Thursday, March 10, 2011

[Sinopsis] Movie Wedding Dress Bagian Kedua (END)

Akhirnya selesai juga....

Sedih banget bwt bagian kedua movie wedding dress kali ini chingu....

http://www.smileycodes.info



G berhenti netesin air mata. Aktingnya So ra bagus banget.....



Selamat membaca Chingudeul dan mian jika masih banyak salah....





So ra sangat sedih mengetahui jika hidup mamanya tidak lama lagi. Dia berusaha tegar dan berpura-pura di depan mamanya jika tidak terjadi sesuatu. “mama, aku berangkat sekolah dulu” teriak So ra kepada mamanya yang sedang muntah-muntah di kamar mandi. “iya, mama sedang……….” “makanya jangan terlalu banyak makan” teriak so ra. “harus sisir rambut” ucap Go eun “aku sudah bisa sisir rambut sendiri. Aku berangkat” teriak So ra. Begitu menutup pintu rumah So ra mulai menangis (kasihan So ra).

Di kelas So ra sedang belajar music. Namun dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi. So ra melihat tulisan di bukunya (80% akan hujan) yang merupakan tulisan mamanya. So ra melihat keluar jendela dan ternyata benar di luar sudah hujan .

Waktunya pulang sekolah. Semua teman2 so ra membawa payung . So ra berdiri di depan sekolah dan sepertinya sedang berpikir. So ra memutuskan berjalan pulang di tengah guyuran hujan. Namun tiba-tiba seseorang datang dan mengarahkan payung kepadanya. “omma” ucap So ra terlihat sangat senang “kamu terkejut ya?mama kan sudah bilang bawa payung” ucap Go eun dan mengajak So ra pergi.

“kamu ngantuk ya?” Tanya Go eun yang sibuk memperbaiki baju pengantin “sebentar lagi selesai, makanya mama bilang tadi di rumah saja” “tidak ngantuk sama sekali, tidak ingin tidur jika bersama mama” ucap So ra dan terus memperhatikan mamanya “kenapa?” Tanya Go eun khawatir “kalau tutup mata nanti tidak bisa melihat muka mama” jawab So ra. Go eun yang mendengar jawaban So ra terdiam dan mendekati anaknya. Dia menatap anaknya dan perlahan2 matanya mulai berkaca2. “omma, pas mama menikah kenapa tidak memakai gaun?” Tanya so ra penasaran “waktu itu ayahmu tidak ada uang, tapi dia belikan mama gaun terusan sebagai gantinya.” Jawab Go eun dan tersenyum “berarti mama hanya membuat gaunnya saja?” “iya” jawab Go eun “tidak ingin memakainya?” Tanya so ra.

Go eun mengenakan gaun pengantin dan so ra yang melihatnya tercengang, dalam hati So ra berkata “mama sangat cantik”. So ra kemudian mengajak mamanya berdansa seolah-olah dia sebagai pengantin prianya. Oppa Go eun yang kebetulan lewat menangis sambil tertawa melihat tingkah lucu mereka.

So ra sampai di tempat les balet dan dia hanya mondar mandir di depan kelasnya sambil memperhatikan teman-temannya satu persatu masuk ke ruang les. “dasar pengecut” teriak Ji hoon mengagetkan so ra. “kamu jahat sekali, setelah peristiwa itu tidak pernah datang lagi. Dasar semua perempuan memang begitu” ucap Ji hoon kepada So ra.

Mereka berdua duduk di taman sambil memakan es krim. “kamu dimarahi?” tanya Ji hoon lagi yang melihat So ra terdiam dan tak bersemangat seperti biasanya. “tidak dimarahi” jawab So ra “Pak guru, pernah ke stasiun radio?” tanya So ra

“Senang tidak, berangkat sekolah dengan mama?” tanya Go eun ketika mengantarkan So ra ke sekolah “emm” gumam So ra “omma, apa sebaiknya hari ini aq bolos saja?” tanya So ra “we?” tanya Go eun heran karena So ra biasanya nggak suka bolos sekolah “ingin bermain dengan mama, tenang saja aku yang akan menjelaskan kepada guru” jawab So ra senang “koronika?” tanya Go eun tidak percaya “ne omma” jawab So ra. Go eun dan So ra pun pulang ke rumah dan menghabiskan waktu bersama2 mulai dari membaca buku dan makan bersama hingga akhirnya mereka kelelahan dan tertidur di sofa.

So ra dan mamanya berada di pantai. So ra mendapat kerang yang bagus dan ingin memperlihatkan kepada mamanya. “omma, ini kerangnya….” Teriak So ra dan berbalik. So ra melihat kesekeliling namun mamanya tidak ada dimanapun. “omma…….. omma………….” Teriak So ra sambil menangis.

