anda suka daging sapi?” tanya Park Yi berpura-pura tidak mendengar suara yang dibuat Hye Young.

Merasa diacuhkan oleh Park Yi, Hye Young memutar music klasik. Sekali lagi tidak ada reaksi dari Park Yi. Hye Young tentu saja kesal. Dengan mata berkaca-kaca, Hye Young membuka kotak berwarna coklat yang di dalamnya terdapat foto Jung Woo dan sebuah pistol yang biasa digunakan Park Yi untuk membunuh.
Hye Young menodongkan pistol ke arah Park Yi.
“anda akan tahu besok” ucap Park Yi pada Hye Young yang mulai mengantuk. Hye Young tanpa sadar menarik pelatuk pistol dan untung saja tidak mengenai Park Yi dan hanya mengenai piring di belakang Park Yi.
“mianhae” ucap Park Yi pada Hye Young yang tertidur di pangkuannya.

Keesokan harinya
Di pusat kota terlihat banyak polisi yang bersiaga dan menyamar sementara itu di salah satu gedung seorang pria paruh baya tengah duduk. Tatapannya tajam dan dipenuhi dengan dendam. Terutama dendam karena kematian sahabatnya, Jung Woo.

Hye Young terbangun dari tidurnya. Hye Young menatap ke sekeliling dan terkejut saat mendapati lukisan padang bunga daisy, surat dan sebuah buku diary terletak di atas sebuah meja.

Hye Young sangat mengenali lukisan tersebut karena dirinya sendirilah yang menggambarnya untuk pangeran yang membangunkan jembatan untuknya.
POV Park Yi
Mianhe. Awalnya, aku hanya ingin membantu wanita muda yang cantik ini. Aku membangun sebuah jembatan dan kau memberiku lukisan. Aku mulai mengirim bunga daisy setiap hari, tetapi aku justru menjadi jembatan antara anda dan dia. Aku melihat kau begitu sedih setelah ia pergi, itu sebabnya aku muncul. Sekarang aku akan memberikan hati anda kembali.

Hye Young berlari sekencang-kencangnya. Hye Young melewati jembatan yang dibangun Park Yi untuknya dan hamparan padang bunga daisy. Satu hal yang ingin dilakukan Hye Young sekarang yaitu menemui Park Yi dan meminta maaf.
Hye Young berusaha menghentikan mobil yang akan membawanya ke kota, namun tidak ada sebuah mobil pun yang ingin memberinya tumpangan. Hye Young akhirnya nekat berdiri di tengah jalan disaat sebuah mobil berjalan menuju ke arahnya.

Detektif Jang berjalan dengan langkah pasti. Para polisi semakin waspada dan berusaha agar kejadian yang terjadi pada Jung Woo tak terulang lagi. Sementara itu dari atas sebuah gedung terlihat Jung Woo yang mengarahkan senapan laras panjangnya dan targetnya adalah Detektif Jang.
Baru saja Park Yi ingin menarik pelatuk senapannya, Hye Young tiba-tiba muncul.
“apa yang kau lakukan disini? Ini sangat berbahaya” teriak Detektif Jang panik. Hye Young tidak perduli pada ucapan Detektif Jang, baginya yang terpenting adalah menemukan sosok Park Yi diantara ratusan orang yang berseliweran di sekitarnya.
Hye Young berteriak dengan suara yang sama sekali tidak terdengar.
“hentikan” ucap Park Yi mengulang apa yang dikatakan Hye Young “hentikan”
Hye Young mengangkat lukisan padang daisy setinggi-tingginya agar Park Yi bisa melihatnya
“apakah anda melihat lukisan ini. Kau membuatku begitu bahagia. Lukisan ini aku memberikannya pada anda. Maaf, aku tidak mengenalimu. Sekarang aku tahu, karena kaulah aku sudah menunggu”
Dua orang polisi wanita datang dan berusaha menjauhkan Hye Young dari Detektif Jang, namun Hye Young sama sekali tidak ingin menyingkir.Sebuah suara pada akhirnya membuat Hye Young menjauh dari Detektif Jang.
“Hye Young-si, aku disini, mianhae”
Hye Young menatap lekat-lekat Park Yi yang sekarang berdiri di hadapannya. Pangeran yang selama ini yang selalu ditunggunya.
“aku tidak bisa, aku tak pantas untukmu. Maaf aku menyakitimu. Jung Woo, maafkan aku karena membiarkannya mati. Semua yang kulakukan hanya ingin membuatmu bahagia, mianhae” ucap Jung Woo sedih dan membuat Hye Young juga tak kalah sedihnya.
Kronologis kematian Jung Woo
Disaat Jung Woo keluar dari mobil, Park Yi juga ikut keluar setelah sebelumnya menyimpan pistolnya. Sebuah peluru mengenai kepala Jung Woo dan menyebabkan Jung Woo mati di tempat. Orang yang melakukannya adalah suruhan Bos Park Yi yang sudah menduga sebelumnya kalau Park Yi pasti tidak akan menuntaskan tugasnya kali ini.

