Lumayan lama ya dewi nggak nulis, hehehehe...
Sesuai permintaan dira, dewi lanjutin lagi sinopsis On Air Episode 3 yang sempat tertunda...
Okey, selamat membaca...
Kamsahmnida.....
Young eun masih mengingat ucapan Kyung min yang mengatakan kalau dirinya terlalu egois dan hanya memikirkan rating dari drama yang dibuatnya tanpa memperhatikan isi dan pesan yang dipetik dari drama yang dibuatnya.
Young eun kemudian membereskan barang-barangnya yang berserakan di meja dan tanpa sengaja menemukan sebuah korek gas kepunyaan Kyung min yang kebetulan tertinggal. Young eun tersenyum membaca tulisan yang tertera di badan korek gas “Pemijat Lyly” (hehehe, sepertinya Kyung min mendapatkan korek gas tersebut sebagai souvenir).
Ki joon melihat kesekeliling dan mulai memperbaiki pakaiannya. Ki joon berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat lumayan mewah dan rumah tersebut adalah rumah artis terkenal Seung ah. Ki joon mulai menarik nafas untuk menghilangkan rasa grogi yang sekarang sedang bersarang dalam tubuhnya.
Perlahan-lahan Ki joon memberanikan diri untuk memencet bel siempunya rumah. Tidak ada reaksi dari dalam rumah. Ki joon memutuskan untuk memencet bel lagi untuk yang ke dua kalinya, tiba-tiba pintu rumah terbuka sebelum Ki joon sempat memencet belnya.
Ki joon terkesima sekaligus terpana melihat isi rumah Seung ah yang terlihat wah dan pintu yang bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. “Nona Oh Seung ah” panggil Ki joon, tidak ada jawaban “Nona Oh Seung ah, aku sudah datang” ulang Ki joon dan mulai masuk lebih dalam ke rumah Sung ah.
“kau sudah datang” sapa Seung ah. Ki joon tersenyum sekaligus senang melihat Seung ah.
Ki joon kemudian memberikan surat perjanjian kontrak kepada Seung ah. Disaat Seung ah membaca surat perjanjian, Ki joon mendekati sebuah lemari yang berisi banyak parfum dan merupakan salah satu koleksi Seung ah. “kau menyukai parfum juga?” tanya Ki joon namun Seung ah hanya melirik sebentar ke arah Ki joon dan kembali membaca surat perjanjian kontrak.
“baiklah” ujar Seung ah dan menandatangani surat perjanjian kontrak. Ki joon tersenyum senang dan ikut menandatangani surat perjanjian kontrak sebagai kesepakatan dari dua belah pihak.
“aku ingin kau yang menjadi sopirku” ucap Seung ah. Ki joon jelas terkejut dan tak menyangka Seung ah akan mengatakan hal seperti itu. “kenapa harus aku?” tanya Ki joon “memangnya kenapa, aku lebih menyukai jika managerku yang mengantarku” jawab Seung ah cuek. Ki joon menolak karena ternyata dirinya saat ini tidak mempunyai mobil. “dimana kantormu?” tanya Seung ah lagi. Ki joon lagi-lagi terkejut. Hal itu membuat Seung ah kesal “aku akan menahan ini sampai kau mempunyai mobil dan kantor” ucap Seung ah dan mengambil surat kontrak dari tangan Ki joon.
Kyung min menghela nafas begitu sampai di Bandara Incheon, Seoul. Usahanya untuk membawa Young eun kembali ke Seoul gagal. Hal itu membuat Kepala Editor kang menjadi marah dan kesal “hah, panas sekali, kenapa di cuaca sedingin ini udaranya panas sekali” keluh kepala editor kang begitu melihat Kyung min dan mendengarkan semua ucapannya. “bagaimana jika berita ditolak Penulis Seo tersebar keluar, tidak akan ada lagi yang mau kesini” tambah Kepala Editor Kang. Kyung min mengatakan kalau mereka bisa mencari referensi cerita dari sebuah novel dan hal itu membuat Kepala Editor Kang semakin kesal.
Young eun terlihat terburu-buru dan mulai membereskan barang-barangnya. Sementara itu tepat disampingnya, sahabatnya memesankannya sebuah tiket untuk kepulangannya ke Seoul. “Semua karena orang bodoh itu” ucap Young eun.
Begitu sampai di Seoul, Young eun bukannya beristirahat malah harus terlibat perdebatan dengan Hye Kyung yang terus saja menyalahkannya terutama mengenai kejadian sewaktu di Taiwan dengan Kyung min.Young eun tentu saja berusaha membela diri dan tidak terima diperlakukan seperti itu, karena menurutnya tindakannya adalah benar. “aku akan berbicara dengan Kepala Editor Kang” ucap Young eun.
Young eun memutuskan menemui Kepala Editor Kang dan mengatakan kepadanya jika dia bersedia bekerjasama dengan dirinya, maka pihak SBC harus menunggu sampai bulan 7. Kepala editor Kang jelas terkejut dengan ucapan Young Eun “Penulis Seo” panggil Kepala Editor Kang namun Young eun terus saja berjalan dan sebelumnya sempat meninggalkan oleh-oleh khas negeri Taiwan untuk Tuan Kang.
Kepala Editor Kang dengan emosi yang meluap-luap menemui Kyung min dan kembali memarahinya. “apa yang sebenarnya sudah kau lakukan, kenapa dia tidak ingin membuat naskah untuk drama?” tanya Kepala Editor Kang yang menilai hasil kerja Kyung min selama di Taiwan tidak becus “aku sudah melakukan yang terbaik” jawab Kyung min dan tiba-tiba Hp-nya berbunyi.
Hye kyung mengajak Kyung min bertemu sekaligus makan siang bersama. Hye kyung membuka pembicaraan dengan menanyakan tentang kepergian Kyung min ke Taiwan. Hye kyung juga menyuruh Kyung min untuk bersabar karena sifat Young eun memang seperti anak-anak. Hye Kung kemudian meminta tolong kepada Kyung min untuk menasehati Young eun karena drama SBC yang terbaru sangat berarti baginya dan perusahannya. Kyung min hanya menjawab seadanya dan tidak menjawab YA atau TIDAK kepada Hye kyung.