So ra membuka mata dan bangun perlahan2. So ra melihat mamanya masih berada disampingnya dan tertidur pulas. So ra mengecek apa mamanya masih bernafas atau tidak. So ra bersyukur karena kejadian yang dialaminya tadi cuma mimpi buruk.

Teman Go eun baru saja pulang dari mengantar gaun pengantin. “makanya unnie, harus mencari karyawan lagi” ucap Go eun yang mendengar keluhan temannya “untuk apa aku harus mencari lagi, aq sudah memiliki karyawan dan sahabat yang hebat sepertimu” . Go eun terdiam mendengar ucapan temannya “tidak lama lagi, aku tidak bisa masuk kerja dan menemanimu” ucap Go eun tenang “ahhhhh….. jhinjja. Kenapa tidak bisa?ada yang memberimu gaji yang lebih besar atau kau mau membuka toko lagi” keluh teman Go eun “aku akan pergi………… Go eun terdiam dan melanjutkan ucapannya dengan mata berkaca2 “ke ayah So ra”. Teman Go eun terdiam dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Go eun.

Go eun sampai di rumah kakaknya dan disambut oleh kakak ipar. “apa So ra disini unnie?” tanya Go eun “ya, dia diatas. Dia bilang ingin tinggal disini” jawab kakak ipar Go eun “aku ingin tinggal dan makan disini, tidak mau pulang pergi rumah” ucap So ra ketika turun dari tangga. “barang2 mama juga sudah kubawakan dan mama juga akan tinggal disini” tambah So ra menunjuk barang2 mamanya yang tergeletak di samping tangga kemudian membawanya ke atas dan tersenyum. Kakak ipar Go eun juga ikut tersenyum melihat tingkah lucu keponakannya.

Teman sekaligus Bos Go eun sampai di apartemen Go eun dan membawa patung manakin serta kain2 yang dibutuhkan untuk membuat baju pengantin. Ia terduduk lemas dan mulai memikirkan apa yang diucapkan Go eun. Dia mulai membuat baju pengantin untuk So ra yang yang merupakan impian Go eun. Perlahan2 dia mulai meneteskan air mata dan seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi dengan sahabatnya.

“Nyonya Kim Min Ja, aku sangat terkejut” gumam Go eun pada dirinya sendiri begitu melihat hasil rancangan sahabatnya. Go eun mulai memperbaiki hasil rancangan sahabatnya yang belum selesai.

Go eun bertemu dengan kakaknya “kasihan kamu, dari dulu selalu saja susah” ucap kakak Go eun “aku sudah sering mendengar kata2 itu” jawab Go eun santai “kamu tertawa?” tanya kakaknya “aku sudah lelah menangis” jawab Go eun kali ini dengan senyuman. “bagaimana dengan So ra?” tanya kakaknya . Go eun hanya terdiam dan matanya mulai berkaca2. “aku yang akan membesarkannya, mungkin belum waktunya untuk berkata seperti ini. Usaha suamiku bangkrut dan kami berencana pindah keluar negeri dan aku akan membawa So ra” ucap kakak Go eun . Go eun yang mendengarnya kaget “Canada tempat yang baik untuk belajar, daripada orang lain lebih baik saudara sendiri kan. Aku tahu saat ini kamu pasti lelah dan capek kan. Tetapi untuk So ra, dia sudah tidak mempunyai ayah dan juga ibu yang tidak pernah memperhatikannya. Uang asuransi akan diberikan ke So ra kan?” tanya kakaknya.

“kenapa diluar?” tanya kakak ipar Go eun yang baru saja datang dari berbelanja “tadi kakakq datang, katanya usaha suaminya sedang tidak baik. Ia berencana keluar negeri dan ingin membawa So ra bersamanya” jawab Go eun dengan tatapan nanar. Kakak ipar Go eun yang mendengarnya kaget “ternyata dia sudah berubah baik hati” ucapnya “dan meminta uan asuransi” tambah Go eun.

Kakak ipar Go eun yang tidak diterima Go eun diperlakukan seperti itu mendatangi rumah kakak Go eun. “unnie, ada apa?” tanya kakak Go eun “kamu manusia atau apa?” ucap kakak ipar Go eun dan menampar pipi kakak Go eun “apa maksudmu?” tanya kakak Go eun heran “orang yang akan meninggal sedang kebingungan dengan anaknya dan lupa kalau dirinya sedang sakit. Kenapa kalau usahamu bangkrut, kamu urus sendiri saja. Minta bantuan dengan Go eun….. dia tinggal bersamaku sebelum ibunya meninggal, dia sudah kuanggap seperti adik, teman dan keluargaku, So ra pun aku anggap seperti anakku sendiri walaupun Go eun akan meninggal….. Dia akan meninggal” teriak kakak ipar Go eun.

