Annyeonghaseyo Chingudeul....
Wah telat dua minggu ya dewi posting Hotelier 17, maklum dewi lagi sibuk banget, nget,nget....
dan ngebuat sinopsis itu nggak mudah loch seperti membalikkan telapak tangan, butuh proses yang panjang dan melelahkan (lebay,hehehehe....). Apalagi kalau sinopsis yang kita buat dengan penuh perjuangan dan susah payah dicopy paste begitu aja, (kok jadi curhat ya).....
Selamat membaca ya....
Wah telat dua minggu ya dewi posting Hotelier 17, maklum dewi lagi sibuk banget, nget,nget....
dan ngebuat sinopsis itu nggak mudah loch seperti membalikkan telapak tangan, butuh proses yang panjang dan melelahkan (lebay,hehehehe....). Apalagi kalau sinopsis yang kita buat dengan penuh perjuangan dan susah payah dicopy paste begitu aja, (kok jadi curhat ya).....
Selamat membaca ya....
Dong hyuk mengajak Jenny masuk ke dalam kamarnya. Dong hyuk menawarkan makanan kepada Jenny namun Jenny menolak dengan alasan 30 menit lagi dirinya harus bekerja. Jenny terlihat malu dan sungkan terhadap Dong hyuk yang ternyata adalah kakak kandungnya, keluarga yang selalu dirindukan dan dicarinya dan merupakan salah satu tujuannya kembali ke Korea.
Dong hyuk : apa Han Tae Jun merawatmu dengan baik?
Jenny : Aku mengenalnya saat aku bersekolah di Perguruan tinggi Amerika, jika bukan karena dia aku mungkin menjadi seorang pecandu narkoba atau mungkin dibunuh oleh mafia (Jenny terlihat sedih dan terus menunduk).
Dong hyuk: apa kamu memiliki kehidupan yang keras?
Jenny : aku tidak begitu ingat, tapi sekarang aku mengetahui jika aku memiliki Oppa yang sukses dan lebih baik jika kamu menjadi orang yang baik. Oh aku harus pergi…..
Dong hyuk berusaha menahan Jenny
“apa kamu ingin tahu…. Tentang orang tua kita?” Tanya Dong hyuk. Jenny yang baru saja ingin berdiri berbalik menghadap Dong hyuk “apa mereka masih hidup?aku berpikir mereka sudah meninggal?”
Supervisor Lee dan salah satu Koki yang sedang sibuk memotong sayuran terlihat senang melihat Jenny yang akhirnya datang. “ada apa denganmu?kenapa terlambat dan kenapa dengan wajahmu yang terlihat tidak baik dan tampah gelisah?” Tanya Supervisor lee, namun Jenny sama sekali tidak menjawab dan berlalu pergi.
Begitu Leo masuk ke dalam kamar, Dong hyuk mengatakan kalau dirinya ingin pergi ke Dong Hae. Leo jelas terkejut “Dong Hae?”….
Tae jun juga sama terkejutnya dengan Leo, tapi hal yang membuat Tae jun terkejut bukan karena mengetahui rencana Dong hyuk yang ingin pergi ke Dong Hae, tetapi hubungan antara Jenny dan Dong hyuk yang ternyata adalah adik kakak.
“kenapa kau terkejut begitu, bukankah kalian sama-sama di Amerika, masa kau tidak mengetahui hal ini?” Tanya Jin young “dia masih 2 tahun ketika itu, dia tidak mungkin mengingatnya” jawab Tae jun. “dunia ini sangat kecil ya” ucap Jin young sambil tersenyum “ya, tapi kenapa harus dia?” Tanya Tae jun dan seketika senyum di wajah Jin young memudar “bagaimana Jenny?” Tanya Tae jun lagi “dia seharusnya bahagia…. Telah menemukan satu-satunya keluarganya, tapi dia tidak bisa mengungkapkan kebahagiannnya, ketika mengingat kalau Dong hyuk akan menghancurkan Hotel ini dan juga sebagai musuhmu. Tae jun bisakah kau berbicara dengan Jenny dia pasti mendengarkanmu” pinta Jin young “baiklah, tapi jika dia akan menghancurkan Hotel ini dan juga musuhku, dia akan berarti apa bagimu, katakan padaku!” Tanya Tae jun “tidak mau” ucap Jin young dan berlalu pergi.
Tae jun mengejar Jin young dan membisikkan sesuatu di telinganya dan dengan cepat berlari “hyakkkk” teriak Jin young.
Jenny sedang sibuk membersihkan rumah ketika bel berbunyi. “siapa?” teriak Jenny dan buru-buru membukakan pintu “oh, Paman tae jun, unnie Jin young masih di Hotel” ucap Jenny senang. “aku tahu, aku kesini untuk bertemu denganmu, aku membawa daging, ayo kita masak” jawab tae jun.
Sambil makan, Tae jun mulai bertanya tentang keadaan Jenny selama tinggal di Hotel Seoul dan selama bekerja di dapur Hotel. Jenny terlihat antusias menjawabnya, namun raut wajahnya langsung berubah ketika Tae jun menanyakan tentang Dong hyuk.
“aku sudah meminta Unnie untuk tidak memberitahukanmu, aku mohon jangan beritahu yang lain” pinta Jenny “kenapa?” Tanya Tae jun “aku malu” jawab Jenny “kenapa harus malu, bukannya kamu harus senang karena sudah lama tidak bertemu dengannya, tidak perduli siapa dia, dia adalah saudaramu. Dia adalah orang yang selalu kamu rindukan dan kamu mestinya senang” ucap Tae jun menasehati “tapi aku tidak menyukainya, dia ingin mengambil alih Hotel dan merebut Unnie Jin young darimu” ucap Jenny “tapi lihatlah dari sudut yang lain, kalau bukan karena Hotel Seoul kalian tidak akan pernah bertemu” ucap Tae jun “tapi aku merasa aneh, aku merasa Paman sebagai keluargaku, tetapi dengannya….. aku juga tidak tahu”.
Dong hyuk memandangi wajah ayahnya dari layar laptopnya. Kenangan menyakitkan yang terjadi pada dirinya kembali melayang di pikirannya. Pertemuan pertama dan terakhir dengan ayahnya kembali terngiang-ngiang di pikirannya.
Lamunan Dong hyuk tiba-tiba buyar ketika telepon di meja kerjanya berbunyi. “kamu belum tidur?” “oh, Jin young” ucap Dong hyuk “Jenny sudah tidur, tadi Tae jun sudah berbicara dengannya panjang lebar” ucap Jin young “aku merasa Tae jun lebih kaya dariku, aku iri padanya… entah bagaimana dia memiliki hal-hal yang selalu aku inginkan dan…” “dia selalu melakukan hal-hal untuk orang lain, tetapi tidak tahu bagaimana mengurus dirinya. Maaf, aku tidak bermaksud menyinggungmu” ucap Jin young “tidak apa-apa, kamu mengatakan yang sebenarnya, dapatkah kamu pergi bersama denganku besok?”….
Sebuah mobil terlihat memasuki Hotel Seoul. Seorang pria tua terlihat turun dari mobil tersebut. Tae jun menyambut pria tersebut dengan senyuman dan memperkenalkan dirinya sebagai GM Hotel Seoul.
“silahkan masuk,sebentar lagi Shin Dong Hee dan Shin Dong hyuk akan berada disini” ucap Tae jun kepada Pria tersebut yang tak lain adalah ayah Jenny dan Dong hyuk. “aku tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan ke dua anakku lagi,aku sangat senang”.