Manager Jin memandangi layar computernya yang menunjukkan saham SW Entertainment terus mengalami penurunan. Apalagi ditambah dengan telepon beberapa rumah produksi yang tidak ingin memakai artis SW Entertainment selain Seung ah.
Cherry tiba-tiba masuk ke kantor Manager Jin dan mulai membicarakan tentang iklannya. Hal itu membuat Manager Jin kesal dan memutuskan keluar dari kantornya karena Cherry sama sekali tidak ingin keluar. “Oppa” panggil Cherry.
Ki joon dan anak didiknya mulai beres-beres dan memasukkan semua perabotan yang sebelumnya diletakkan di rumah KI joon. Ki joon juga menambah beberapa perabotan baru terutama untuk meja kerja Seung ah. Ki joon terlihat marah saat anak didiknya memegang laptop baru yang khusus disediakan Ki joon untuk Seung ah. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Ki joon dan anak didiknya dengan semangat berlari untuk membuka pintu. “ya, silahkan masuk” teriak mereka bersamaan.
Semangat dan senyum di wajah Ki joon karena berhasil menyewa tempat baru untuk kantornya seketika berubah ketika melihat Manager Jin datang bersama anak buahnya beserta sebuah bingkisan ucapan selamat. “letakkan disana” ucap Manager Jin pada anak buahnya. “wah, kantor barumu terlihat sangat kecil ya” puji Manager Jin, tetapi sebenarnya hanya sebuah ejekan “ada apa kau datang kemari?” tanya Ki joon berusaha menahan marahnya “aku ingin mengucapkan selamat padamu saja, kasihan Seung ah seorang artis terkenal tetapi mempunyai kantor sekecil ini” jawab Manager Jin “urus urusanmu sendiri saja” ucap Ki joon “aku beritahukan padamu, memiliki artis seperti Seung ah bukan pekerjaan yang mudah, jaga dia baik-baik, aku pergi dulu” ucap Manager Jin “jaga dia juga baik-baik, Cherry, dia adalah anak yang baik dan ramah” ucap Ki joon sebelum Manager Jin pergi. Manager Jin hanya berbaik sesaat dan memandangi Ki joon dengan tatapan kesal kemudian pergi.
Manager Jin tidak sengaja melihat Seung ah yang baru saja turun dari mobilnya. Mereka sempat terlibat beberapa percakapan dan Manager Jin mengancam Seung ah kalau dia tidak akan tinggal diam melihat semua yang telah terjadi.
Seung ah sangat kesal dan menyuruh Ki joon untuk membuang bingkisan ucapan selamat yang dibawa Manager Jin. Ki joon hanya tersenyum saja.
Seung ah masuk ke dalam kantor dan mulai berkomentar “masih sama seperti yang dulu, tetapi dimana foto yang waktu itu?” tanya Seung ah ketika melihat meja kerja Ki joon yang sekarang sudah tidak terdapat foto seorang gadis yang tertempel di dinding tepat dibalik kursi Ki joon.
=Flashback=
Seung ah sedang berbincang dengan Ki joon yang saat itu sangat terkenal dalam mempromosikan artis-artis baru. Seung ah tidak mengenal kata putus asa dalam hidupnya jika menginginkan sesuatu dan sekarang hal itu terjadi lagi, Seung ah meminta kepada Ki joon untuk menerbitkannya sebagai artis baru. Seung ah menunjuk foto seorang gadis yang menjadi latar belakang di belakang kursi Ki joon dan Seung ah berkata jika dia bisa menjadi terkenal seperti artis itu, jika saja Ki joon mau membantunya. Ki joon tertawa dan menyuruh Seung ah pulang “tunggu hingga kau dewasa dulu” ucap Ki joon sambil tertawa (saat itu Seung ah masih bersekolah).
=Flashback end=
Seung ah bertanya kepada Ki joon apa pada waktu itu dirinya sama sekali tidak menyesal karena sudah menolaknya. Ki joon hanya tertawa dan menjawab sama sekali tidak menyesal, karena semua orang sudah mempunyai jalan hidup masing-masing.
Terdengar bunyi klakson dari bawah, anak didik Ki joon sambil tersenyum memperlihatkan sebuah mobil baru (seperti mobil A.N JELL di You’re beautiful chingu) yang sudah dihias secantik mungkin untuk dipakai Seung ah kemana-mana dalam urusan keartisannya. “mengapa masih membeli mobil bekas?” tanya Seung ah “daripada tidak ada sama sekali” jawab Ki joon. Seung ah menjauh dari Ki joon dan mendekati mobil van “kenapa tidak mencobanya?” tanya Seung ah dan melepaskan pita yang menghiasi mobil tersebut. Ki joon tersenyum dan sempat mengira Seung ah marah, karena Ki joon hanya mampu membelikannya sebuah mobil bekas .
Di dalam mobil, Seung ah mendapati sebuah map yang berisi daftar artis-artis yang dinaungi KI joon. Seung ah tanpa sengaja melihat foto Cherry di dalam map tersebut “bukankah ini dulu artismu yang direbut Manager Jin?” tanya Seung ah, KI joon yang sebelumnya sempat senang mendadak terdiam sesaat dan berusaha menjawab sebisanya “dia sudah memilih yang lebih baik dariku” ucap KI joon “bagaimanapun dan siapapun yang menjadi agensynya, tergantung dari diri kita sendiri untuk berhasil, berhenti di depan sana” ucap Seung ah. “kau cari naskah yang tidak dipakai orang lain” tambah Seung ah sebelum turun dari mobil. Ki joon hanya tersenyum.
Young eun dan Hye Kyung sedang berbelanja di sebuah butik (sebenarnya hanya Young eun yang berbelanja, Hye kyung sengaja menemani Young eun agar Young eun setuju menulis naskah untuk drama terbaru SBC. Young eun tetap pada pendiriannya kalau dia tidak akan menulis drama untuk SBC apalagi jika Kyung min menjadi sutradaranya.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah rumah makan terlihat dua orang ahjumma yang sedang bertengkar hebat. Ahjumma yang satu merupakan pemilik tempat makan tersebut, sementara ahjumma yang satunya lagi adalah pembeli dan merupakan tetangga si pemilik tempat makan. Ahjumma pemilik tempat makan tidak terima jika anaknya diolok-olok tidak tahu dalam menulis naskah “itu memang kenyataannya, anakmu selalu menulis naskah kalau bukan tentang penyakit, pasti tentang orang kaya yang akhirnya menikah dengan gadis miskin” ucap Ahjumma pembeli “seenaknya saja kamu mengolok orang lain, kalau kau bisa ayo tulis naskah sendiri, ini pulpennya, ayo tulis sekarang” balas Ahjumma pemilik tempat makan yang tak lain adalah ibu dari Yung eun.
