Setidaknya sampai saat ini diperkirakan 1000 orang menjadi korban tewas keganasan kombinasi mematikan gempa bumi dan tsunami seperti dilansir salah satu media lokal Jepang.
Menurut Badan Nasional Jepang mengatakan bahwa 202 orang telah dikonfirmasi tewas dan 673 orang dilaporkan hilang sementara 991 orang luka-luka.
Namun angka tersebut akan terus bertambah seiring degan pelaksanaan evakuasi yang akan dilakukan sepanjang pantai timur laut pulau Honshu yang merupakan lokasi yang terkena dampak tsunami yang dahsyat setidaknya sekitar 3000 rumah lebih tersapu air bercampur lumpur dan material lainnya.
Selain itu, dilaporkan sebuah kapal yang mengangkut setidaknya 100 orang hilang setelah berlayar dekat titik awal tsunami dan empat kereta yang melalui jalur pantai timur laut menghilang akibat tsunami dan gempa paling dahsyat di Jepang selama 20 tahun terakhir tersebut.
Sekitar 50,000 Personil angkatan bersenjata diturukan untuk ikut membantu penanggulangan bencana, 300 pesawat dan 40 kapal dikerahkan untuk mengupayakan evakuasi korban.
Sekitar 1800 rumah di Minaisoma, Perfektur Fukushima hancur sedangkan di Sendai dilaporkan 1200 rumah roboh akibat terjangan dan landasan bandara dipenuhi mobil-mobil yang terbawa tsunami.
Gempa ini merupakan gempa kelima yang terbesar di dunia sejak tahun 1900 dan 8000 kali lebih kuat daripada gempa yang mengguncang Chirstchurch, Selandia Baru bulan lalu ungkap para peneliti seperti dilansir BBC.
Gempa di Jepang yang mengguncang sekitar pukul 14.46 waktu setempat tersebut berada dikedalaman 24 kilometer dan 400 km sebelah timur laut Tokyo, mengakibatkan tsunami dengan kecepatan rata-rata 800km/jam.
Dampak lain yang menghantui Jepang setelah gempa dan tsunami adalah bahaya kebocoran nuklir akibat rusaknya peralatan keamanan setelah gempa menerjang kawasan tersebut.
Pemerintah Jepang sendiri telah mengumumkan keadaan waspada di dua pembangkit tenaga nuklir Fukushima. Ribuan orang diungsikan ke tempat yang lebih aman dan menjauh dari pembangkit tersebut.
Dalam undang-undang Jepang, jika terjadi terhadap sistem pendingin maupun lepasnya zat radioaktif maka pemerintah diharuskan mengumumkan bahwa pembangkit sedang berada pada keadaan darurat dan kondisi sekitar pembangit berbahaya untuk didekati.
Pengumuman darurat tersebut diumumkan sendiri oleh Perdana Mentri Jepang, Naoto Kan setelah memantau situasi yang terjadi dipembangkit nuklir tersebut.
Sampai saat ini dilaporkan terdapat lima reaktor nuklir yang mengalami kerusakan sistem pendingin. Dikabarkan sistem pendingin yang berada didalam pembangkit nuklir Fukushima 1 dan Fukushima 2 berhenti beroperasi dan meningkatkan tekanan yang melonjak dibeberapa reaktor.
Untuk mengurangi tekanan ini maka diambil keputusan untuk melepaskan beberapa gas yang bisa saja mengandung zat radioaktif yang membahayakan. Namun pihak terkait mengatakan bahwa hasil buangan tersebut telah diproses sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
“Kemungkinan kebocoran zat radioaktif keluar memang ada, namun jumlahnya sangat sedikit dan kami berencana menggunakan tiupan angin untuk membawanya ke laut”, ujar Kepala Sekertaris Kabinet Jepang, Yukio Edano seperti dilansir BBC.
Pemerintah setempat juga menghimbau agar masyarakatnya mengguanakan listrik seefisien mungkin karena akibat gempa kemampuan memasok listrik semakin menurun. Jepang memang mengandalkan tenaga nuklir untuk memasok sekitar sepertiga kebutuhan listriknya.
Namun setelah dilanda bencana alam, pembangkit dan reaktor yang didesain bagaimanapun jugaa dapat menimbulkan resiko kebocoran yang sangat berbahaya bagi manusia.
Trending topic #prayforjapan sendiri di twitter sudah menduduki posisi teratas sejak bencana alam tu melanda negeri sakura tersebut. Komunitas internasional juga menawarkan bantuan internasional untuk membantu penanggulangan bencana agar Jepang dapat segera pulih dari segala kerusakan yang ditimbulkan.
Sumber :Metrotainment
No comments:
Post a Comment