Wednesday, February 9, 2011

[Sinopsis] Movie Wedding Dress Bagian Pertama




Hujan turun rintik2…. Di dalam sebuah toko seorang wanita terlihat sedang menggambar rancangan baju pengantin.Wanita itu adalah Seo Go-eun seorang single mother yang berjuang membesarkan anaknya yang bernama Jang So ra seorang diri. Suaminya telah meninggal dunia. Dia tersenyum melihat hasil rancangannya. So ra adalah anak yang tertutup , mungkin karena terbiasa hidup sendiri dan sering ditinggal sang ibu yang sibuk bekerja.

“Go En, gaunnya tertukar” ucap teman Go eun terlihat panik . Go eun dan temannya buru2 menuruni tangga. “mudah2an waktunya cukup” ucap teman Go eun “kenapa bisa tertukar?”tanya Go eun “aku sudah menyuruh su kyung, bagaimana ini” Handphone Go eun berbunyi , “Ya So Ra, Apa?”. So ra menelepon ibunya meminta untuk dijemput karena dia lupa membawa payung.

So Ra mondar mandir di depan gedung sekolah menunggu ibunya datang. Beberapa menit kemudian sebuah mobil merah memasuki area sekolah, rupanya itu Go eun. “ayo So Ra , palli, sedang apa” So ra tidak mau naik ke mobil karena takut terkena hujan. Akhirnya Go eun turun dari mobil dan menjemput So Ra. “So ra, tadi pagi kan sudah kubilang bawa payung” “tadi pagi tidak hujan omma” “kubilang 80 % akan hujan, setiap kali hujan harus seperti ini”. Hp Go eun kembali berbunyi “tunggu, aku sedang di jalan” “cepat 10 menit lagi akan dimulai” ucap su kyung “siapa suruh salah bawa gaun, sudah tutup teleponnya” bentak Go eun.

Go eun akhirnya sampai di gedung pernikahan. “bagaimana sich bisa tertukar” ucap pengantin perempuan yang terlihat panik. Tiba2 dia berhenti “kenapa?” tanya temannya “bunganya mana?” tanya pengantin perempuan pada Go eun “bunganya disini” teriak teman Go eun dan kemudian melemparkan bunganya kepada Go eun untuk ditangkap. Tetapi yang terjadi bunganya malah ditangkap oleh So Ra. Go eun dan So Ra tersenyum.

Go eun mengantar So Ra ke tempat les Balet. ‘lain kali tidak bisa ya seperti ini, ibu tidak bisa keluar pada saat jam kerja” “tadi tidak ada tante” jawab So ra . Go eun menyuruh So Ra mencium pipi dan keningnya, So Ra melakukannya dengan malas2an. “hidung” ucap Go eun “ tidak mau, sudah terlambat” jawab So Ra dan kemudian turun dari mobil.

So ra hanya berdiri di depan pintu dan melihat teman2nya latihan . So Ra enggan berlatih Balet bersama teman2nya apalagi dia tidak terlalu akrab dengan mereka terutama dengan Jin A. So Ra mendengar seseorang datang dan dia buru2 bersembunyi di dalam salah satu ruangan. So ra mendengar suara di belakangnya, rupanya seorang pria sedang menelepon pacarnya. Pria itu kaget karena melihat So ra. ”kamu siapa?” tanya Ji hoon “nangis ya?” tanya So Ra “mau belajar tek ge yen ?” tanya ji hoon “belum ada murid sama sekali” tanya So Ra “belum datang”. Ruangan yang dimasuki So Ra adalah tempat latihan tek ge yen yang berada di gedung yang sama dengan tempat latihan Balet So ra. Namja tersebut bernama Ji hoon yang menangis karena diputuskan oleh pacarnya karena dia terlalu sibuk.

Go eun bersenang2 bersama teman2nya dan mentraktir mereka makan Bo Shin Tang (sepertinya Bo Shin Tang makanan untuk kesehatan). Go eun buru2 pergi begitu mendapat telepon jika orang yang meminjam uangnya sudah ditemukan.