Di depan pintu, Young eun dan Hye kyung berdiri mendengarkan pertengkaran mereka. Young eun ingin masuk namun Hye kyung menghalanginya “jangan masuk, kau akan memperkeruh suasana”. Tiba-tiba ahjumma yang mengolok-ngolok naskah tulisan Young eun keluar dan masih berkomentar dan sama sekali tidak menyadari kehadiran Young eun yang berdiri tepat disampingnya, dia pun memutuskan pergi ketika Ibu Young eun juga keluar dan ikut berkomentar dan berhenti begitu melihat Young eun dan Hye kyung. “annyeoghaseyo” sapa Hye kyung. “omma berhentilah” teriak Young eun dan mulai menangis “kau sudah mendengarnya, aku hanya membelamu, karena dia sudah mengolok-ngolokmu, dimana Joon he?” tanya ibu Young eun “dia ke London” jawab Hye kyung “untuk apa dia kesana lagi?” tanya ibunya. Hp Young eun tiba-tiba berbunyi, Young eun menghapus air matanya dan berusaha mengatur suaranya agar tidak terdengar seperti orang yang habis menangis “yomseo” “ini aku Kyung min”.
Kyung min meminta Young eun untuk menemuinya sesuai dengan permintaan Hye kyung yang meminta Kyung min untuk menasehatinya. Kyung min meminta kepada Young eun agar bekerjasama dengannya dalam membuat ticket to the moon dan memberinya waktu untuk memikirkannya lagi.
Sepulang dari bertemu dengan Kyung min, Young eun kembali menonton sebuah drama yang sudah ditulisnya. Rating dari drama tersebut memang bagus, tetapi pesan yang bisa dipetik dari drama tersebut sekali sedikit, dan lagi-lagi bertemakan tentang seorang gadis miskin yang dicintainya seorang pria kaya dan tema seperti itu sudah sering dibuat oleh Penulis lainnya.
Young eun hanya duduk mematung di kursinya dan mulai merasa hasil tulisannya memang tidak bagus. Da jung yang merupakan asisten Young eun ikut menonton disampingnya dan ikut berkomentar yang membuat Young eun sedikit kesal “tidak terlalu buruk bukan?” tanya Young eun “ya, begitulah, mau aku ikut berkomentar?” ucap Da jung “yaaaakkkkk” teriak Young eun.
Kyung min sedang makan bersama asistennya, tiba-tiba temannya datang dan memberitahukan kepadanya kalau Oh Seung ah sudah keluar dari agensi SW Entertainment dan lebih memilih bergabung dengan Agensi Jang Ki joon. Sutradara Lu yang kebetulan berada tidak jauh dari Kyung min terkejut bukan main bahkan tanpa disadarinya, kaset-kaset hasil editing yang berada digenggamannya terjatuh ke lantai. Sutaradara Lu terlihat menyesal sudah menolak Ki joon yang pernah datang kepadanya dan tidak mempercayai ucapan Ki joon yang mengatakan kalau Oh Seung ah meneleponnya. “kenapa aku begitu ceroboh” gumam Sutarada Lu pada dirinya sendiri dan tidak berhenti mengutuk dirinya yang terlalu bodoh. Sutradara Lu dengan cepat mengambil Hp dari dalam sakunya dan menelepon Ki joon.
“aku sudah salah menilaimu” ucap Sutradara Lu begitu Ki joon kembali ke meja dan membawa dua gelas kopi “aku tidak mengerti maksudmu?” tanya Ki joon heran “Oh Seung ah, kau sudah menjadi managernya bukan?” tanya Sutaradara Lu “oh, Oh Seung ah, iya, memangnya kenapa?” tanya Ki joon “saat itu aku berpikir kau hanya bercanda mengatakan Oh Seung ah meneleponmu, kalau saja kau serius sedikit” jawab Sutradara Lu. Ki joon yang mulai mengerti dengan maksud ucapan Sutaradara Lu, bersikap sok jual mahal “oh, aku dulu memang sengaja” jawab Ki joon “oh, mengenai dua aktormu aku akan mempertimbangkannya” ucap Sutarada Lu “oh, tidak perlu, ayo diminum nanti dingin” ucap Ki joon dan segera berlalu pergi dengan senyuman penuh kemenangan.
Ki joon menemui beberapa pihak rumah produksi yang ingin menawarkan kerjasama dengannya dan wartawan yang ingin mewawancarainya. Ki joon sedikit grogi sampai-sampai salah mengambil minuman yang seharusnya milik perwakilan rumah produksi. Ki joon berkata pada beberapa PH kalau dirinya harus membicarakan dulu dengan Oh Seung ah yang mana yang akan dipilihnya (wah hebat, Ki joon tidak seenaknya mengambil keputusan sendiri).
Ki joon juga tidak sengaja bertemu dengan salah satu temannya yang ingin meminjam uang padanya “hyaaaa, lunasi dulu hutangmu yang kemarin” teriak Ki joon. Setelah itu Ki joon bertemu dengan puluhan anak SMA yang merupakan fans fanatic Oh Seung ah. Ki joon terkejut melihat penampilan mereka yang sangat mirip dengan Oh Seung ah, mereka juga memberikan beberapa peralatan yang dibutuhkan Oh Seung ah dan mengancam KI joon untuk menjaga Oh Seung ah dengan baik. “hyakkk, sebaiknya perhatikan penampilan kalian dulu” ujar Ki joon dan mengacak-ngacak rambut mereka satu persatu.
Oh Seung ah menerima telepon dari temannya yang ingin mengkonfirmasi mengenai kabar tentang dirinya yang sudah keluar dari SW Entertainment. Seung ah membenarkannya dan melanjutkan menonton drama Love in Paris yang merupakan kebiasannya.