Go eun melihat surat2 asuransi. Dia kemudian mengambil album foto dan mulai membuka lembaran demi lembaran. Go eun tersenyum melihat foto2 So ra dan dirinya. Tanpa terasa air matanya mulai menetes perlahan2 melihat foto-foto So ra.

So ra duduk disamping tempat tidur dan tidak memperdulikan panggilan adik sepupunya yang mengajaknya bermain. So ra marah mendengar ucapan kakak sepupunya Min u yang mengatakan kalau ibunya sedang sakit keras. “Ayo makan” teriak tante So ra dari bawah yang menghentikan perkelahian mereka.

Di meja makan, Go eun terlihat sedih dan tak henti2nya meminta maaf kepada kakak dan kakak ipar karena sudah merepotkannya. Min U kembali mengejek dan mencari masalah dengan So ra. Min U memasukkan sendoknya ke dalam sup So ra dan hal itu membuat So ra jijik dan tidak ingin memakan makanannya lagi. “So ra makanlah” ucap Go eun “andwae, bisa muntah” jawab So ra keras kepala. Go eun yang marah dengan sikap So ra mengajaknya ke kamar dan mulai memarahinya.

“sampai kapan kau mau seperti ini? Dulu dengan temanmu, hari ini dengan kakak Min U. om dan tante selalu baik denganmu, kamu tidak boleh seperti itu. Kamu berbuat salah atau tidak” teriak Go eun. So ra hanya tertunduk “sampai kapan kau mau seperti ini?siapa yang akan menerimamu nanti” tambah Go eun “Omma-ah” teriak So ra dan mulai menangis “omma saja yang bisa menerimaku seperti ini, aku hanya ingin dengan mama.membelikanku barang-barang seperti itu dan mama tidak ada, siro…. Aku hanya punya mama, tetapi mama ingin pisah denganku.mama jangan meninggal, mama tinggal bersama denganku” ucap So ra. Go eun ikut menangis mendengar ucapan So ra dan memeluk anaknya. “maafkan mama, mama akan tinggal bersama So ra” ucap Go eun masih memeluk So ra.

Go eun dan So ra tidur bersama. Go eun tidak henti-hentinya mengigau dan memanggil nama So ra “Jang So Ra, sudah tidur?” tanya Go eun begitu sadar “tolong nyanyikan mama sebuah lagu” pinta Go eun “bukannya mama yang harus menyanyi untuk So ra?” tanya So ra “sekali saja” pinta Go eun. So ra mulai bernyanyi dan Go eun perlahan2 tertidur. “sekarang gantian” ucap So ra “omma” panggil So ra namun Go eun tidak menjawab. Go eun bangun dari tidurnya dan memanggil-manggil nama mamanya namun mamanya tidak menjawab.

Go eun tidak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit dengan Ambulans. So ra meronta-ronta dan ingin ikut dengan mamanya, namun petugas rumah sakit melarangnya ikut. Tante dan om So ra datang begitu mengetahui Go eun pingsan dan tak sadarkan diri. Akhirnya petugas rumah sakit mengizinkan So ra ikut dengan ditemani tante dan omnya.

So ra terduduk lemas di bangsal rumah sakit . Dia mengingat permintaan mamanya yang menginginkan dirinya punya banyak teman dan melihatnya bermain balet.

Kim Min ja, sahabat Go eun datang menjenguknya. “wah, sepertinya disini enak sekali.apa aku juga harus tinggal disini?” ledek Kim Min Ja. Kim Min ja memperlihatkan foto hasil jahitan baju pengantin untuk So ra kepada Go eun. Go eun sangat senang melihatnya dan mengucapkan terima kasih kepada Kim Min ja. Go eun terus memandangi foto baju pengantin hasil rancangan sahabtnya dan tiba2 pandangannya menjadi kabur. Go eun tidak bisa melihat jelas foto yang berada ditangannya.

So ra datang ke tempat les dan meminta ijin kepada gurunya agar bisa ikut les balet lagi. “So ra jangan kelas ini, kelas ini sebentar lagi akan manggung” “aku ingin berlatih balet, aku pasti bisa guru. Sungguh”. So ra akhirnya diizinkan ikut berlatih dengan teman-temannya namun dia masih saja melakukan kesalahan.