Tae jun mengajak Ayah Dong hyuk dan Jenny masuk ke sebuah ruangan dan mempersilahkannya duduk. Ayah Dong hyuk terlihat terkagum-kagum melihat kemegahan ruangan Hotel Seoul dan mengucapkan terima kasih kepada Tae jun. “tapi bagaimana saya bisa membayar kamu?” Tanya ayah Dong hyuk terlihat khawatir. Tae jun tersenyum “putri kamu adalah staf di Hotel kami dan putramu adalah tamu penting di Hotel ini.
Jenny terlihat gugup di hadapan Jin Young, Son jung dan Mi hee. “tidak apa-apa, kamu harus senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan ayahmu” ucap Son jung berusaha menenangkan.
Di depan pintu ruang ganti, Koki Noh, Supervisor Lee dan salah satu staff sudah menunggu Jenny dan mengucapkan selamat kepada Jenny karena akhirnya berhasil menemukan ayahnya. Koki Noh bahkan memberikan libur untuk Jenny agar bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya.
Dong hyuk terlihat gelisah dan terus melirik jam tangannya. Ini pertama kalinya, dia akan memepertemukan Jenny dengan ayahnya dan untuk yang kedua kalinya dia akan bertemu dengan ayahnya. “Dong Hyuk-si” panggil Jin young dan berlarian bersama Jenny ke arah Dong Hyuk. “Jenny terlihat cantik kan, ayah kamu pasti akan bahagia, Dong hyuk kamu sudah siap?” Tanya Jin young. Dong hyuk daritadi terus memperhatikan Jenny, sementara Jenny hanya menunduk. “ya” jawab Dong hyuk sedikit ragu. Dong hyuk kemudian mengulurkan tangannya kepada Jenny, Jenny terlihat ragu sesaat kemudian menyambut uluran tangan Dong hyuk. Jin young tersenyum melihatnya.
Ayah Dong hyuk melihat kesekeliling dan memperhatikan pengaturan tata letak piring, garpu dan bunga yang terlihat sangat rapi. Ayah Dong hyuk kemudian mengeluarkan rokok dan korek api yang diberikan Dong hyuk kepadanya dan mulai menyalakan rokoknya.”ini adalah korek api pemberian anak saya” ucap Ayah Dong hyuk senang. Tae jun hanya tersenyum “sebentar lagi mereka pasti tiba” “tetapi waktu sudah berlalu begitu lama, Dong hee mungkin sudah tidak mengenaliku, dia pasti membenciku”.
Jenny terlihat gelisah dan terus memandangi kakaknya, Dong hyuk. Dong hyuk juga merasakan hal yang sama, tetapi dia berusaha menyembunyikannya di hadapan Jenny. Jin young membukakan pintu untuk mereka.
Ayah Dong hyuk terlihat terkejut melihat kedatangan Jenny dan Dong hyuk. Tae jun dan Jin young memutuskan keluar meninggalkan mereka bertiga agar bisa lebih leluasa. Jenny terus saja menunduk dan tidak berani menatap wajah ayahnya, perlahan-lahan air matanya mulai menetes.
“ayo sapa dia, dia ayah kita” ucap Dong hyuk. Jenny memberanikan diri menatap wajah ayahnya yang terlihat tua dan sudah berkeriput, Jenny perlahan-lahan mendekat dan memberikan hormat kepada ayahnya.
Ayah terlihat sedih “ayo bangun nak, kamu Dong hee?” tanya ayah. Jenny mengangguk dan air matanya sudah tidak terbendung lagi “maafkan aku nak, aku sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan” ucap Ayah meminta maaf dan ikut menangis “tidak apa-apa ayah, terima kasih sudah mengunjungi kami, aku rindu padamu, sangat merindukanmu”.
Dong hyuk tidak kuat melihat semuanya dan memutuskan keluar, membiarkan Jenny dan ayahnya melepaskan rasa rindu. Dong hyuk bahkan tidak memperdulikan Jin young dan Tae jun yang berdiri di depan pintu. Tae jun terus memperhatikan Jin young yang terus melihat ke arah Dong hyuk pergi tadi. Tae jun kemudian tersenyum sebagai tanda kalau Jin young harus mengejar Dong hyuk, meskipun di dalam hatinya sakit membiarkan wanita yang dicintainya pergi.
Jin young mencari kesegala arah keberadaan Dong hyuk. Dari kejauan terlihat Dong hyuk berdiri dan menatap jauh ke depan.
Jenny mengajak ayahnya ke restoran. Disana para Koki dan staf F&B sudah menunggu mereka. Jenny kemudian memperkenalkan ayahnya kepada para koki dan staf F&B dan kemudian mengajak ayahnya makan.
“ayah silahkan makan” ucap Jenny
Ayah hanya memandangi makanannya “bagaimana saya harus memulainya”.
Jenny berdiri dari kursinya “Ayah, pegang pisau dengan tangan kanan kamu,pegang garpu dengan tangan kiri kamu, sekarang cobalah” ucap Jenny sambil mengajarkan cara memegang pisau dan garpu kepada ayahnya “bagaimana rasanya?” Tanya Jenny
“sangat lezat” ucap Ayah.
Jin young masuk ke kantor Tae jun dan mulai berbincang-bincang masalah Dong hyuk dan Jenny.
Tae jun : apa kau menghiburnya?
Jin young : ya, tapi dia tidak terlihat baik, mereka berencana untuk makan malam bersama tapi Dong hyuk sama sekali tidak bisa. Dia kaya raya, tetapi…. Kesepian, begitu menyakitkan melihatnya seperti itu.
Tae jun : jadi, kita harus menjadi kesepian untuk mendapatkan cinta seorang wanita, apakah ada orang yang ingin mengadosiku juga?
Jin young : Tae jun-si jangan mengolok-ngoloknya. Apa kamu tidak bahagia? Sebagai teman sejatiku, seharusnya kamu berbicara. Tae jun…. apakah suatu hari nanti aku harus pergi bersama Shin Dong hyuk? Apakah aku harus mementingkan diriku sendiri disbanding Hotel ini?Jawab aku….
Tae jun : (terdiam sesaat) apa kamu akan bahagia dengannya?
Jin young : meskipun aku tidak yakin… ini adalah harapan semua orang ketika bertemu dengan pasangan yang cocok, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi nanti…. Yang pasti dia sangat membutuhkanku.
Tae jun : Setiap orang ingin mencari kebahagiaannya, jika kamu bahagia dengannya kamu harus bersamanya, tidak perduli apa yang orang lain katakan.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kantor Tae jun. “ah maaf, aku tidak tahu jika Manager Suh ada disini” ucap Yun hee. “tidak apa-apa, kita hanya mengobrol saja” ucap Tae jun “aku hanya mengantarkan sandwich ini untukmu, aku pergi sekarang” ucap Yun hee dan meletakkan sandwich ke meja “biar aku mengantarmu” ucap Tae jun “aku akan menunggu disini” ucap Jin young sedikit kesal “oh, tapi jangan memakan sandwichku ya” ledek Tae jun.
Disepanjang jalan Tae jun dan Yun hee mengobrol. Yun hee bercerita tentang ayahnya yang akan terus meraih apa yang diinginkannya dan meminta maaf kepada Tae jun atas apa yang telah terjadi terutama dengan kejadian baru-baru ini. Yun hee juga meminta kepada Tae jun agar bisa bekerja kembali di Hotel. “aku akan mencoba berbicara dengan presiden tetapi aku tidak yakin bisa. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan denganmu” ucap Tae jun “kita hanya harus melihat satu sama lain, suatu hari, jika kamu menemukan dirimu terganggu karena kehadiranku, tolong katakan padaku. Tidak perduli seberapa menyusahkannya mereka, asal kamu berada disampingku” ucap Yun hee.