Keesokan harinya Oh Seung ah memanjakan dirinya ke salon dan tidak sengaja bertemu dengan Cherry. Cherry terlihat sangat senang dan tidak menyangka bisa duduk bersebelahan dengan Oh Seung ah seorang artis terkenal. Seung ah sama sekali tidak memperdulikan Cherry dan bahkan menyiram air ke wajah Cherry hingga dua kali karena sifat Cherry yang terlalu kekanak-kanakan, cara bicaranya yang sama sekali tidak sopan dan sebagai balas dendam atas sakit hati Ki joon karena Cherry memilih bergabung dengan SW Entertainment daripada bersama dengan Ki joon. Cherry terlihat sangat marah dan berusaha menahan tangisnya “kau, sebaiknya jaga ucapanmu, aku tidak takut pada siapapun kecuali pada diriku sendiri” ucap Seung ah.
Cherry melaporkan hal tersebut kepada Manager Jin , namun Manager Jin terlihat tidak perduli.
Young eun ke Bandara untuk menjemput Joon he yang baru saja pulang dari London, tempat tinggal ayahnya.
Young eun bertanya apa saja yang dilakukan Joon he selama bersama ayahnya. Joon he dengan antusias mulai bercerita kalau dirinya berjalan-jalan bersama ayahnya dan melihat kambing. “bagaimana keadaan ayahmu?” tanya Young eun “ayah baik, dia sudah melihat naskah buatan ibu yang dijadikan sebuah drama di televisi” jawab Joon he “bagaimana tanggapannya?” tanya Young eun lagi. Joon he terdiam dan Young eun sudah bisa menangkap maksud dari diamnya Joon he.
Young eun masuk ke kamarnya dan kembali melihat naskah ticket to the moon, tulisan pertamanya. Young eun kembali mengingat kata-kata Kyung min kalau dia tidak akan membuat Young eun malu jika bekerjasama dengannya. Young eun akhirnya menelepon Kyung min dan mengajaknya bertemu.
Young eun setuju bekerjasama dengan Kyung min, tetapi sebelumnya mereka kembali terlibat pertengkaran-pertengkaran kecil. Kyung min kembali mengungkit kejadian sewaktu di Taiwan saat dirinya membantu Young eun untuk mengambilkan cincinnya, “kau sama sekali tidak berterima kasih waktu itu” ucap Kyung min “aku sudah mentraktirmu makan malam, apa kau sudah lupa” jawab Young eun.
Young eun sangat kesal dengan Kyung min dan melampiaskan kekesalannya kepada Da jung. “kenapa penampilanmu seperti itu” teriak Young eun pada Da jung yang baru saja bangun dari tidurnya “ah, maaf” jawab Da jung “apa ada telepon untukku?” tanya Young eun dan mengambil salah satu jeruk yang tersimpan di meja dan memakannya “tidak ada, kakak tidak ingin melihat penampilan kak Ce Sing?” tanya Da jung.
Young eun bergegas ke tempat pertunjukan teater Ji Youn dan tidak sengaja melihat Seung ah disana. Young eun bahkan mengira dirinya yang dibicarakan oleh para penonton yang lainnya saat mereka berbisik-bisik. “dia kan yang sering muncul di tv, iya tidak salah lagi”.
Young eun dan Seung ah sama-sama terkesima dengan acting Ji youn yang memukau. Seung ah tanpa sengaja melihat Young eun yang duduk tidak jauh darinya. Begitu pementasan selesai, Young eun dan Seung ah masih duduk di kursi masing-masing dan tidak berniat sedikitpun untuk beranjak dari kursinya. Young eun dan Seung ah saling melirik satu sama lain dan akhirnya pandangan mereka saling bertemu. “ada apa, kau ingin bicara denganku?” tanya Seung ah sinis “apa ,aku? Tidak mungkin” jawab Young eun. Tiba-tiba Ji youn keluar “Ji youn-ah” ucap Young eun dan Seung ah bersamaan.
Ternyata Young eun adalah guru dari Ji youn dan Seung ah adalah teman kuliah Ji youn. JI youn kemudian meminta Young eun dan Seung ah untuk menunggunya di kedai di pinggir jalan, karena dirinya masih ada sedikit urusan dengan para pemain lainnya.
Begitu mereka keluar dari gedung pementasan para Fans Seung ah masih menunggunya. Hal itu semakin membuat Young eun kesal. Apalagi mereka menghalang-halangi jalan Young eun dengan meminta tolong kepada Young eun meminta tanda tangan Seung ah.
Semua pandangan orang tertuju pada Seung ah begitu mereka sampai di kedai, sementara itu Young eun mengibas-ngibaskan jaketnya yang kotor akibat didorong fans Seung ah. Semula Young eun tidak ingin memesan minuman tetapi Seung ah memaksanya.
Young eun mulai mengejek Seung ah dengan mengatakan kalau Seung ah pasti iri dengan Ji young yang memiliki acting yang bagus. Seung ah tidak tinggal diam dan ikut membalas kata-kata Young eun dengan mengatakan kalau honor Young eun sebagai penulis naskah sangat kecil. Ji youn akhirnya datang dengan membawa teman-temannya.
Salah satu aktris senior menawarkan minuman kepada Seung ah, namun Seung ah menolak dengan alasan mengendarai mobil. Begitupun ketika pemiliki kedai meminta tanda tangan Seung ah, Seung ah bukannya mengambil kertas yang diletakkan di meja tetapi malah mengambil segelas air dan meminumnya.
Aktris senior tidak senang melihat sikap Seung ah dan mengatakan kalau Seung ah hanya aktris biasa saja yang hanya mengandalkan kecantikannya. Seung ah hanya terdiam dan mengeluarkan selembar cek senilai 100 won “aku yang mentraktir” ucap Seung ah dan beranjak pergi.
Begitu masuk ke dalam mobil, Hp Seung ah berbunyi, Ki joon mengajaknya minum bersama lagi bersama dengan actor-aktor asuhan Ki joon. Seung ah terlihat tidak senang apalagi Ki joon mengajaknya bertemu di kedai yang rame sama seperti kedai sebelumnya. Ki joon meminta Seung ah untuk menganggap actor-actor yang lain sebagai keluarga Seung sendiri “jangan bawa aku ke tempat yang banyak orang dan aku bukan keluarga mereka” teriak Seung ah dan beranjak pergi.