“sudah sampai ke kepala, makanya ada gangguan penglihatan” ucap dokter kepada Go eun “apakah bisa jadi buta?” tanya Go eun. Dokter terdiam dan Go eun tersenyum “jahat sekali” ucap Go eun.

Ji Hoon mendengar teman-teman So ra yang membicarakan So ra yang tidak angin, tidak ada hujan tiba-tiba ingin latihan balet lagi. Ji Hoon melihat So ra keluar dari kelas dan mengantarkannya ke rumah sakit. Di mobil dalam perjalanan ke rumah sakit, So ra hanya diam dan tidak berbicara sama sekali. Ji Hoon berusaha menghibur So ra yang sedang bersedih. Ji Hoon kemudian bertanya kenapa So ra tiba-tiba ingin main balet “karena keinginan mama” jawab So ra tertunduk.

Ji Hoon sedih melihat So ra yang terus saja diam dan tidak seperti biasanya yang selalu ceria. Dia teringat kata-kata So ra sewaktu di mobil “sebelum mama pergi ke ayah, aku ingin tampil di depan mama tetapi guru menyuruh aku ikut ke kelas lain”.

So ra berlari ke kamar tempat mamanya dirawat dan senang karena mamanya baik-baik saja.

Di sekolah, So ra menghampiri Jin A “ada apa?” tanya Jin A “pergi denganku ke suatu tempat” jawab So ra dan memberikan sebuah kotak kepada Jin A. So ra melihat minuman di tangan Jin A dan memintanya “boleh aku meminumnya?” tanya So ra dan mengambil minuman dari tangan Jin A. So ra terus memandangi minuman yang berada di tangannya dan perlahan-lahan mulai meminumnya walapun sebenarnya dia jijik dan tidak mau meminum sisa orang lain. Teman-temannya heran melihat sikap So ra “ada apa denganmu? Apa kau ingin bertengkar denganku lagi?” tanya Jin A heran “mianhae” ucap So ra.

“Omma” teriak so ra begitu samapi di depan kamar mamanya. So ra membawa teman sekelasnya dan menujukkan kepada mamanya agar mamanya senang “mama, ini Jin A.aku sudah minta maaf dengannya” ucap So ra memperkenalkan Jin A. Go eun sangat senang melihatnya.

Jin Hoo berdiri di depan gedung tempat latihan dan menunggu guru So ra keluar dari gedung. Jin Hoo jadi salah tingkah melihat guru balet So ra keluar dari gedung. Bibirnya terkunci dan lupa apa yang akan dikatakannya padahal tadi dia sudah latihan. Jin hoo mengumpulkan segenap keberaniannya dan berteriak memanggil guru So ra sebelum berjalan jauh.

So ra diizinkan ikut berlatih kembali dengan teman-temannya dan itu semua berkat Jin Hoo yang meminta tolong kepada guru So ra agar mengizinkan So ra ikut latihan lagi dengan menjelaskan keadaan mama So ra. So ra serius latihan dan Jin Hoo dengan setia menemani So ra latihan dan tanpa disadari dia juga ikut menari bahkan benih-benih cinta mulai tumbuh dihatinya kepada guru So ra.

Kakak perempuan Go eun datang menjenguk Go eun dan membawakan bunga Pocerika. Dia meminta maaf karena sudah berlaku kasar kepada Go eun dan meminta kepada Go eun untuk tidak mengkhawatirkan So ra. Sayang Go eun sedang tertidur saat kakaknya datang namun dia tahu jika kakaknya sangat menyayanginya.

Kim Min Ja datang ke tempat latihan So ra dan membawakan baju balet untuk So ra dan teman-temannya yang akan digunakan pada saat tampil diatas panggung.

Go eun bersikeras keluar dari rumah sakit agar bisa melihat So ra tampil diatas panggung. Namun kakak iparnya melarangnya. “ini keinginanku unnie dan So ra sudah mewujudkannya, jadi aku harus datang meihatnya”.

“tante yang membuatnya ya?” tanya So ra kepada Kim Min ja yang sedang memakaikan baju balet kepadanya. “apanya?” tanya Kim Min Ja berpura-pura. “makasih” ucap So ra malu-malu.

Satu persatu peserta mulai tampil diatas panggung dan Go eun dengan setia menunggu giliran So ra tampil. “So ra pasang ini ya” ucap Kim Min ja dan memperlihatkan bros kepada So ra “tidak bisa” jawab So ra “biar mama bisa melihatmu dengan jelas, biar beda” bujuk Kim Min Ja dan memasangkan bros di baju So ra.