Dari kejauhan terlihat mobil Yong jae mendekat. Tae jun meminta tolong kepada Yong jae untuk mengantar Yun hee pulang dan mengajaknya makan malam.
Tae jun kembali ke kantornya dan menemukan kantornya kosong, Jin young ternyata sudah pergi. Yang ada hanya secarik kertas tulisan tangan Jin young “aku memakan sandwichnya karena aku lapar, meskipun rasanya sangat mengerikan”. Tae jun hanya tersenyum membacanya dan melemparkan kertas tersebut ke tong sampah.
Yong jae menghentikan mobilnya di pinggir sebuah jembatan dan mengajak Yun hee berbicara. Yong jae mengajak Yun hee untuk belajar ke luar negeri , namun Yun hee menolak dan meminta Yong jae untuk mengantarnya pulang.
“Yun hee aku ingin seperti hyung Tae jun, aku ingin kamu juga bisa menghargaiku. Aku bersumpah di kehidupan mendatang aku ingin menjadi HAN TAE JUN” teriak Yong jae. Yun hee hanya tertawa mendengar ucapan Yong jae.
Keesokan harinya Leo dan Dong hyuk bersiap-siap berangkat. Leo memberitahukan Dong hyuk jika Tuan Park terus saja menelepon dan mengajaknya bertemu. “dari cara dia memperlakukan Tae jun, dia bukan orang yang baik dan kita harus hati-hati dengannya” pesan Dong hyuk kepada Leo sebelum masuk ke dalam mobil.
Baru beberapa meter mobil Dong hyuk berjalan meninggalkan Hotel, mobil tiba-tiba berhenti. Dong hyuk turun dari mobil dan berjalan ke arah Jenny yang berjalan menuju kamarnya.
“Dong hee, mau pergi kemana?” tanya Dong hyuk (Dong hyuk mungkin lebih menyukai memanggil Jenny dengan sebutan Dong hee daripada nama Jenny), dengan malu-malu Jenny menjawab
“aku ingin memberikan sesuatu, ayah ingin aku memberikan ini kepada kakak, dia meminta maaf karena pergi tanpa memberitahumu” jawab Jenny dan memberikan sebuah bungkusan plastik yang berisi ginseng untuk Dong hyuk
“apa kamu ingin pergi bekerja?” Tanya Dong hyuk lagi dan hanya melihat sekilas kantong plastik yang diberikan Jenny
“ya, aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak karena sudah mempertemukanku dengan ayah” jawab Jenny
“tidak usah sungkan, kita sekarang adalah saudara. Aku sudah membeli sebuah rumah di Dong hae dekat dengan tempat tinggal ayah, kamu dapat kesana kapanpun kamu inginkan, selain itu bisakah kamu ikut denganku kembali ke Amerika setelah pekerjaanku disini selesai, kamu tidak memiliki kesempatan belajar sewaktu dulu, disana kamu bisa belajar dan aku akan terus mendukungmu, aku sebagai kakakmu ingin memberikan yang terbaik bagimu” ucap Dong hyuk
Jenny terlihat sedikit terkejut “aku sama sekali tidak kehilangan apapun kakak, aku sangat senang sekarang. Di Hotel, aku belajar memasak dan aku sangat menyukainya dan banyak orang yang memperhatikan dan menyayangiku disini, aku tidak membutuhkan yang lain kak, tapi….. aku mohon kak jangan menyusahkan Hotel lagi, aku hanya ingin itu kak, tidak ada yang lain. Kak, aku sangat berutang banyak kepada Paman Tae jun, dia hampir kehilangan nyawanya karenaku, Kakak bisa membantuku kan?Kakak….” ucap Jenny yang melihat Dong hyuk hanya terpaku.
Dari mobil, Leo berteriak kepada Dong hyuk kalau mereka sudah terlambat “maaf, aku tidak bisa menjanjikan hal itu, nanti kita bicarakan lagi” ucap Dong hyuk dan bergegas kembali ke mobil. Jenny hanya terpaku menatap mobil kakaknya yang mulai menjauh, sementara itu di dalam mobil, Dong hyuk terlihat berpikir keras.
Tuan Park memberikan sebuah map kepada Dong hyuk, Tuan Park berencana menjual Hotel Seoul ke orang asing “sudah dua orang yang menghubungiku, mereka telah menyatakan minatnya untuk membeli saham yang saya miliki dan aku sudah menyetujuinya, aku juga mengatakan kalau kau membantuku dan mereka menyetujuinya”. Dong hyuk tidak menyetujui rencana Tuan Park dan memintanya untuk memikirkannya kembali karena Hotel Seoul sudah mengalami peningkatan baik dalam penjualan maupun total tamu yang berkunjung. Leo ikut mengeluarkan pendapat dan setuju dengan rencana Tuan Park, karena tujuan mereka adalah untuk mendapatkan Hotel Seoul bukan untuk menjalankannya. Tuan Kim sudah bulat dengan keputusannya dan memberi ultimatum kepada Dong huk selama satu minggu untuk mengambil alih Hotel Seoul.
“Bos ada apa denganmu?” Tanya Leo sedikit kesal melihat sikap Dong hyuk yang mulai bimbang “ada apa? Apa kita harus memperjuangkan nasib karyawan Hotel demi untuk kebahagiaan kita sendiri, apa kita harus bersenang-senang diatas penderitaan orang banyak?” jawab Dong hyuk tenang “Bos, sejak kapan kamu menjadi seorang filsuf?aku tidak bisa bekerja sama denganmu jika kamu seperti ini” ucap Leo “jika Presiden tetap ingin melanjutkan rencananya, aku tidak akan melanjutkan rencana ini, siapkan semua yang dibutuhkan terutama mengenai data orang asing yang ingin membeli Hotel Seoul” jawab Dong hyuk sedikit emosi “dia akan menandatangani kontrak dalam waktu satu minggu dan kita tidak bisa menganalisa semua itu” ucap Leo “aku ingin jalan-jalan” ucap Dong hyuk dan berlalu pergi tanpa memperdulikan Leo yang terus saja berteriak tidak menyetujui semua rencananya.
Dong hyuk tidak sengaja berpapasan dengan ibu-ibu cleaning servis yang tersenyum kepadanya “annyeonghaseyo” sapa ibu cleaning servis, Dong hyuk hanya tersenyum dan samar-samar mendengar suara ibu-ibu cleaning servis yang menyebut “PRIA 300 mawar”.
Ibu-ibu cleaning servis mendapat marah ketika kembali menemui Son jung “darimana saja kalian?” Tanya Son jung “kami dari membuang sampah, tahu tidak dengan siapa kami bertemu tadi?” jawab Ibu-ibu cleaning servis “dengan siapa, apa dengan Bradd pit?” Tanya Son jung “300 mawar” jawab ibu cleaning servis bersamaan. Tiba-tiba orang yang mereka bicarakan, muncul di belakang mereka.
“Annyeonghaseyo” sapa Son jung begitupun dengan cleaning servis yang lainnya. Dong hyuk merasa risih dengan sapaan mereka, mereka sangat hangat pada Dong hyuk, padahal Dong hyuk sebelumnya ingin memecat mereka semua. Begitupun dengan karyawan Hotel lainnya.
Dong hyuk berjalan ke dapur untuk menemui Jenny. Dong hyuk melihat Jenny terlihat sangat senang dan asyik bercengkrama dengan teman-temannya. Dong hyuk pun mengikuti Jenny ke ruang penyimpanan “Jenny, kakakmu ada disini” ucap Supervisor Lee pada Jenny yang sedang asyik mengangkat botol-botol saus tomat. “apa kau mencariku?” Tanya Jenny “aku hanya berjalan-jalan saja dan tidak sengaja melihatmu, aku pergi dulu” jawab Dong hyuk “tunggu sebentar, apa kakak punya waktu malam ini?” Tanya Jenny “kenapa?” “aku ingin kakak ikut makan malam bersamaku, aku yang akan memasak” “aku akan datang” jawab Dong hyuk dan beranjak pergi.