Ki joon mengejarnya “apa yang kau lakukan, kenapa kau meremehkan mereka?kau tak pantas melakukannya, cepat minta maaf” teriak Ki joon “kenapa aku harus minta maaf, aku tak suka dimintai tanda tangan dengan memakai kertas yang lusuh, aku tidak suka minum di tempat yang ramai, aku tidak suka diet, jika kau tidak suka dengan diriku yang seperti ini, aku bisa ke tempat lain” jawab Seung ah dan tidak kalah emosinya. Ki joon terdiam sesaat “pergilah” ucap Ki joon.
BERSAMBUNG........
Ki joon melihat kesekeliling dan mulai memperbaiki pakaiannya. Ki joon berhenti di depan sebuah rumah yang terlihat lumayan mewah dan rumah tersebut adalah rumah artis terkenal Seung ah. Ki joon mulai menarik nafas untuk menghilangkan rasa grogi yang sekarang sedang bersarang dalam tubuhnya.
Perlahan-lahan Ki joon memberanikan diri untuk memencet bel siempunya rumah. Tidak ada reaksi dari dalam rumah. Ki joon memutuskan untuk memencet bel lagi untuk yang ke dua kalinya, tiba-tiba pintu rumah terbuka sebelum Ki joon sempat memencet belnya.
Ki joon terkesima sekaligus terpana melihat isi rumah Seung ah yang terlihat wah dan pintu yang bisa terbuka dan tertutup secara otomatis. “Nona Oh Seung ah” panggil Ki joon, tidak ada jawaban “Nona Oh Seung ah, aku sudah datang” ulang Ki joon dan mulai masuk lebih dalam ke rumah Sung ah.
“kau sudah datang” sapa Seung ah. Ki joon tersenyum sekaligus senang melihat Seung ah.
Ki joon kemudian memberikan surat perjanjian kontrak kepada Seung ah. Disaat Seung ah membaca surat perjanjian, Ki joon mendekati sebuah lemari yang berisi banyak parfum dan merupakan salah satu koleksi Seung ah. “kau menyukai parfum juga?” tanya Ki joon namun Seung ah hanya melirik sebentar ke arah Ki joon dan kembali membaca surat perjanjian kontrak.
“baiklah” ujar Seung ah dan menandatangani surat perjanjian kontrak. Ki joon tersenyum senang dan ikut menandatangani surat perjanjian kontrak sebagai kesepakatan dari dua belah pihak.
“aku ingin kau yang menjadi sopirku” ucap Seung ah. Ki joon jelas terkejut dan tak menyangka Seung ah akan mengatakan hal seperti itu. “kenapa harus aku?” tanya Ki joon “memangnya kenapa, aku lebih menyukai jika managerku yang mengantarku” jawab Seung ah cuek. Ki joon menolak karena ternyata dirinya saat ini tidak mempunyai mobil. “dimana kantormu?” tanya Seung ah lagi. Ki joon lagi-lagi terkejut. Hal itu membuat Seung ah kesal “aku akan menahan ini sampai kau mempunyai mobil dan kantor” ucap Seung ah dan mengambil surat kontrak dari tangan Ki joon.
Kyung min menghela nafas begitu sampai di Bandara Incheon, Seoul. Usahanya untuk membawa Young eun kembali ke Seoul gagal. Hal itu membuat Kepala Editor kang menjadi marah dan kesal “hah, panas sekali, kenapa di cuaca sedingin ini udaranya panas sekali” keluh kepala editor kang begitu melihat Kyung min dan mendengarkan semua ucapannya. “bagaimana jika berita ditolak Penulis Seo tersebar keluar, tidak akan ada lagi yang mau kesini” tambah Kepala Editor Kang. Kyung min mengatakan kalau mereka bisa mencari referensi cerita dari sebuah novel dan hal itu membuat Kepala Editor Kang semakin kesal.
Young eun terlihat terburu-buru dan mulai membereskan barang-barangnya. Sementara itu tepat disampingnya, sahabatnya memesankannya sebuah tiket untuk kepulangannya ke Seoul. “Semua karena orang bodoh itu” ucap Young eun.
Begitu sampai di Seoul, Young eun bukannya beristirahat malah harus terlibat perdebatan dengan Hye Kyung yang terus saja menyalahkannya terutama mengenai kejadian sewaktu di Taiwan dengan Kyung min.Young eun tentu saja berusaha membela diri dan tidak terima diperlakukan seperti itu, karena menurutnya tindakannya adalah benar. “aku akan berbicara dengan Kepala Editor Kang” ucap Young eun.
Young eun memutuskan menemui Kepala Editor Kang dan mengatakan kepadanya jika dia bersedia bekerjasama dengan dirinya, maka pihak SBC harus menunggu sampai bulan 7. Kepala editor Kang jelas terkejut dengan ucapan Young Eun “Penulis Seo” panggil Kepala Editor Kang namun Young eun terus saja berjalan dan sebelumnya sempat meninggalkan oleh-oleh khas negeri Taiwan untuk Tuan Kang.
Kepala Editor Kang dengan emosi yang meluap-luap menemui Kyung min dan kembali memarahinya. “apa yang sebenarnya sudah kau lakukan, kenapa dia tidak ingin membuat naskah untuk drama?” tanya Kepala Editor Kang yang menilai hasil kerja Kyung min selama di Taiwan tidak becus “aku sudah melakukan yang terbaik” jawab Kyung min dan tiba-tiba Hp-nya berbunyi.
Hye kyung mengajak Kyung min bertemu sekaligus makan siang bersama. Hye kyung membuka pembicaraan dengan menanyakan tentang kepergian Kyung min ke Taiwan. Hye kyung juga menyuruh Kyung min untuk bersabar karena sifat Young eun memang seperti anak-anak. Hye Kung kemudian meminta tolong kepada Kyung min untuk menasehati Young eun karena drama SBC yang terbaru sangat berarti baginya dan perusahannya. Kyung min hanya menjawab seadanya dan tidak menjawab YA atau TIDAK kepada Hye kyung.
Manager Jin memandangi layar computernya yang menunjukkan saham SW Entertainment terus mengalami penurunan. Apalagi ditambah dengan telepon beberapa rumah produksi yang tidak ingin memakai artis SW Entertainment selain Seung ah.
Cherry tiba-tiba masuk ke kantor Manager Jin dan mulai membicarakan tentang iklannya. Hal itu membuat Manager Jin kesal dan memutuskan keluar dari kantornya karena Cherry sama sekali tidak ingin keluar. “Oppa” panggil Cherry.