So ra melihat ji hoon berlatih tek ge yen dan mengikutinya berlatih, Handphonenya berbunyi “oh omma, aku? Di tempat les balet. Iya aku ke sana”. So Ra diajak Go Eun ke tempat temannya yang meminjam uangnya. “emmm,enak sekali” ucap Go eun “omma sekarang jadi kaya?” tanya So Ra “omma memang orang kaya, bilang saja mau makan apa” jawab Go eun “boleh selain makanan omma?” tanya So Ra “ya” jawab Go eun. So Ra minta dibelikan Game Bot oleh mamanya, mereka pun bermain bersama. Malam harinya Go eun datang ke kamar So Ra dan ingin tidur bersamanya(mungkin karena jarang menghabiskan waktu bersama So Ra).

Keesokan paginya So Ra hendak berangkat ke sekolah. “ ah mama pelan2,sakit” teriak So ra “kamu harus mulai belajar sisir rambut sendiri, rambutmu kusut sekali” ucap Go eun kepada So Ra. Go eun dan So Ra setiap pagi datang ke rumah kakak Go eun. Mereka selalu makan pagi di rumah kakak Go eun karena Go eun tidak pernah memasak.

Go eun datang ke kantor kakaknya dan mengajaknya ke showroom mobil. Go eun ingin membelikan kakaknya sebuah mobil. “hey kamu ini kenapa?”tanya kakak Go eun “ bukannya oppa sudah naik jabatan. Aku ingin menghadiahkanmu mobil ini” ucap Go eun yang terlihat sangat senang “mobilku masih bagus, aku akan membuatmu hidup di dalam mobil jika membelikannya untukku” ucap kakak Go eun dan berlalu pergi. Oppa tunggu...

Sepasang kekasih datang ke butik tempat Go eun bekerja dan ingin membeli baju pengantin. Teman Go eun menunjukkan hasil rancangan butik mereka namun calon pengantin wanita merasa tidak cocok . Teman Go eun mengajak mereka naik ke lantai atas ruangan kerja Go eun untuk melihat baju pengantin yang lain. Pandangan calon pengantin wanita tertuju pada desain gambar Go eun yang terletak di meja. Dia ingin baju hasil rancangan yang ada di gambar. Go eun yang datang tepat waktu melihat hasil rancangannya berada di tangan calon pengantin wanita. Go eun pun mengambilnya dan mengatakan jika baju tersebut sudah dibeli orang. Teman Go eun mengejarnya “kamu ini ada apa?” “ini tidak boleh dijual” jawab Go eun “kalau tidak boleh dijual kenapa kamu menggambarnya dengan sia2, kamu ingin menjualnya ke orang lain?” “aku ingin memakainya” jawab Go eun yang merebut lagi hasil rancangannya “dasar, katanya tidak ingin menikah lagi, cepat berikan padaku” “Ini milik So Ra” teriak Go eun dan pergi….

“hari ini kenapa pulang cepat omma?” tanya So ra kepada ibunya yang sedang memotong melon “karena ingin melihat So Ra” jawab Go eun dan memberikan potongan melon kepada So ra “besok kita pergi nonton yuk?” ucap Go eun “besok ada jalan2 dari sekolah” jawab So Ra “jalan2, kenapa baru bilang sekarang” ucap Go en yang terlihat kaget “besok pagi tinggal beli Kimbab dan makanan kecil di supermarket seperti biasa kenapa memangnya omma?” Go eun terlihat sedih dan kemudian berpikir ”sebenarnya aku pandai mebuat kimbab, kamu tidak tahu kan?” ucap Go eun dengan antusias “tidak tahu” jawab So Ra dengan santainya “masa? Karena aku sibuk bekerja makanya kamu tidak tahu. Seandainya kamu makan buatanku kamu akan pingsan” ucap Go eun dengan bangganya “kita beli saja omma” ucap So ra yang terlihat khawatir dengan hasil buatan mamanya.

Malam harinya begitu So ra tidur, Go eun mulai membuat kimbab. “kenapa terbuka terus?” keluh Go eun “kenapa bolong terus, membuat hatiku ikutan bolong juga”….