Dong hyuk kemudian menuju meja recepsionist yang saat itu sedang dijaga Jin young. “boleh aku bertanya dimana tempat yang paling indah di Hotel Seoul?”
Jin young mengajak Dong hyuk ke balkon paling atas Hotel Seoul. Dong hyuk menghela nafas dan Jin young mengikutinya. Jin young berkata kalau tempat ini adalah tempat favoritnya. Dong hyuk tertawa dan mengatakan sanagt senang bisa diajak Jin young ke tempat rahasianya. “angin aneh berhembus hari ini” ucap Dong hyuk “Apa maksudmu?” tanya Jin young heran “semua staf tersenyum padaku hari ini dan memberi salam padaku, aku tidak pernah melihat hal ini sebelumnya” jawab Dong hyuk “itu karena kau kurang sensitive” jawab Jin young dan Dong hyuk pun kembali tertawa “terima kasih Jin young, kau membiarkanku menemukan sisi lain dari diri saya”.
(Cinta bisa mengubah segalanya, termasuk hati Dong hyuk yang sekeras batu, yang sebelumnya hanya sibuk dengan kerja dan kerja…. Berkat Jin young, sekarang Dong hyuk sedikit demi sedikit mulai berubah dan mulai mengerti arti dari kehidupan)
Tae jun ingin menemui Nyonya Choi, namun asisten Nyonya Choi mengatakan kalau Nyonya CHoi sedang berada di rumah sakit karena batuk dan flunya tak kunjung berhenti. Tae jun akhirnya bertemu dengan Nyonya Choi yang baru saja pulang dari rumah sakit. “apa ada laporan, kalu begitu kita cari tempat yang baik untuk bicara” ucap NYonya CHoi.
Tae jun mengajak Nyonya Choi ke lapangan tenis. Nyonya Choi terlihat sedih melihat lapangan tenis yang kembali mengingatkannya kepada Direktur Choi, suaminya. “terima kasih karena kau sudah banyak membantuku, jika nanti aku bertemu dengan Ayah Yong jae, aku akan menceritakan tentangmu kepadanya” ucap Nyonya Choi. Tae jun hanya memandangi Nyonya Choi “baiklah kalau begitu sekarang kita bicarakan masalah pekerjaan” tambah NYonya Choi. Tae jun kemudian meminta kepada Nyonya Choi agar menerima Yoon hee kembali bekerja di restoran. Nyonya CHoi terlihat kesal mendengar Tae jun menyebut nama Yoon hee.
Para Staf F&B bersiap-siap mengatur piring dan bunga untuk makan malam. Semuanya terkejut ketika melihat meja sudah tertata rapi termasuk Manager Yu, padahal para staf baru saja selesai makan siang. Tiba-tiba salah satu staf F&B menunjuk ke arah salah satu meja, disana sudah ada Yoon hee yang mengatur piring dan bunga di meja. “ah, dia benar-benar baik, apakah dia yang melakukan semua ini?” gumam Manager Yu. Mi hee yang kebetulan berada disamping Manager Yu memutuskan mendekati Yun hee. “Mi hee, apa yang kamu lakukan, jangan menggertaknya terlalu banyak” pesan temannya.
Mi hee : sampai sekarang aku tidak mengerti mengapa kamu ingin bekerja di Hotel ini, melihat kinerja kamu
Yun hee : aku akan bekerja keras harap jangan memarahiku kagi
Mi hee : aku sangat kehilangan kamu, aku belum pernah melihat gadis sepertimu. Aku percaya kamu akan memiliki masa depan yang bagus
Yun hee : (tersenyum) sunbae, saya pikir kamu akan terus membenciku
Mi hee : terus terang, aku membencimu karena aku tidak suka dengan anak orang kaya, itu saja! Walaupun kamu juniorku, mianhe…. (tersenyum)
Yun hee : anio sunbae-nim, justru aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu karena sudah mengajarkanku banyak hal.
Mi hee kemudian berteriak kepada teman-temannya yang lain “hei, dengar sini, jangan ada yang berani memarahi Yun hee, perlakukan dia dengan baik”. Semuanya bertepuk tangan melihat Yun hee dan Mi hee akhirnya berbaikan, tiba-tiba salah satu staf memberikan telepon kepada Manager Yu “ya, oh Direktur, oh baik”. “Yun hee, Direktur ingin bertemu denganmu”.
Nyonya Choi mempersilahkan Yun hee duduk “ayo silahkan duduk”.
Nyonya Choi : aku minta maaf sudah memperlakukanmu kasar, apa kamu benar-benar ingin bekerja disini?
Yun hee : ya Direktur,aku tidak punya tempat lain untuk kusinggahi
Nyonya Choi : (tertawa) orang lain akan tertawa mendengarmu, seorang gadis kaya yang mengatakan tidak punya tempat lain selain disini, siapa yang akan percaya?
Yun hee : aku mengatakan yang sebenarnya
Nyonya Choi : GM sudah mengatakan semuanya kepadaku, kamu adalah gadis yang kesepian. Aku orang yang keras kepala sama seperti ayahmu. Aku mengijinkanmu kerja disini kembali dengan satu syarat, jangan mengatakan yang sudah kita bicarakan dengan orang lain dan jadilah teman yang baik untuk Yong jae.
Yun hee : saya mengerti Direktur, apa ada lagi?
Nyonya Choi : waktu yang tersisa untukku tidak banyak lagi, Hari ini aku menemui dokter, dia mengatakan kepadaku kalau aku mengidap penyakit kanker Paru-paru. Aku hanya mempunyai waktu hidup 3-4 bulan dan itu hal yang tersulit untukku. Aku terus memikirkan Yong jae, aku tidak bisa membayangkan sebentar lagi akan meninggalkan anakku, aku ingin kamu menemaninya setelah aku pergi. Aku mengenal ayahmu sejak kami muda, walaupun dia dan ayah Yong jae adalah musuh, tetapi pada dasarnya mereka adalah teman baik.
Nyonya Choi kemudian memberikan selembar foto dirinya sewaktu masih muda kepada Yun hee “ayahmu dulu yang memotretnya, dia pasti sangat senang memiliki putri sepertimu”. “boleh aku menyimpannya Direktur?” tanya Yun hee sedih “tentu saja, aku ingin kamu merahasiakan semua ini pada Yong jae”.
Yun hee keluar dari ruangan Nyonya Choi dengan perasaan sedih. Foto Nyonya Choi sewaktu masih muda masih berada di genggamannya. Sementara itu NYonya Choi menghela nafas dan memandangi foto suaminya “aku tahu kamu kesepian, harap bertahan lebih lama. Aku akan menemuimu segera”.
Yong jae bertemu dengan Yun hee di taman. Yun hee dengan cepat menyembunyikan foto yang diberikan Nyonya Choi padanya “apa ibu saya bertemu denganmu?apakah dia memarahi kamu lagi?” tanya Yong jae yang melihat mata Yun hee sembab. “tidak apa-apa” jawab Yun hee dan berlalu pergi.