Ki joon dan anak didiknya mulai beres-beres dan memasukkan semua perabotan yang sebelumnya diletakkan di rumah KI joon. Ki joon juga menambah beberapa perabotan baru terutama untuk meja kerja Seung ah. Ki joon terlihat marah saat anak didiknya memegang laptop baru yang khusus disediakan Ki joon untuk Seung ah. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Ki joon dan anak didiknya dengan semangat berlari untuk membuka pintu. “ya, silahkan masuk” teriak mereka bersamaan.
Semangat dan senyum di wajah Ki joon karena berhasil menyewa tempat baru untuk kantornya seketika berubah ketika melihat Manager Jin datang bersama anak buahnya beserta sebuah bingkisan ucapan selamat. “letakkan disana” ucap Manager Jin pada anak buahnya. “wah, kantor barumu terlihat sangat kecil ya” puji Manager Jin, tetapi sebenarnya hanya sebuah ejekan “ada apa kau datang kemari?” tanya Ki joon berusaha menahan marahnya “aku ingin mengucapkan selamat padamu saja, kasihan Seung ah seorang artis terkenal tetapi mempunyai kantor sekecil ini” jawab Manager Jin “urus urusanmu sendiri saja” ucap Ki joon “aku beritahukan padamu, memiliki artis seperti Seung ah bukan pekerjaan yang mudah, jaga dia baik-baik, aku pergi dulu” ucap Manager Jin “jaga dia juga baik-baik, Cherry, dia adalah anak yang baik dan ramah” ucap Ki joon sebelum Manager Jin pergi. Manager Jin hanya berbaik sesaat dan memandangi Ki joon dengan tatapan kesal kemudian pergi.
Manager Jin tidak sengaja melihat Seung ah yang baru saja turun dari mobilnya. Mereka sempat terlibat beberapa percakapan dan Manager Jin mengancam Seung ah kalau dia tidak akan tinggal diam melihat semua yang telah terjadi.
Seung ah sangat kesal dan menyuruh Ki joon untuk membuang bingkisan ucapan selamat yang dibawa Manager Jin. Ki joon hanya tersenyum saja.
Seung ah masuk ke dalam kantor dan mulai berkomentar “masih sama seperti yang dulu, tetapi dimana foto yang waktu itu?” tanya Seung ah ketika melihat meja kerja Ki joon yang sekarang sudah tidak terdapat foto seorang gadis yang tertempel di dinding tepat dibalik kursi Ki joon.
=Flashback=
Seung ah sedang berbincang dengan Ki joon yang saat itu sangat terkenal dalam mempromosikan artis-artis baru. Seung ah tidak mengenal kata putus asa dalam hidupnya jika menginginkan sesuatu dan sekarang hal itu terjadi lagi, Seung ah meminta kepada Ki joon untuk menerbitkannya sebagai artis baru. Seung ah menunjuk foto seorang gadis yang menjadi latar belakang di belakang kursi Ki joon dan Seung ah berkata jika dia bisa menjadi terkenal seperti artis itu, jika saja Ki joon mau membantunya. Ki joon tertawa dan menyuruh Seung ah pulang “tunggu hingga kau dewasa dulu” ucap Ki joon sambil tertawa (saat itu Seung ah masih bersekolah).
=Flashback end=
Seung ah bertanya kepada Ki joon apa pada waktu itu dirinya sama sekali tidak menyesal karena sudah menolaknya. Ki joon hanya tertawa dan menjawab sama sekali tidak menyesal, karena semua orang sudah mempunyai jalan hidup masing-masing.
Terdengar bunyi klakson dari bawah, anak didik Ki joon sambil tersenyum memperlihatkan sebuah mobil baru (seperti mobil A.N JELL di You’re beautiful chingu) yang sudah dihias secantik mungkin untuk dipakai Seung ah kemana-mana dalam urusan keartisannya. “mengapa masih membeli mobil bekas?” tanya Seung ah “daripada tidak ada sama sekali” jawab Ki joon. Seung ah menjauh dari Ki joon dan mendekati mobil van “kenapa tidak mencobanya?” tanya Seung ah dan melepaskan pita yang menghiasi mobil tersebut. Ki joon tersenyum dan sempat mengira Seung ah marah, karena Ki joon hanya mampu membelikannya sebuah mobil bekas .
Di dalam mobil, Seung ah mendapati sebuah map yang berisi daftar artis-artis yang dinaungi KI joon. Seung ah tanpa sengaja melihat foto Cherry di dalam map tersebut “bukankah ini dulu artismu yang direbut Manager Jin?” tanya Seung ah, KI joon yang sebelumnya sempat senang mendadak terdiam sesaat dan berusaha menjawab sebisanya “dia sudah memilih yang lebih baik dariku” ucap KI joon “bagaimanapun dan siapapun yang menjadi agensynya, tergantung dari diri kita sendiri untuk berhasil, berhenti di depan sana” ucap Seung ah. “kau cari naskah yang tidak dipakai orang lain” tambah Seung ah sebelum turun dari mobil. Ki joon hanya tersenyum.
Young eun dan Hye Kyung sedang berbelanja di sebuah butik (sebenarnya hanya Young eun yang berbelanja, Hye kyung sengaja menemani Young eun agar Young eun setuju menulis naskah untuk drama terbaru SBC. Young eun tetap pada pendiriannya kalau dia tidak akan menulis drama untuk SBC apalagi jika Kyung min menjadi sutradaranya.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah rumah makan terlihat dua orang ahjumma yang sedang bertengkar hebat. Ahjumma yang satu merupakan pemilik tempat makan tersebut, sementara ahjumma yang satunya lagi adalah pembeli dan merupakan tetangga si pemilik tempat makan. Ahjumma pemilik tempat makan tidak terima jika anaknya diolok-olok tidak tahu dalam menulis naskah “itu memang kenyataannya, anakmu selalu menulis naskah kalau bukan tentang penyakit, pasti tentang orang kaya yang akhirnya menikah dengan gadis miskin” ucap Ahjumma pembeli “seenaknya saja kamu mengolok orang lain, kalau kau bisa ayo tulis naskah sendiri, ini pulpennya, ayo tulis sekarang” balas Ahjumma pemilik tempat makan yang tak lain adalah ibu dari Yung eun.