Keesokan paginya

“Hujan” ucap Go eun “berarti tidak jadi jalan2” jawab So ra yang menatap ke luar jendela “benar2 kuberusaha’ ucap Go eun kemudian berbalik ke belakang melihat KImbab hasil buatannya. “ayo kita berangkat” ucap Go eun kepada So Ra. “kimbab buatanku tidak bisa dimakan di rumah” ucap Go eun sambil menyetir mobil “karena itu kita harus pergi ke pantai?” tanya So Ra “disana tidak hujan, omma sudah lihat berita” ucap Go eun berusaha meyakinkan So Ra “bilang apa pada guru?” tanya So Ra “aku bilang nenekmu ulang tahun” jawab Go eun “waktu pelajaran aku sudah bilang nenekku sudah meninggal” “bilang nenek dari ayahmu” ucap Go eun “aku bilang dua2nya sudah meninggal” jawab So ra “tenang nanti mama yang tanggung jawab” …. Lagu kesukaan Go eun diputar di radio. Go eun menyuruh So Ra untuk diam karena dia ingin mendengar lagu yang sering dinyanyikan oleh ayah So Ra dan lagu yang dinyanyikan sewaktu melamar dirinya.

“Wow, pantai…. Aku bilang apa So Ra disini tidak hujan” ucap Go eun kepada So Ra begitu mobil mereka memasuki kawsan pantai. Go Eun dan So ra bermain2 di pantai, mereka mencari kerang, makan kimbab bersama, berfoto di pinggir pantai…. So Ra berlarian di pantai dan Go eun melihat anak satu2nya berlarian di pantai entah apa yang dipikirkannya.

Go eun dan So ra mandi bersama . Go eun menyiram kepala So Ra yang terdapat banyak busa. Dia kemudian mencium anaknya namun So Ra malah menangis dicium mamanya(So Ra paling g suka dicium).

Di Rumah kakak Go eun sedang diadakan upacara penghormatan untuk mendiang ibu mereka. Go eun terlambat datang. Kakak Go eun yang perempuan terus mengomel karena Go eun selalu terlambat datang dan karena Go eunlah ibu mereka meninggal. Kakak Ipar Go eun membela Go eun(kakak ipar Go eun yang jadi ibunya tak goo, disini dia tetap saja baik)…. “sepertinya dia terlambat datang, kita mulai duluan saja” ucap oppa Go eun .

Bel berbunyi, rupanya itu Go eun yang datang sambil menggendong So Ra yang tertidur. Go eun meminta maaf kepada kakaknya dan kakak ipar karena terlambat datang. Upacara penghormatan dimulai. Go eun merasa tidak enak badan dan terus saja keringat dingin. Pandangannya mulai kabur dan jatuh pingsan.

Go eun mulai siuman. Dia melihat ke sekeliling dan ternyata dirinya sudah ada di Rumah Sakit. “kanker lambung dan kondisinya sekarang semakin buruk. Besok konsultasi dengan dokter saja” ucap dokter kepada kakak dan kakak ipar Go eun. Go eun yang mendengar hal tersebut hanya tersenyum, rupanya dia sudah lama tahu tentang penyakitnya tapi tidak memberitahukan kepada siapapun.

Di mobil dalam perjalanan pulang Go eun terdiam begitu juga dengan kakak dan kakak ipar Go eun. “mianhae oppa, selalu membuat kakak lelah” ucap Go eun dan matanya mulai berkaca2. “So ra tidak tahu” ucap Go eun melanjutkan ucapannya. Kakak Go eun menghentikan mobil dan keluar dari mobil. Dia terduduk lemas di jalanan dan mulai menangis.

Ji hoon mulai membagikan brosur tek ge yen di depan pagar sebuah sekolah kepada anak2. So Ra yang kebetulan sekolah di situ melihatnya dan mendekatinya. Ji hoon yang tidak melihat So ra lalu membagikan brosur tersebut ke So ra. “tambahin permen akan lebih baik” ucap So ra “kamu sekolah disini ya, beri ini ke teman2mu?” tanya Ji hoon “berikan setelah pulang sekolah” ucap So ra kemudian pergi. Ji hoon tersenyum mendengar ucapan So ra….

Jam makan siang, Jin A datang mendekati So ra. ”Kamu kenapa tidak datang tempat les?tidak ingin manggung?apa takut denganku? Tanya Jin A dengan nada sinis “aku tidak suka balet” jawab So ra dan melanjutkan makan. Jin A melihat minuman So ra kemudian meminumnya “maaf aku sangat suka banana tetapi kusisakan sedikit untukmu” ucap Jin A dan kembali duduk di kursinya. So ra yang jengkel dengan sikap Jin A kemudian berdiri dan menuangkan sisa minumannya ke makanan Jin A. “kamu kenapa? ”tanya Jin A yang hampir menangis “katanya sangat suka dengan susu ini, minumlah semuanya” ucap So ra…..