Yong jae terlihat marah kemudian bergegas ke ruangan kerja ibunya “ibu, kenapa kamu seperti ini?” tanya Yong jae “Yong jae, aku ingin beristirahat, bisakah kita membicarakannya lain kali” pinta Nyonya Choi yang saat itu sedang merebahkan kepalanya di meja “ibu, apa kau ingin aku gila, baik, aku tidak akan bekerja di Hotel ini lagi, saya akan melakukan apapun yang saya suka dan silahkan lakukan hal yang ibu sukai juga” teriak Yong jae “kamu, kamu….” Ucap Nyonya Choi dan memegangi dadanya yang mulai terasa nyeri “pergilah” teriak Nyonya Choi “baik, aku tidak akan kembali lagi” ucap Yong jae dan berlalu pergi “Yong jae” panggil Nyonya Choi dan terjatuh ke lantai.
BERSAMBUNG.....
Dong hyuk : apa Han Tae Jun merawatmu dengan baik?
Jenny : Aku mengenalnya saat aku bersekolah di Perguruan tinggi Amerika, jika bukan karena dia aku mungkin menjadi seorang pecandu narkoba atau mungkin dibunuh oleh mafia (Jenny terlihat sedih dan terus menunduk).
Dong hyuk: apa kamu memiliki kehidupan yang keras?
Jenny : aku tidak begitu ingat, tapi sekarang aku mengetahui jika aku memiliki Oppa yang sukses dan lebih baik jika kamu menjadi orang yang baik. Oh aku harus pergi…..
Dong hyuk berusaha menahan Jenny
“apa kamu ingin tahu…. Tentang orang tua kita?” Tanya Dong hyuk. Jenny yang baru saja ingin berdiri berbalik menghadap Dong hyuk “apa mereka masih hidup?aku berpikir mereka sudah meninggal?”
Supervisor Lee dan salah satu Koki yang sedang sibuk memotong sayuran terlihat senang melihat Jenny yang akhirnya datang. “ada apa denganmu?kenapa terlambat dan kenapa dengan wajahmu yang terlihat tidak baik dan tampah gelisah?” Tanya Supervisor lee, namun Jenny sama sekali tidak menjawab dan berlalu pergi.
Begitu Leo masuk ke dalam kamar, Dong hyuk mengatakan kalau dirinya ingin pergi ke Dong Hae. Leo jelas terkejut “Dong Hae?”….
Tae jun juga sama terkejutnya dengan Leo, tapi hal yang membuat Tae jun terkejut bukan karena mengetahui rencana Dong hyuk yang ingin pergi ke Dong Hae, tetapi hubungan antara Jenny dan Dong hyuk yang ternyata adalah adik kakak.
“kenapa kau terkejut begitu, bukankah kalian sama-sama di Amerika, masa kau tidak mengetahui hal ini?” Tanya Jin young “dia masih 2 tahun ketika itu, dia tidak mungkin mengingatnya” jawab Tae jun. “dunia ini sangat kecil ya” ucap Jin young sambil tersenyum “ya, tapi kenapa harus dia?” Tanya Tae jun dan seketika senyum di wajah Jin young memudar “bagaimana Jenny?” Tanya Tae jun lagi “dia seharusnya bahagia…. Telah menemukan satu-satunya keluarganya, tapi dia tidak bisa mengungkapkan kebahagiannnya, ketika mengingat kalau Dong hyuk akan menghancurkan Hotel ini dan juga sebagai musuhmu. Tae jun bisakah kau berbicara dengan Jenny dia pasti mendengarkanmu” pinta Jin young “baiklah, tapi jika dia akan menghancurkan Hotel ini dan juga musuhku, dia akan berarti apa bagimu, katakan padaku!” Tanya Tae jun “tidak mau” ucap Jin young dan berlalu pergi.
Tae jun mengejar Jin young dan membisikkan sesuatu di telinganya dan dengan cepat berlari “hyakkkk” teriak Jin young.
Jenny sedang sibuk membersihkan rumah ketika bel berbunyi. “siapa?” teriak Jenny dan buru-buru membukakan pintu “oh, Paman tae jun, unnie Jin young masih di Hotel” ucap Jenny senang. “aku tahu, aku kesini untuk bertemu denganmu, aku membawa daging, ayo kita masak” jawab tae jun.
Sambil makan, Tae jun mulai bertanya tentang keadaan Jenny selama tinggal di Hotel Seoul dan selama bekerja di dapur Hotel. Jenny terlihat antusias menjawabnya, namun raut wajahnya langsung berubah ketika Tae jun menanyakan tentang Dong hyuk.
“aku sudah meminta Unnie untuk tidak memberitahukanmu, aku mohon jangan beritahu yang lain” pinta Jenny “kenapa?” Tanya Tae jun “aku malu” jawab Jenny “kenapa harus malu, bukannya kamu harus senang karena sudah lama tidak bertemu dengannya, tidak perduli siapa dia, dia adalah saudaramu. Dia adalah orang yang selalu kamu rindukan dan kamu mestinya senang” ucap Tae jun menasehati “tapi aku tidak menyukainya, dia ingin mengambil alih Hotel dan merebut Unnie Jin young darimu” ucap Jenny “tapi lihatlah dari sudut yang lain, kalau bukan karena Hotel Seoul kalian tidak akan pernah bertemu” ucap Tae jun “tapi aku merasa aneh, aku merasa Paman sebagai keluargaku, tetapi dengannya….. aku juga tidak tahu”.
Dong hyuk memandangi wajah ayahnya dari layar laptopnya. Kenangan menyakitkan yang terjadi pada dirinya kembali melayang di pikirannya. Pertemuan pertama dan terakhir dengan ayahnya kembali terngiang-ngiang di pikirannya.
Lamunan Dong hyuk tiba-tiba buyar ketika telepon di meja kerjanya berbunyi. “kamu belum tidur?” “oh, Jin young” ucap Dong hyuk “Jenny sudah tidur, tadi Tae jun sudah berbicara dengannya panjang lebar” ucap Jin young “aku merasa Tae jun lebih kaya dariku, aku iri padanya… entah bagaimana dia memiliki hal-hal yang selalu aku inginkan dan…” “dia selalu melakukan hal-hal untuk orang lain, tetapi tidak tahu bagaimana mengurus dirinya. Maaf, aku tidak bermaksud menyinggungmu” ucap Jin young “tidak apa-apa, kamu mengatakan yang sebenarnya, dapatkah kamu pergi bersama denganku besok?”….
Sebuah mobil terlihat memasuki Hotel Seoul. Seorang pria tua terlihat turun dari mobil tersebut. Tae jun menyambut pria tersebut dengan senyuman dan memperkenalkan dirinya sebagai GM Hotel Seoul.
“silahkan masuk,sebentar lagi Shin Dong Hee dan Shin Dong hyuk akan berada disini” ucap Tae jun kepada Pria tersebut yang tak lain adalah ayah Jenny dan Dong hyuk. “aku tidak pernah menyangka bisa bertemu dengan ke dua anakku lagi,aku sangat senang”.
Tae jun mengajak Ayah Dong hyuk dan Jenny masuk ke sebuah ruangan dan mempersilahkannya duduk. Ayah Dong hyuk terlihat terkagum-kagum melihat kemegahan ruangan Hotel Seoul dan mengucapkan terima kasih kepada Tae jun. “tapi bagaimana saya bisa membayar kamu?” Tanya ayah Dong hyuk terlihat khawatir. Tae jun tersenyum “putri kamu adalah staf di Hotel kami dan putramu adalah tamu penting di Hotel ini.
Jenny terlihat gugup di hadapan Jin Young, Son jung dan Mi hee. “tidak apa-apa, kamu harus senang karena sebentar lagi akan bertemu dengan ayahmu” ucap Son jung berusaha menenangkan.