Di depan pintu, Young eun dan Hye kyung berdiri mendengarkan pertengkaran mereka. Young eun ingin masuk namun Hye kyung menghalanginya “jangan masuk, kau akan memperkeruh suasana”. Tiba-tiba ahjumma yang mengolok-ngolok naskah tulisan Young eun keluar dan masih berkomentar dan sama sekali tidak menyadari kehadiran Young eun yang berdiri tepat disampingnya, dia pun memutuskan pergi ketika Ibu Young eun juga keluar dan ikut berkomentar dan berhenti begitu melihat Young eun dan Hye kyung. “annyeoghaseyo” sapa Hye kyung. “omma berhentilah” teriak Young eun dan mulai menangis “kau sudah mendengarnya, aku hanya membelamu, karena dia sudah mengolok-ngolokmu, dimana Joon he?” tanya ibu Young eun “dia ke London” jawab Hye kyung “untuk apa dia kesana lagi?” tanya ibunya. Hp Young eun tiba-tiba berbunyi, Young eun menghapus air matanya dan berusaha mengatur suaranya agar tidak terdengar seperti orang yang habis menangis “yomseo” “ini aku Kyung min”.
Kyung min meminta Young eun untuk menemuinya sesuai dengan permintaan Hye kyung yang meminta Kyung min untuk menasehatinya. Kyung min meminta kepada Young eun agar bekerjasama dengannya dalam membuat ticket to the moon dan memberinya waktu untuk memikirkannya lagi.
Sepulang dari bertemu dengan Kyung min, Young eun kembali menonton sebuah drama yang sudah ditulisnya. Rating dari drama tersebut memang bagus, tetapi pesan yang bisa dipetik dari drama tersebut sekali sedikit, dan lagi-lagi bertemakan tentang seorang gadis miskin yang dicintainya seorang pria kaya dan tema seperti itu sudah sering dibuat oleh Penulis lainnya.
Young eun hanya duduk mematung di kursinya dan mulai merasa hasil tulisannya memang tidak bagus. Da jung yang merupakan asisten Young eun ikut menonton disampingnya dan ikut berkomentar yang membuat Young eun sedikit kesal “tidak terlalu buruk bukan?” tanya Young eun “ya, begitulah, mau aku ikut berkomentar?” ucap Da jung “yaaaakkkkk” teriak Young eun.
Kyung min sedang makan bersama asistennya, tiba-tiba temannya datang dan memberitahukan kepadanya kalau Oh Seung ah sudah keluar dari agensi SW Entertainment dan lebih memilih bergabung dengan Agensi Jang Ki joon. Sutradara Lu yang kebetulan berada tidak jauh dari Kyung min terkejut bukan main bahkan tanpa disadarinya, kaset-kaset hasil editing yang berada digenggamannya terjatuh ke lantai. Sutaradara Lu terlihat menyesal sudah menolak Ki joon yang pernah datang kepadanya dan tidak mempercayai ucapan Ki joon yang mengatakan kalau Oh Seung ah meneleponnya. “kenapa aku begitu ceroboh” gumam Sutarada Lu pada dirinya sendiri dan tidak berhenti mengutuk dirinya yang terlalu bodoh. Sutradara Lu dengan cepat mengambil Hp dari dalam sakunya dan menelepon Ki joon.
“aku sudah salah menilaimu” ucap Sutradara Lu begitu Ki joon kembali ke meja dan membawa dua gelas kopi “aku tidak mengerti maksudmu?” tanya Ki joon heran “Oh Seung ah, kau sudah menjadi managernya bukan?” tanya Sutaradara Lu “oh, Oh Seung ah, iya, memangnya kenapa?” tanya Ki joon “saat itu aku berpikir kau hanya bercanda mengatakan Oh Seung ah meneleponmu, kalau saja kau serius sedikit” jawab Sutradara Lu. Ki joon yang mulai mengerti dengan maksud ucapan Sutaradara Lu, bersikap sok jual mahal “oh, aku dulu memang sengaja” jawab Ki joon “oh, mengenai dua aktormu aku akan mempertimbangkannya” ucap Sutarada Lu “oh, tidak perlu, ayo diminum nanti dingin” ucap Ki joon dan segera berlalu pergi dengan senyuman penuh kemenangan.
Ki joon menemui beberapa pihak rumah produksi yang ingin menawarkan kerjasama dengannya dan wartawan yang ingin mewawancarainya. Ki joon sedikit grogi sampai-sampai salah mengambil minuman yang seharusnya milik perwakilan rumah produksi. Ki joon berkata pada beberapa PH kalau dirinya harus membicarakan dulu dengan Oh Seung ah yang mana yang akan dipilihnya (wah hebat, Ki joon tidak seenaknya mengambil keputusan sendiri).
Ki joon juga tidak sengaja bertemu dengan salah satu temannya yang ingin meminjam uang padanya “hyaaaa, lunasi dulu hutangmu yang kemarin” teriak Ki joon. Setelah itu Ki joon bertemu dengan puluhan anak SMA yang merupakan fans fanatic Oh Seung ah. Ki joon terkejut melihat penampilan mereka yang sangat mirip dengan Oh Seung ah, mereka juga memberikan beberapa peralatan yang dibutuhkan Oh Seung ah dan mengancam KI joon untuk menjaga Oh Seung ah dengan baik. “hyakkk, sebaiknya perhatikan penampilan kalian dulu” ujar Ki joon dan mengacak-ngacak rambut mereka satu persatu.
Oh Seung ah menerima telepon dari temannya yang ingin mengkonfirmasi mengenai kabar tentang dirinya yang sudah keluar dari SW Entertainment. Seung ah membenarkannya dan melanjutkan menonton drama Love in Paris yang merupakan kebiasannya.
Keesokan harinya Oh Seung ah memanjakan dirinya ke salon dan tidak sengaja bertemu dengan Cherry. Cherry terlihat sangat senang dan tidak menyangka bisa duduk bersebelahan dengan Oh Seung ah seorang artis terkenal. Seung ah sama sekali tidak memperdulikan Cherry dan bahkan menyiram air ke wajah Cherry hingga dua kali karena sifat Cherry yang terlalu kekanak-kanakan, cara bicaranya yang sama sekali tidak sopan dan sebagai balas dendam atas sakit hati Ki joon karena Cherry memilih bergabung dengan SW Entertainment daripada bersama dengan Ki joon. Cherry terlihat sangat marah dan berusaha menahan tangisnya “kau, sebaiknya jaga ucapanmu, aku tidak takut pada siapapun kecuali pada diriku sendiri” ucap Seung ah.