“Unnie” ucap Go eun kepada temannya “aku takut jika kamu memanggilku seperti ini” Go eun hanya tersenyum “aku ingin istirahat setelah pakaian ini selesai” ucap Go eun “ya, kamu ingin susun rencana untuk mengalahkanku?” ucap teman Go eun “aku sedang tidak enak badan” jawab Go Eun “aku juga lelah sekali, setiap malam harus minum Soju baru bisa tertidur. Kamu kira hanya kamu saja?” “dan ada yang harus kubereskan” tambah Go eun…..

Handphone Go eun berbunyi dan yang menelepon adalah guru So ra yang memberitahu jika So ra berkelahi dengan teman sekelasnya. “dia tidak bermasalah dalam pelajaran . Di kelas ada yang bernama Jin A, dulu mereka sangat dekat.Pada suatu hari So ra membuat Jin a malu dengan mengolok Jin A dengan sebutan orang miskin karena Jin A tidak sengaja meminum minuman So ra. Setelah itu Jin A dan So ra tidak akrab lagi”. Ucap guru So ra begitu Go eun sampai di ruang guru. “apa So ra tidak mempunyai teman?” tanya Go eun. Guru So ra hanya terdiam.

Ji hoon sedang asyik melihat guru balet So ra latihan. Dia pun tanpa sadar mengikuti gerakannya. Begitu masuk di ruangannya dia kaget karena melihat So ra telah duduk di kursi. “ya, kamu kapan datang?” tanya ji hoon “permen?siapa suruh kamu lakukan ini?” tanya ji hoon lagi yang melihat So ra sedang menempelkan permen di brosur tek ge yen. “sekolah telah memanggi mamaku, aku tidak tahu apa yang akan terjadi?”jawab So ra sedih “sebelum mama pulang kamu harus menyimpan barang2 yang bisa dilempar” ucap Ji Hoon . So ra yang mendengar hal tersebut berdiri dan mengambil tasnya “hei, belum satu jam?” tanya Ji hoon “pergi menyimpan barang2 yang bisa dilempar” jawab So ra.

Begitu sampai di rumah So ra kaget karena mendengar suara seseorang di kamar mandi yang sedang muntah2. “omma” panggil So ra . Seseorang keluar dari kamar mandi “kamu pulang cepat?” tanya Go eun “mama kenapa?” So ra kembali bertanya “terlalu banyak makan makanya muntah” jawab Go eun.

“mama marah?” tanya So ra kepada mamanya yang terus saja diam “tidak” jawab Go eun kemudian duduk di hadapan So ra “So ra, kenapa tidak bisa makan bersama teman2?sambil mengobrol akan lebih dekat dengan teman” ucap Go eun menasehati “jorok” jawab So ra “apanya yang jorok, nanti setelah kamu besar akan menikah dan ketemu dengan banyak orang, maka dari itu harus bisa makan dengan teman2. Mama tidak akan bisa menemanimu” “tidak ada mamapun bisa tinggal sendiri” “ kamu tahu tinggal sendiri itu seperti apa?” ucap Go eun sedih “kenapa tidak tahu?makan sendiri, membuat PR sendiri, tunggu mama pulang hingga tertidur. Selama ini aku lakukan itu, kenapa tidak bisa tinggal sendiri?” “itu karena mama sibuk” “tanpa mamapun aku bisa sendiri makanya jangan perduli denganku” “bagaimana bisa tidak perduli, kalau kamu butuh sesuatu?” “ada tante, tante lebih perhatian daripada mama”. Go eun yang mendengar semua ucapan So ra menangis dan masuk ke kamar meninggalkan So ra sendiri. Go eun menyesal karena tidak pernah memperhatikan So ra. Begitu Go eun keluar dari kamar So ra meminta maaf dan mengatakan jika ingin tinggal dengannya sampai tua. Go eun yang mendengar ucapan So Ra kemudian memeluk anaknya.

Go eun datang menjemput So ra ke tempat les balet. Namun teman So ra mengatakan jika So tak pernah datang latihan. Go eun menelepon So ra dan mendapati So ra sedang berdiri di depan ruangan tak ge yan. Go eun masuk dan kemudian marah2 kepada ji Hoon karena tidak menyuruh So ra latihan Balet malah membiarkannya bermain2….