Di depan pintu ruang ganti, Koki Noh, Supervisor Lee dan salah satu staff sudah menunggu Jenny dan mengucapkan selamat kepada Jenny karena akhirnya berhasil menemukan ayahnya. Koki Noh bahkan memberikan libur untuk Jenny agar bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya.
Dong hyuk terlihat gelisah dan terus melirik jam tangannya. Ini pertama kalinya, dia akan memepertemukan Jenny dengan ayahnya dan untuk yang kedua kalinya dia akan bertemu dengan ayahnya. “Dong Hyuk-si” panggil Jin young dan berlarian bersama Jenny ke arah Dong Hyuk. “Jenny terlihat cantik kan, ayah kamu pasti akan bahagia, Dong hyuk kamu sudah siap?” Tanya Jin young. Dong hyuk daritadi terus memperhatikan Jenny, sementara Jenny hanya menunduk. “ya” jawab Dong hyuk sedikit ragu. Dong hyuk kemudian mengulurkan tangannya kepada Jenny, Jenny terlihat ragu sesaat kemudian menyambut uluran tangan Dong hyuk. Jin young tersenyum melihatnya.
Ayah Dong hyuk melihat kesekeliling dan memperhatikan pengaturan tata letak piring, garpu dan bunga yang terlihat sangat rapi. Ayah Dong hyuk kemudian mengeluarkan rokok dan korek api yang diberikan Dong hyuk kepadanya dan mulai menyalakan rokoknya.”ini adalah korek api pemberian anak saya” ucap Ayah Dong hyuk senang. Tae jun hanya tersenyum “sebentar lagi mereka pasti tiba” “tetapi waktu sudah berlalu begitu lama, Dong hee mungkin sudah tidak mengenaliku, dia pasti membenciku”.
Jenny terlihat gelisah dan terus memandangi kakaknya, Dong hyuk. Dong hyuk juga merasakan hal yang sama, tetapi dia berusaha menyembunyikannya di hadapan Jenny. Jin young membukakan pintu untuk mereka.
Ayah Dong hyuk terlihat terkejut melihat kedatangan Jenny dan Dong hyuk. Tae jun dan Jin young memutuskan keluar meninggalkan mereka bertiga agar bisa lebih leluasa. Jenny terus saja menunduk dan tidak berani menatap wajah ayahnya, perlahan-lahan air matanya mulai menetes.
“ayo sapa dia, dia ayah kita” ucap Dong hyuk. Jenny memberanikan diri menatap wajah ayahnya yang terlihat tua dan sudah berkeriput, Jenny perlahan-lahan mendekat dan memberikan hormat kepada ayahnya.
Ayah terlihat sedih “ayo bangun nak, kamu Dong hee?” tanya ayah. Jenny mengangguk dan air matanya sudah tidak terbendung lagi “maafkan aku nak, aku sudah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan” ucap Ayah meminta maaf dan ikut menangis “tidak apa-apa ayah, terima kasih sudah mengunjungi kami, aku rindu padamu, sangat merindukanmu”.
Dong hyuk tidak kuat melihat semuanya dan memutuskan keluar, membiarkan Jenny dan ayahnya melepaskan rasa rindu. Dong hyuk bahkan tidak memperdulikan Jin young dan Tae jun yang berdiri di depan pintu. Tae jun terus memperhatikan Jin young yang terus melihat ke arah Dong hyuk pergi tadi. Tae jun kemudian tersenyum sebagai tanda kalau Jin young harus mengejar Dong hyuk, meskipun di dalam hatinya sakit membiarkan wanita yang dicintainya pergi.
Jin young mencari kesegala arah keberadaan Dong hyuk. Dari kejauan terlihat Dong hyuk berdiri dan menatap jauh ke depan.
Jenny mengajak ayahnya ke restoran. Disana para Koki dan staf F&B sudah menunggu mereka. Jenny kemudian memperkenalkan ayahnya kepada para koki dan staf F&B dan kemudian mengajak ayahnya makan.
“ayah silahkan makan” ucap Jenny
Ayah hanya memandangi makanannya “bagaimana saya harus memulainya”.
Jenny berdiri dari kursinya “Ayah, pegang pisau dengan tangan kanan kamu,pegang garpu dengan tangan kiri kamu, sekarang cobalah” ucap Jenny sambil mengajarkan cara memegang pisau dan garpu kepada ayahnya “bagaimana rasanya?” Tanya Jenny
“sangat lezat” ucap Ayah.
Jin young masuk ke kantor Tae jun dan mulai berbincang-bincang masalah Dong hyuk dan Jenny.
Tae jun : apa kau menghiburnya?
Jin young : ya, tapi dia tidak terlihat baik, mereka berencana untuk makan malam bersama tapi Dong hyuk sama sekali tidak bisa. Dia kaya raya, tetapi…. Kesepian, begitu menyakitkan melihatnya seperti itu.
Tae jun : jadi, kita harus menjadi kesepian untuk mendapatkan cinta seorang wanita, apakah ada orang yang ingin mengadosiku juga?
Jin young : Tae jun-si jangan mengolok-ngoloknya. Apa kamu tidak bahagia? Sebagai teman sejatiku, seharusnya kamu berbicara. Tae jun…. apakah suatu hari nanti aku harus pergi bersama Shin Dong hyuk? Apakah aku harus mementingkan diriku sendiri disbanding Hotel ini?Jawab aku….
Tae jun : (terdiam sesaat) apa kamu akan bahagia dengannya?
Jin young : meskipun aku tidak yakin… ini adalah harapan semua orang ketika bertemu dengan pasangan yang cocok, aku juga tidak tahu apa yang akan terjadi nanti…. Yang pasti dia sangat membutuhkanku.
Tae jun : Setiap orang ingin mencari kebahagiaannya, jika kamu bahagia dengannya kamu harus bersamanya, tidak perduli apa yang orang lain katakan.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kantor Tae jun. “ah maaf, aku tidak tahu jika Manager Suh ada disini” ucap Yun hee. “tidak apa-apa, kita hanya mengobrol saja” ucap Tae jun “aku hanya mengantarkan sandwich ini untukmu, aku pergi sekarang” ucap Yun hee dan meletakkan sandwich ke meja “biar aku mengantarmu” ucap Tae jun “aku akan menunggu disini” ucap Jin young sedikit kesal “oh, tapi jangan memakan sandwichku ya” ledek Tae jun.
Disepanjang jalan Tae jun dan Yun hee mengobrol. Yun hee bercerita tentang ayahnya yang akan terus meraih apa yang diinginkannya dan meminta maaf kepada Tae jun atas apa yang telah terjadi terutama dengan kejadian baru-baru ini. Yun hee juga meminta kepada Tae jun agar bisa bekerja kembali di Hotel. “aku akan mencoba berbicara dengan presiden tetapi aku tidak yakin bisa. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan denganmu” ucap Tae jun “kita hanya harus melihat satu sama lain, suatu hari, jika kamu menemukan dirimu terganggu karena kehadiranku, tolong katakan padaku. Tidak perduli seberapa menyusahkannya mereka, asal kamu berada disampingku” ucap Yun hee.
Dari kejauhan terlihat mobil Yong jae mendekat. Tae jun meminta tolong kepada Yong jae untuk mengantar Yun hee pulang dan mengajaknya makan malam.
Tae jun kembali ke kantornya dan menemukan kantornya kosong, Jin young ternyata sudah pergi. Yang ada hanya secarik kertas tulisan tangan Jin young “aku memakan sandwichnya karena aku lapar, meskipun rasanya sangat mengerikan”. Tae jun hanya tersenyum membacanya dan melemparkan kertas tersebut ke tong sampah.