Cherry melaporkan hal tersebut kepada Manager Jin , namun Manager Jin terlihat tidak perduli.
Young eun ke Bandara untuk menjemput Joon he yang baru saja pulang dari London, tempat tinggal ayahnya.
Young eun bertanya apa saja yang dilakukan Joon he selama bersama ayahnya. Joon he dengan antusias mulai bercerita kalau dirinya berjalan-jalan bersama ayahnya dan melihat kambing. “bagaimana keadaan ayahmu?” tanya Young eun “ayah baik, dia sudah melihat naskah buatan ibu yang dijadikan sebuah drama di televisi” jawab Joon he “bagaimana tanggapannya?” tanya Young eun lagi. Joon he terdiam dan Young eun sudah bisa menangkap maksud dari diamnya Joon he.
Young eun masuk ke kamarnya dan kembali melihat naskah ticket to the moon, tulisan pertamanya. Young eun kembali mengingat kata-kata Kyung min kalau dia tidak akan membuat Young eun malu jika bekerjasama dengannya. Young eun akhirnya menelepon Kyung min dan mengajaknya bertemu.
Young eun setuju bekerjasama dengan Kyung min, tetapi sebelumnya mereka kembali terlibat pertengkaran-pertengkaran kecil. Kyung min kembali mengungkit kejadian sewaktu di Taiwan saat dirinya membantu Young eun untuk mengambilkan cincinnya, “kau sama sekali tidak berterima kasih waktu itu” ucap Kyung min “aku sudah mentraktirmu makan malam, apa kau sudah lupa” jawab Young eun.
Young eun sangat kesal dengan Kyung min dan melampiaskan kekesalannya kepada Da jung. “kenapa penampilanmu seperti itu” teriak Young eun pada Da jung yang baru saja bangun dari tidurnya “ah, maaf” jawab Da jung “apa ada telepon untukku?” tanya Young eun dan mengambil salah satu jeruk yang tersimpan di meja dan memakannya “tidak ada, kakak tidak ingin melihat penampilan kak Ce Sing?” tanya Da jung.
Young eun bergegas ke tempat pertunjukan teater Ji Youn dan tidak sengaja melihat Seung ah disana. Young eun bahkan mengira dirinya yang dibicarakan oleh para penonton yang lainnya saat mereka berbisik-bisik. “dia kan yang sering muncul di tv, iya tidak salah lagi”.
Young eun dan Seung ah sama-sama terkesima dengan acting Ji youn yang memukau. Seung ah tanpa sengaja melihat Young eun yang duduk tidak jauh darinya. Begitu pementasan selesai, Young eun dan Seung ah masih duduk di kursi masing-masing dan tidak berniat sedikitpun untuk beranjak dari kursinya. Young eun dan Seung ah saling melirik satu sama lain dan akhirnya pandangan mereka saling bertemu. “ada apa, kau ingin bicara denganku?” tanya Seung ah sinis “apa ,aku? Tidak mungkin” jawab Young eun. Tiba-tiba Ji youn keluar “Ji youn-ah” ucap Young eun dan Seung ah bersamaan.
Ternyata Young eun adalah guru dari Ji youn dan Seung ah adalah teman kuliah Ji youn. JI youn kemudian meminta Young eun dan Seung ah untuk menunggunya di kedai di pinggir jalan, karena dirinya masih ada sedikit urusan dengan para pemain lainnya.
Begitu mereka keluar dari gedung pementasan para Fans Seung ah masih menunggunya. Hal itu semakin membuat Young eun kesal. Apalagi mereka menghalang-halangi jalan Young eun dengan meminta tolong kepada Young eun meminta tanda tangan Seung ah.
Semua pandangan orang tertuju pada Seung ah begitu mereka sampai di kedai, sementara itu Young eun mengibas-ngibaskan jaketnya yang kotor akibat didorong fans Seung ah. Semula Young eun tidak ingin memesan minuman tetapi Seung ah memaksanya.
Young eun mulai mengejek Seung ah dengan mengatakan kalau Seung ah pasti iri dengan Ji young yang memiliki acting yang bagus. Seung ah tidak tinggal diam dan ikut membalas kata-kata Young eun dengan mengatakan kalau honor Young eun sebagai penulis naskah sangat kecil. Ji youn akhirnya datang dengan membawa teman-temannya.
Salah satu aktris senior menawarkan minuman kepada Seung ah, namun Seung ah menolak dengan alasan mengendarai mobil. Begitupun ketika pemiliki kedai meminta tanda tangan Seung ah, Seung ah bukannya mengambil kertas yang diletakkan di meja tetapi malah mengambil segelas air dan meminumnya.
Aktris senior tidak senang melihat sikap Seung ah dan mengatakan kalau Seung ah hanya aktris biasa saja yang hanya mengandalkan kecantikannya. Seung ah hanya terdiam dan mengeluarkan selembar cek senilai 100 won “aku yang mentraktir” ucap Seung ah dan beranjak pergi.
Begitu masuk ke dalam mobil, Hp Seung ah berbunyi, Ki joon mengajaknya minum bersama lagi bersama dengan actor-aktor asuhan Ki joon. Seung ah terlihat tidak senang apalagi Ki joon mengajaknya bertemu di kedai yang rame sama seperti kedai sebelumnya. Ki joon meminta Seung ah untuk menganggap actor-actor yang lain sebagai keluarga Seung sendiri “jangan bawa aku ke tempat yang banyak orang dan aku bukan keluarga mereka” teriak Seung ah dan beranjak pergi.
Ki joon mengejarnya “apa yang kau lakukan, kenapa kau meremehkan mereka?kau tak pantas melakukannya, cepat minta maaf” teriak Ki joon “kenapa aku harus minta maaf, aku tak suka dimintai tanda tangan dengan memakai kertas yang lusuh, aku tidak suka minum di tempat yang ramai, aku tidak suka diet, jika kau tidak suka dengan diriku yang seperti ini, aku bisa ke tempat lain” jawab Seung ah dan tidak kalah emosinya. Ki joon terdiam sesaat “pergilah” ucap Ki joon.
BERSAMBUNG........
No comments:
Post a Comment