Go eun melepas semua poster balet di kamar So ra…. “aku akan latihan lagi omma” “tidak perlu, aku kira kamu menyukainya” ucap Go eun “di tempat les ada Jin A” jawab So ra “Jin A? dia mengganggu kamu? Tanya Go eun “tidak kenapa2, aku tidak ingin pergi ke tempat itu” jawab So ra sedih. “So ra pasti banyak kesulitan dalam hidup. Setiap kali mengalami kesulitan apa kamu mau kabur terus? Ah… pada hari ulang tahun kita undang teman2mu dan Jin A juga….. “ ucap Go eun.

So ra hendak memberikan undangan ulang tahun kepada teman2nya namun pada saat itu Jin A tiba2 datang. So ra akhirnya mengurungkan niatnya dan tidak memberikan undangan ulang tahun kepada teman2nya.

Hari ulang tahun So ra, Go eun menunggu teman2 So ra datang namun tidak ada tanda2 kedatangan mereka. So ra sendiri belajar di kamar dan tidak memperdulikan ulang tahunnya. “sebelum merayakan ulang tahun belajar dulu ya?” tanya Go eun yang melihat So ra belajar “teman2nya mana?apa terlambat?” tanya Go eun lagi “tidak datang, tidak ada yang datang” jawab So ra. Go eun sedikit jengkel melihat sikap anaknya, namun dia berusaha tetap sabar menghadapi sikap So ra. “So ra, sedang apa. Ayo kita mulai pestanya ngapain bikin tugas” ucap Go eun dan langsung menarik So ra keluar dari kamar.

Go eun dan So ra bersama2 meniup lilin ulang tahun dan kemudian bernyanyi. “So ra kamu ingin lakukan apa? Tidak ingin bersepeda?” tanya Go eun “aku tidak bisa naik sepeda”…. Go eun mengajari So ra naik sepeda. Dia terus memegang sepeda So ra dan tidak melepaskannya meskipun keringat dingin telah mengucur di sekujur tubuhnya. Begitu So ra sudah dirasa bisa, Go eun perlahan2 melepaskan pegangannya pada sepeda So ra dan duduk terjatuh . “mama aku sudah bisa” ucap So ra dan berbalik ke belakang. Dia heran karena mamanya terduduk di lapangan jauh di belakanganya.

Go eun dengan susah payah mencoba menelan obat. So ra yang melihat hal tersebut sedih dan mulai berpikir ada apa sebenarnya dengan mama.

“harus menginap di rumah sakit, dari sekarang tidak akan sanggup jika hanya meminum obat” ucap dokter ketika Go eun check up ke rumah sakit “aku rajin minum obat” ucap Go eun “obat itu hanya menghilangkan rasa sakit saja, mulai dari hari ini saja” ucap dokter “dokter saya orangnya penakut, jika sakitnya parah saya akan langsung ke rumah sakit” ucap Go eun….

“tante aku mau pulang, bisa mengantarku sampai ke rumah?” ucap So ra kepada tantenya. Di perjalanan menuju rumah So ra bertanya kepada tantenya mengenai mamanya “tante, mama banyak minum obat, sangat banyak. Apakah mama sakit? Sakit ya?” tante hanya mengangguk “sakit apa?” tanya So ra “So ra mama memang sakit, tetapi dia pergi berobat ke rumah sakit. So ra harus banyak berdoa untuk mama” jawab tante So ra “kojimma” ucap So ra dan berhenti berjalan “pasti bohong” ucap So Ra . “tante So ra duduk di hadapan So ra “ So ra ada apa, kamu bicara apa?” So ra mulai menangis”saya juga tahu, pergi berobat ke rumah sakit dan banyak minum obat, sering pingsan dan muntah. Mama akan meninggal? Omma chukoyo? Tante tidak boleh berbohong, nanti aku bisa benci tante. Berapa lama lagi?” “masih kurang tahu, mama kamu sangat kuat” jawab tante So ra berusaha menenangkan keponakannya tersebut. “tante, tolong rahasiakan ini pada mamaku, kalau mama tahu akan membuat dia sedih” pinta So ra. “kude”.

Bersambung…..

No comments:

Post a Comment