Yong jae menghentikan mobilnya di pinggir sebuah jembatan dan mengajak Yun hee berbicara. Yong jae mengajak Yun hee untuk belajar ke luar negeri , namun Yun hee menolak dan meminta Yong jae untuk mengantarnya pulang.
“Yun hee aku ingin seperti hyung Tae jun, aku ingin kamu juga bisa menghargaiku. Aku bersumpah di kehidupan mendatang aku ingin menjadi HAN TAE JUN” teriak Yong jae. Yun hee hanya tertawa mendengar ucapan Yong jae.
Keesokan harinya Leo dan Dong hyuk bersiap-siap berangkat. Leo memberitahukan Dong hyuk jika Tuan Park terus saja menelepon dan mengajaknya bertemu. “dari cara dia memperlakukan Tae jun, dia bukan orang yang baik dan kita harus hati-hati dengannya” pesan Dong hyuk kepada Leo sebelum masuk ke dalam mobil.
Baru beberapa meter mobil Dong hyuk berjalan meninggalkan Hotel, mobil tiba-tiba berhenti. Dong hyuk turun dari mobil dan berjalan ke arah Jenny yang berjalan menuju kamarnya.
“Dong hee, mau pergi kemana?” tanya Dong hyuk (Dong hyuk mungkin lebih menyukai memanggil Jenny dengan sebutan Dong hee daripada nama Jenny), dengan malu-malu Jenny menjawab
“aku ingin memberikan sesuatu, ayah ingin aku memberikan ini kepada kakak, dia meminta maaf karena pergi tanpa memberitahumu” jawab Jenny dan memberikan sebuah bungkusan plastik yang berisi ginseng untuk Dong hyuk
“apa kamu ingin pergi bekerja?” Tanya Dong hyuk lagi dan hanya melihat sekilas kantong plastik yang diberikan Jenny
“ya, aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kakak karena sudah mempertemukanku dengan ayah” jawab Jenny
“tidak usah sungkan, kita sekarang adalah saudara. Aku sudah membeli sebuah rumah di Dong hae dekat dengan tempat tinggal ayah, kamu dapat kesana kapanpun kamu inginkan, selain itu bisakah kamu ikut denganku kembali ke Amerika setelah pekerjaanku disini selesai, kamu tidak memiliki kesempatan belajar sewaktu dulu, disana kamu bisa belajar dan aku akan terus mendukungmu, aku sebagai kakakmu ingin memberikan yang terbaik bagimu” ucap Dong hyuk
Jenny terlihat sedikit terkejut “aku sama sekali tidak kehilangan apapun kakak, aku sangat senang sekarang. Di Hotel, aku belajar memasak dan aku sangat menyukainya dan banyak orang yang memperhatikan dan menyayangiku disini, aku tidak membutuhkan yang lain kak, tapi….. aku mohon kak jangan menyusahkan Hotel lagi, aku hanya ingin itu kak, tidak ada yang lain. Kak, aku sangat berutang banyak kepada Paman Tae jun, dia hampir kehilangan nyawanya karenaku, Kakak bisa membantuku kan?Kakak….” ucap Jenny yang melihat Dong hyuk hanya terpaku.
Dari mobil, Leo berteriak kepada Dong hyuk kalau mereka sudah terlambat “maaf, aku tidak bisa menjanjikan hal itu, nanti kita bicarakan lagi” ucap Dong hyuk dan bergegas kembali ke mobil. Jenny hanya terpaku menatap mobil kakaknya yang mulai menjauh, sementara itu di dalam mobil, Dong hyuk terlihat berpikir keras.
Tuan Park memberikan sebuah map kepada Dong hyuk, Tuan Park berencana menjual Hotel Seoul ke orang asing “sudah dua orang yang menghubungiku, mereka telah menyatakan minatnya untuk membeli saham yang saya miliki dan aku sudah menyetujuinya, aku juga mengatakan kalau kau membantuku dan mereka menyetujuinya”. Dong hyuk tidak menyetujui rencana Tuan Park dan memintanya untuk memikirkannya kembali karena Hotel Seoul sudah mengalami peningkatan baik dalam penjualan maupun total tamu yang berkunjung. Leo ikut mengeluarkan pendapat dan setuju dengan rencana Tuan Park, karena tujuan mereka adalah untuk mendapatkan Hotel Seoul bukan untuk menjalankannya. Tuan Kim sudah bulat dengan keputusannya dan memberi ultimatum kepada Dong huk selama satu minggu untuk mengambil alih Hotel Seoul.
“Bos ada apa denganmu?” Tanya Leo sedikit kesal melihat sikap Dong hyuk yang mulai bimbang “ada apa? Apa kita harus memperjuangkan nasib karyawan Hotel demi untuk kebahagiaan kita sendiri, apa kita harus bersenang-senang diatas penderitaan orang banyak?” jawab Dong hyuk tenang “Bos, sejak kapan kamu menjadi seorang filsuf?aku tidak bisa bekerja sama denganmu jika kamu seperti ini” ucap Leo “jika Presiden tetap ingin melanjutkan rencananya, aku tidak akan melanjutkan rencana ini, siapkan semua yang dibutuhkan terutama mengenai data orang asing yang ingin membeli Hotel Seoul” jawab Dong hyuk sedikit emosi “dia akan menandatangani kontrak dalam waktu satu minggu dan kita tidak bisa menganalisa semua itu” ucap Leo “aku ingin jalan-jalan” ucap Dong hyuk dan berlalu pergi tanpa memperdulikan Leo yang terus saja berteriak tidak menyetujui semua rencananya.
Dong hyuk tidak sengaja berpapasan dengan ibu-ibu cleaning servis yang tersenyum kepadanya “annyeonghaseyo” sapa ibu cleaning servis, Dong hyuk hanya tersenyum dan samar-samar mendengar suara ibu-ibu cleaning servis yang menyebut “PRIA 300 mawar”.
Ibu-ibu cleaning servis mendapat marah ketika kembali menemui Son jung “darimana saja kalian?” Tanya Son jung “kami dari membuang sampah, tahu tidak dengan siapa kami bertemu tadi?” jawab Ibu-ibu cleaning servis “dengan siapa, apa dengan Bradd pit?” Tanya Son jung “300 mawar” jawab ibu cleaning servis bersamaan. Tiba-tiba orang yang mereka bicarakan, muncul di belakang mereka.
“Annyeonghaseyo” sapa Son jung begitupun dengan cleaning servis yang lainnya. Dong hyuk merasa risih dengan sapaan mereka, mereka sangat hangat pada Dong hyuk, padahal Dong hyuk sebelumnya ingin memecat mereka semua. Begitupun dengan karyawan Hotel lainnya.
Dong hyuk berjalan ke dapur untuk menemui Jenny. Dong hyuk melihat Jenny terlihat sangat senang dan asyik bercengkrama dengan teman-temannya. Dong hyuk pun mengikuti Jenny ke ruang penyimpanan “Jenny, kakakmu ada disini” ucap Supervisor Lee pada Jenny yang sedang asyik mengangkat botol-botol saus tomat. “apa kau mencariku?” Tanya Jenny “aku hanya berjalan-jalan saja dan tidak sengaja melihatmu, aku pergi dulu” jawab Dong hyuk “tunggu sebentar, apa kakak punya waktu malam ini?” Tanya Jenny “kenapa?” “aku ingin kakak ikut makan malam bersamaku, aku yang akan memasak” “aku akan datang” jawab Dong hyuk dan beranjak pergi.
Dong hyuk kemudian menuju meja recepsionist yang saat itu sedang dijaga Jin young. “boleh aku bertanya dimana tempat yang paling indah di Hotel Seoul?”