Tiba giliran So ra tampil. Dia sedikit gugup namun dia berusaha sebaik mungkin agar bisa tampil bagus di depan mamanya. Go eun terlihat sangat senang begitupun dengan Ji Hoon dan guru balet So ra yang berdiri dibelakang panggung memberikan dukungan. Kim Min Ja memberitahukan kepada Go eun kalau dia sudah memasang bros di baju So ra agar Go eun bisa melihat So ra walaupun penglihatannya sudah tidak jelas. So ra tersenyum karena mamanya datang dan melihatnya tampil.

“hari ini kamu cantik sekali”ucap Go eun. So ra tersenyum mendengar pujian dari mamanya. Go eun dan So ra tidur bersama, dan So ra mulai menguap sepertinya mengantuk. “kamu ngantuk ya?” tanya Go eun tersenyum “tidak, aku tidak mau tidur” jawab So ra dan perlahan2 matanya mulai tertutup dan tertidur di pelukan mamanya.

Penyiar Radio membacakan permintaan lagu dari para pendengar. “wah ada kiriman lagu dari murid SD HYO JA bernama Jang So ra.

Untuk mamaku yang kucintai. Aku senang menjadi anak mama, marah-marah karena mama tidak bisa masak dan selalu sibuk. Mama maafkan aku, walaupun seperti itu aku sangat mencintai mama”

Go eun tersenyum mendengar pesan So ra yang disampaikan penyiar radio. Go eun mengingat kata-kata So ra beberapa waktu yang lalu kepadanya “Omma… Omma sakit? Omma aku ingin menggantikan mama sakit. Omma, aku akan mencuci piring, bersihkan rumah dan memasak.mama hanya tiduran saja. Omma bisakah tinggal denganku selamanya. Omma aku mencintaimu”.

Go eun menatap wajah So ra dan membelai rambut So ra “So ra, bagi mama So ra adalah sebuah hadiah. Apakah bagi So ra mama sebuah hadiah juga. Mama sangat mencintaimu So ra”. Air mata Go eun mulai menetes.Go eun semakin mempererat pelukannya kepada So ra dan tidak ingin meninggalkannya lagi walaupun hanya sesaat.

Matahari pagi menyinari kamar. So ra perlahan-lahan membuka matanya “Omma” panggil So ra “mama masih tidur?” tanya so ra lagi namun Go eun tidak menjawab. So ra bangun dari tidurnya dan menatap wajah mamanya “Omma, hari ini aku libur kan?” tanya So ra lagi pada mamanya. So ra turun dari kasur perlahan-lahan dan mengambil air kemudian menyiramnya ke tanaman Pocerika yang dibawa tantenya. “Omma, bunga ini akan lebih segar jika diberi air pagi-pagi. Omma hari ini aku tidak sekolah dan akan menemani mama seharian. Bermain apa ya?” ucap So ra dan air matanya mulai menetes. “Omma ngantuk ya? Tidur lagi saja” tambah So ra dan keluar dari kamar. So ra berdiri di depan pintu kamar mamanya dan terus tertunduk.

Para Dokter datang dan ingin memeriksa keadaan Go eun. “hai So ra, apa tidurnya nyenyak?” tanya salah satu dokter “masuk sebentar ya?” ucap dokter. “andwaeyo, mama sangat lelah” ucap so ra dan berdiri di depan pintu menghalangi dokter untuk masuk. “kalau begitu hanya sebentar” bujuk dokter. Namun So ra bersikeras tidak mengizinkan dokter masuk memeriksa mamanya. “andwae, andwae” teriak So ra mencoba menghalangi dokter, namun dia tidak berdaya mencegah para dokter masuk. “Omma…..Omma……Omma” teriak So ra sambil menangis. Om dan tante So ra datang dan mencoba menenangkan So ra.

Go eun sudah meninggal dan So ra berpura-pura jika mamanya masih hidup dan sedang tertidur. Dia terus mengajak mamanya berbicara seakan-akan mamanya masih bisa mendengarnya. So ra terus berteriak memanggil nama mamanya begitu dokter masuk. So ra tidak ingin para dokter masuk dan memeriksa mamanya dan mengatakan kepadanya jika mamanya sudah tidak ada…. (hiks,hiks,hiks…. Sedih banget chingudeul).

So ra memandang keluar jendela, diluar sedang hujan deras.

So ra berdiri di depan gedung sekolah sambil memandangi langit. Dia tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. So ra kemudian berjalan perlahan-lahan dan masih tersenyum dengan payung ditangannya.

Nah, ini So ra pas dewasa dan memakai baju Pengantin rancangan mamanya...



No comments:

Post a Comment