Sebuah pantulan cahaya mobil yang sedang lewat tanpa sengaja memantul ke arah dinding. Terlihat siluet seorang lelaki yang bersiap menembak Park Yi. Hye Young melihatnya dan berlari cepat ke arah Park Yi dan memeluknya erat. Lukisan padang bunga daisy yang digenggam Hye Young terjatuh dan dipenuhi noda darah.

Detektif Jang sontak terkejut begitupun dengan polisi lainnya. Adu tembak pun sontak tak terelakkan antara polisi dan Pria misterius.
Park Yi menggendong Hye Young menjauh dari keramaian. Semua kenangan yang dilalui Hye Young bersama dengan Park Yi kembali berputar di memori ingatannya. Perlahan-lahan Hye Young memejamkan mata.
“andwae,andwae,andwae” teriak Park Yi histeris dan memeluk jasad Hye Young erat.

Pasca kepergian Hye Young, Park Yi menghabiskan waktunya dengan mengurung diri. Park Yi berusaha menata kembali hatinya dan berniat membalas dendam atas kematian Hye Young sekaligus Jung Woo.
Park Yi berjalan ke sebuah gedung yang sudah biasa didatanginya. Kedatangannya kali ini adalah bukan untuk bekerja. Satu persatu pria berbaju hitam berhasil dilumpuhkannya hingga akhirnya Park Yi berhadapan satu lawan satu dengan bosnya. Terdengar bunyi tembakan, beberapa menit kemudian Pria berbaju hitam keluar dari gedung dengan langkah gontai.
Diakhir cerita
Hye Young, Jung Woo dan Park Yi berteduh dari derasnya hujan. Park Yi dan Jung Woo tersenyum bersamaan dan melirik ke arah Hye Young yang seakan-akan tidak menyadari kehadiran mereka berdua. Beberapa saat kemudian, Hye Young berlari dibawah derasnya hujan dengan lukisan yang luntur akibat terkena hujan.
Park Yi mengangkat sebuket bunga daisy kesukaan Hye Young dan membiarkannya terkena tetesan air hujan.

^THE END^

Aku nggak menyangka kalau endingnya akan setragis ini.
Setahun yang lalu tepatnya aku menonton film yang satu ini. Awal cerita yang tidak membosankan, penghayatan peran, dan pesan yang disampaikan membuat drama yang satu ini wajib menjadi tontonan chingudeul.

Selain itu, Jalan cerita yang dibuat seunik mungkin, alur maju mundur, serta perasaan Jung Woo, Hye Young dan Park Yi membuat kita mampu memahami apa makna cinta sebenarnya. Mencintai seseorang tanpa harus memilikinya, itulah yang terjadi pada mereka bertiga.

Kamsahamnida sudah menyempatkan diri membaca sinopsis ini.  ^_________^

No comments:

Post a Comment