Jin young mengajak Dong hyuk ke balkon paling atas Hotel Seoul. Dong hyuk menghela nafas dan Jin young mengikutinya. Jin young berkata kalau tempat ini adalah tempat favoritnya. Dong hyuk tertawa dan mengatakan sanagt senang bisa diajak Jin young ke tempat rahasianya. “angin aneh berhembus hari ini” ucap Dong hyuk “Apa maksudmu?” tanya Jin young heran “semua staf tersenyum padaku hari ini dan memberi salam padaku, aku tidak pernah melihat hal ini sebelumnya” jawab Dong hyuk “itu karena kau kurang sensitive” jawab Jin young dan Dong hyuk pun kembali tertawa “terima kasih Jin young, kau membiarkanku menemukan sisi lain dari diri saya”.
(Cinta bisa mengubah segalanya, termasuk hati Dong hyuk yang sekeras batu, yang sebelumnya hanya sibuk dengan kerja dan kerja…. Berkat Jin young, sekarang Dong hyuk sedikit demi sedikit mulai berubah dan mulai mengerti arti dari kehidupan)
Tae jun ingin menemui Nyonya Choi, namun asisten Nyonya Choi mengatakan kalau Nyonya CHoi sedang berada di rumah sakit karena batuk dan flunya tak kunjung berhenti. Tae jun akhirnya bertemu dengan Nyonya Choi yang baru saja pulang dari rumah sakit. “apa ada laporan, kalu begitu kita cari tempat yang baik untuk bicara” ucap NYonya CHoi.
Tae jun mengajak Nyonya Choi ke lapangan tenis. Nyonya Choi terlihat sedih melihat lapangan tenis yang kembali mengingatkannya kepada Direktur Choi, suaminya. “terima kasih karena kau sudah banyak membantuku, jika nanti aku bertemu dengan Ayah Yong jae, aku akan menceritakan tentangmu kepadanya” ucap Nyonya Choi. Tae jun hanya memandangi Nyonya Choi “baiklah kalau begitu sekarang kita bicarakan masalah pekerjaan” tambah NYonya Choi. Tae jun kemudian meminta kepada Nyonya Choi agar menerima Yoon hee kembali bekerja di restoran. Nyonya CHoi terlihat kesal mendengar Tae jun menyebut nama Yoon hee.
Para Staf F&B bersiap-siap mengatur piring dan bunga untuk makan malam. Semuanya terkejut ketika melihat meja sudah tertata rapi termasuk Manager Yu, padahal para staf baru saja selesai makan siang. Tiba-tiba salah satu staf F&B menunjuk ke arah salah satu meja, disana sudah ada Yoon hee yang mengatur piring dan bunga di meja. “ah, dia benar-benar baik, apakah dia yang melakukan semua ini?” gumam Manager Yu. Mi hee yang kebetulan berada disamping Manager Yu memutuskan mendekati Yun hee. “Mi hee, apa yang kamu lakukan, jangan menggertaknya terlalu banyak” pesan temannya.
Mi hee : sampai sekarang aku tidak mengerti mengapa kamu ingin bekerja di Hotel ini, melihat kinerja kamu
Yun hee : aku akan bekerja keras harap jangan memarahiku kagi
Mi hee : aku sangat kehilangan kamu, aku belum pernah melihat gadis sepertimu. Aku percaya kamu akan memiliki masa depan yang bagus
Yun hee : (tersenyum) sunbae, saya pikir kamu akan terus membenciku
Mi hee : terus terang, aku membencimu karena aku tidak suka dengan anak orang kaya, itu saja! Walaupun kamu juniorku, mianhe…. (tersenyum)
Yun hee : anio sunbae-nim, justru aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu karena sudah mengajarkanku banyak hal.
Mi hee kemudian berteriak kepada teman-temannya yang lain “hei, dengar sini, jangan ada yang berani memarahi Yun hee, perlakukan dia dengan baik”. Semuanya bertepuk tangan melihat Yun hee dan Mi hee akhirnya berbaikan, tiba-tiba salah satu staf memberikan telepon kepada Manager Yu “ya, oh Direktur, oh baik”. “Yun hee, Direktur ingin bertemu denganmu”.
Nyonya Choi mempersilahkan Yun hee duduk “ayo silahkan duduk”.
Nyonya Choi : aku minta maaf sudah memperlakukanmu kasar, apa kamu benar-benar ingin bekerja disini?
Yun hee : ya Direktur,aku tidak punya tempat lain untuk kusinggahi
Nyonya Choi : (tertawa) orang lain akan tertawa mendengarmu, seorang gadis kaya yang mengatakan tidak punya tempat lain selain disini, siapa yang akan percaya?
Yun hee : aku mengatakan yang sebenarnya
Nyonya Choi : GM sudah mengatakan semuanya kepadaku, kamu adalah gadis yang kesepian. Aku orang yang keras kepala sama seperti ayahmu. Aku mengijinkanmu kerja disini kembali dengan satu syarat, jangan mengatakan yang sudah kita bicarakan dengan orang lain dan jadilah teman yang baik untuk Yong jae.
Yun hee : saya mengerti Direktur, apa ada lagi?
Nyonya Choi : waktu yang tersisa untukku tidak banyak lagi, Hari ini aku menemui dokter, dia mengatakan kepadaku kalau aku mengidap penyakit kanker Paru-paru. Aku hanya mempunyai waktu hidup 3-4 bulan dan itu hal yang tersulit untukku. Aku terus memikirkan Yong jae, aku tidak bisa membayangkan sebentar lagi akan meninggalkan anakku, aku ingin kamu menemaninya setelah aku pergi. Aku mengenal ayahmu sejak kami muda, walaupun dia dan ayah Yong jae adalah musuh, tetapi pada dasarnya mereka adalah teman baik.
Nyonya Choi kemudian memberikan selembar foto dirinya sewaktu masih muda kepada Yun hee “ayahmu dulu yang memotretnya, dia pasti sangat senang memiliki putri sepertimu”. “boleh aku menyimpannya Direktur?” tanya Yun hee sedih “tentu saja, aku ingin kamu merahasiakan semua ini pada Yong jae”.
Yun hee keluar dari ruangan Nyonya Choi dengan perasaan sedih. Foto Nyonya Choi sewaktu masih muda masih berada di genggamannya. Sementara itu NYonya Choi menghela nafas dan memandangi foto suaminya “aku tahu kamu kesepian, harap bertahan lebih lama. Aku akan menemuimu segera”.
Yong jae bertemu dengan Yun hee di taman. Yun hee dengan cepat menyembunyikan foto yang diberikan Nyonya Choi padanya “apa ibu saya bertemu denganmu?apakah dia memarahi kamu lagi?” tanya Yong jae yang melihat mata Yun hee sembab. “tidak apa-apa” jawab Yun hee dan berlalu pergi.
Yong jae terlihat marah kemudian bergegas ke ruangan kerja ibunya “ibu, kenapa kamu seperti ini?” tanya Yong jae “Yong jae, aku ingin beristirahat, bisakah kita membicarakannya lain kali” pinta Nyonya Choi yang saat itu sedang merebahkan kepalanya di meja “ibu, apa kau ingin aku gila, baik, aku tidak akan bekerja di Hotel ini lagi, saya akan melakukan apapun yang saya suka dan silahkan lakukan hal yang ibu sukai juga” teriak Yong jae “kamu, kamu….” Ucap Nyonya Choi dan memegangi dadanya yang mulai terasa nyeri “pergilah” teriak Nyonya Choi “baik, aku tidak akan kembali lagi” ucap Yong jae dan berlalu pergi “Yong jae” panggil Nyonya Choi dan terjatuh ke lantai.
BERSAMBUNG.....
No comments:
Post a Comment